Satu minggu berlalu kini Elma dan Ken sudah bisa membawa kedua orang tuanya untuk pulang ke rumah. Seperti apa yang di katakan dokter pada waktu itu jika kedua orang tuanya harus di rawat satu minggu hingga kondisi nya benar benar pulih, itu terjadi. Sekarang fadli dan Ratna sudah sembuh total, sudah bisa bicara lagi dengan normal hanya saja luka dan sayatan sayatan itu masih perlu di obati lagi dengan di beri resep dari dokter.
Kini mereka sudah sampai di kediaman nya. Netra fadli dan Ratna menatap lekat satu sama lain istana di hadapan nya sekarang. Memory beberapa tahun ke belakang tersirat pada ingatan mereka. Kemarin mereka dengan gampang nya meninggalkan Istana ini, dan sekarang dengan susah payah akhirnya mereka bisa kembali lagi kesini. Rumah yang dulu dia tempati bersama dengan keluarga kecilnya, rumah yang menjadi saksi bisu betapa sulit nya dulu dirinya membangun segala sesuatu yang mereka miliki sekarang dari nol.
Ada rasa dalam hati mereka sekarang, mereka berjanji tidak akan pernah lagi meninggalkan rumah dan kedua anak nya lagi. Sampai kapanpun kesalahan yang mereka perbuat pada kedua anak nya akan mereka pertanggungwabkan.
Ken yang mengerti akan lamunan mereka, memegang kedua bahu milik fadli. Membuat pria itu menghentikkan memory kesalahan nya di masa lalu.
"Ayok pah, masuk" Ucap Ken
Fadli mengangguk, melangkahkan kaki itu dengan perlahan, di ekori dengan Ratna di belakang nya yang di bopong setia oleh Elma.
Disini mereka berkumpul, di ruang tengah yang menjadi tempat favorite mereka dulu saat ingin berkumpul dan bercanda bersama. Dimana fadli dan Ratna yang baru saja pulang dari kantor selalu di tunggu dan di sambut hangat oleh kedua anak nya yang hanya ingin menghabiskan waktu meski sebentar.
Dirga, Rahma dan Arga yang datang sejak beberapa menit yang lalu ikut dalam larut suasana kebahagiaan mereka. Apa lagi Rahma, wanita itu menatap Elma dengan penuh senyuman. Dia bisa lihat jika gadis yang di cintai putranya ini begitu bahagia, sangat terpancar jelas dari wajah gadis itu. Kebahagiaan yang selama Elma tunggu, kini sudah di depan mata. Jujur Rahma juga ikut bahagia melihat gadis itu tersenyum seperti ini.
"Rahma" Ujar Ratna, pada sahabat nya itu yang berada di duduk di samping nya.
"Kenapa Ratna?"
Wanita paruh baya itu memeluk Rahma sebentar, sebelum akhirnya menarik tubuh nya kembali. "Terimakasih sudah menjaga Elma selama ini" Ucap Ratna.
"Terimakasih sudah menjaga anak anak saya" Ucap wanita itu.
Rahma tersenyum mengangguk, menggenggam tangan milik Ratna."Elma sudah saya anggap seperti anak saya sendiri. Saya berhak menjaga nya karena anak kamu adalah salah satu kebahgiaan anak saya" Ucap Rahma.
Ratna mengalihkan netranya pada Arga. Cowok itu yang duduk di sofa sebelahnya bersama dengan Elma. "Kamu pacar nya Elma?" Tanya wanita itu baik.
Arga terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Ratna. Cowok itu menolehkan pandangan nya ke samping Elma. Menatap gadis itu.
"Elma bukan pacar saya, tapi Elma milik saya" Ucapnya dengan senyum lekat pada gadis di samping nya.
Mereka yang mendengar itu, terkekeh seraya menganggukkan kepala. Dasar anak muda.
Elma hanya tersenyum menanggapi ucapan Arga.
"Jadi gimana, kalian pacaran atau tidak?" Tanya Ratna lagi untuk menggoda keduanya.
"Sudah lah mah, jangan ganggu mereka" Sela fadli. "Mamah tidak mengerti dengan perasaan putra mamah yang satu ini hm?" Fadli menepuk pundak Ken yang duduk di samping nya. Ken yang mengerti itu sontak saja menatap datar semua nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Mantan✔
Teen FictionSatu tahun tidak saling bertanya, membuat Arga tidak bisa menahan rasa rindunya pada Elma. Elma Tiana. Gadis kalem yang mampu membuat Arga luluh akan cintanya. Arga yang datar, pendiam, tidak banyak bicara, bahkan akan kejam bila di usik, akan menja...