Isty dan Lea, kedua gadis itu sedang berjalan di koridor sekolah. Berniat untuk pergi ke kantin namun mereka mengurungkan niat nya. Mereka baru ingat jika Elma sedang berada di Uks, jadi mereka akan pergi ke sana saja.
Sekarang sudah waktunya istirahat. Tadi setelah pembelajaran selesai, mereka memang sudah akan pergi ke sana. Tapi nampaknya niat mereka untuk pergi ke Uks terhalang oleh ketiga cowok di hadapan keduanya sekarang.
Siapa lagi kalau bukan Bagas, Evan dan Atta. Ketiga cowok itu menghalangi jalan Isty dan Lea menuju Uks. Dengan Bagas yang bersandar di tembok sekolah, sementara Evan dan Atta berdiri di depan mereka dengan menyilangkan kedua tangan nya.
Isty menaikkan satu alisnya. Nampak nya gadis itu sudah mulai terpancing. "Lo berdua ngapain?, Minggir! Kita mau lewat" Ucap nya dengan ketus.
"Gak bisa, lo berdua mau ke uks kan?"Ucap Atta
"Itu lo tau, Minggir!" Lea berusaha untuk menerobos, namun Atta dan Evan segera menghalanginya.
"E eh, gak bisa. Lo berdua gak boleh ke sana" Atta mendorong tubuh Lea dengan pelan.
Isty menyernyitkan dahinya. "Kenapa kita gak boleh kesana!?" Ucap Isty
"Pokoknya gak boleh" Ucap Atta
"Apaan sih lo ta. Minggir gak? Kita Mau ketemu sama si Elma. Minggir!" Lea mencoba lagi untuk menerobos kedua lelaki itu, namun kedua cowok sialan itu menghalangi nya lagi.
"Lea ku sayang, lo budek atau gak bisa denger?. Gue bilang gak usah, ya nggak usah, paham?" Ujar Evan, dengan memegang bahu gadis itu.
Lea menepis tangan Evan secara kasar. "Idih, gak usah pegang pegang! dan gak usah panggil gue sayang!" Ucap nya dengan sarkas. Lea mengusap bahu nya itu dengan ogah ogahan.
"Yaudah, kalau lo gak mau gue pegang lagi, makannya pergi dari sini sekarang juga." Ucap Evan dengan santai nya.
"Heh, lo berdua punya hak apa buat ngusir kita dan ngelarang kita buat ke uks?" Ucap Isty dengan menyilangkan kedua tangan nya di dada. "Punya hak apa heuh?" Ucap isty dengan memiringkan kepalanya.
"Lo berdua mau nantangin gue, apa gimana?"
"So so an mau ngelarang, pake ngusir segala lagi" Ucap isty dengan meremeh.
Bagas yang mendengar penuturan Isty barusan. Kini cowok itu menyahuti, mengalihkan atensinya dan menghampiri gadis itu dengan memasukan kedua tangan nya di saku celana.
"Lo paham bahasa manusia gak?" Ucap Bagas menatap isty dengan sedikit menunduk. Jarak antara keduanya lumayan sangat dekat.
Isty mendongkak, tidak mau kalah menatap tajam Bagas.
"Kalau temen gue bilang gak bisa. Ya gak bisa, paham?" Ucap Bagas lagi.
Gadis itu tersenyum remeh, cowok di depan nya ini memang bego apa gimana. " Lo pahamkan bahasa manusia?" Ucap nya dengan mengulang perkataan Bagas tadi. Bagas cowok itu menaikkan satu alisnya.
"Lo punya hak apa?" Ucap Isty seraya mendorong dada bidang milik Bagas menggunakan jari telunjuk nya.
Bagas menatap telunjuk isty yang masih ada di dada nya. Cowok itu menatap kembali Isty, yang tengah menatapnya dengan tersenyum remeh.
"Kenapa? Gue salah ngomong ya?" Tanyanya dengan suara ledekan. Gadis itu menarik tangan nya, mengusap ngusap telunjuknya itu dengan satu tangan nya lagi.
"Sorry yah, gue udah nyentuh lo" Ucap gadis itu dengan menekan kata sentuh.
"Abisnya kalau gue gak nyentuh lo. Lo nya gak tau diri sih, bisa bisa nya ngelarang gue. Pake ngusir segala, di tanya apa hak lo malah diem aja, jadi nya ya ginih" Ucap Isty dengan santai nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Mantan✔
Teen FictionSatu tahun tidak saling bertanya, membuat Arga tidak bisa menahan rasa rindunya pada Elma. Elma Tiana. Gadis kalem yang mampu membuat Arga luluh akan cintanya. Arga yang datar, pendiam, tidak banyak bicara, bahkan akan kejam bila di usik, akan menja...