Aku menatap Will yang tengah membantu beberapa gadis yang sedang melipat tenda. Bahkan ada beberapa gadis yang secara terang-terangan mendekatinya. Astaga kenapa aku menjadi kesal seperti ini?.
Memang salahku menyuruh Will untuk membantu mereka. Kalau begitu akan aku biarkan mereka kesusahan saja. Astaga Daisy apa yang kau pikirkan.
Will terlihat berbalik dan aku langsung mengalihkan pandanganku menatap kearah lain. Dia duduk di sampingku, aku tau dia sedang menatapku tapi aku tidak berniat menatapnya sama sekali.
"Cell" panggilnya, aku diam.
"Will"
Suara seorang gadis. Siapa lagi dia? Aku menatap seorang gadis yang berdiri dengan malu-malu di depan William.
"Aku membawa kue siapa tau kau dan adikmu mau memakannya" katanya.
Apa?
Aku
Adiknya?!!!!!!!!Aku menatapnya tak percaya, adiknya... Sudah berapa kali aku dianggap sebagai adik Will?.
William mengangguk dan mengambil kue di tangan gadis itu. Oh dia membenarkan hal itu! Jadi perkataannya kemarin malam hanya bualan belaka?! Aku tidak mempercayainya.
Aku membali mengalihkan pandanganku kearah lain, menyebalkan sekali.
"Cell kau kenapa?"
Tidak usah bicara padaku!.
"Hei kau marah?"
Ya!
"Kau marah karena dia menganggapmu adikku?"
Itu salah satunya.
"Cell kemari"
Tidak mau, aku tidak menjawabnya hanya menatap kearah depan secara terus-menerus. Aku bahkan membelakanginya sekarang.
Aku mendengar kekehan darinya, kau menyebalkan sekali William!.
"Hei"
Dia berjongkok di depanku, aku tidak menatapnya sama sekali. Aku beralih menatap sekitar.
"Cell, lihat aku" katanya sembari menarik sebalah tanganku.
"Apa" kataku pada akhirnya.
Aku menatapnya dengan wajah marah, lihat saja dia bahka masih bisa tertawa.
"Kau marah?" tanyanya.
Aku menghela nafas dan mengangguk, lalu menatpnya tajam.
"Semua orang menganggapku adalah adikmu, tapikan aku ini kekasihmu Will!" kataku sembari menahan marah.
"Kau juga berdekatan dengan mereka" lanjutku.
"Dan kau tidak menjelaskan pada gadis tadi, apa aku ini penting untukmu? Kenapa kau tidak mengatakan kalau aku bukan adikmu tapi kekasihmu?!"
Will justru tertawa, lihatlah aku mati-matian menahan amarahku dia malah tertawa!. Aku menatapnya tak percaya, astaga kenapa kedua mataku memanas. Aku menghempaskan tanganku yang sedang ia pegang dan hal itu membuatnya berhenti tertawa.
"Hei jangan menangis" katanya dengan wajah serius.
Ini karena kau bodoh!.
"Cell"
Aku hanya diam sembari meneteskan air mata. Astaga ada apa dengan diriku?. William menggeleng dan menarik kursi di sampingku. Dia duduk di depanku dan mengusap air mataku yang mengalir di kedua pipi.
"Kau jahat sekali" kataku sembari menahan isakan.
Dia menggeleng dan menarikku masuk kedalam pelukannya. William menggeleng dan mengusap pelan surai rambutku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALSTROEMERIA [TAMAT]
Fantasy•...• Cerita ini akan mengisahkan perjuangan Daisy dalam mengubah takdir kehidupan Cellyn yang tragis. Cellyn, gadis yang memerankan peran antagonis di cerita ini. Apakah Daisy bisa mengubah takdir hidup Cell? Atau dia malah menjadi seorang yang s...