39 - Perdebatan kecil

1.7K 108 1
                                    

.

Kakinya melangkah dengan cepat. Adya berlarian di area gedung, membuat para tamu yang lain kebingungan. Karena di belakang Adya, anak-anak yang lain pun ikut berlarian mengejarnya.

Mobil Honda Brio merah terparkir tepat di depan pintu masuk gedung pesta tersebut. Gerakan refleks, Adya membuka pintu mobil penumpang itu. Kemudian masuk, dan melihat pemilik mobil itu tengah menatapnya bingung.

Saat pemilik mobil itu ingin membuka suaranya, Adya menyela lebih dulu. "Anterin gua sekarang!!." dengan penuh penekanan dan nafas yang masih memburu.

Merasa tersihir dengan perintah Adya, orang itu mengangguk, kemudian menjalankan mobilnya.

Agam dan anak yang lain sampai di depan pintu masuk. Mereka menatap kepergian mobil yang Adya tumpangi. Setelah itu mereka berlari ke parkiran motor, mengikuti mobil merah itu.

****

"Iya, ayo berdiri." Adriana membantu wanita itu untuk berdiri dan membawanya kepinggir, menepi di dekat halte bus.

Adriana melihat tingkah laku wanita ini sangat aneh. Tatapan yang sayu, tubuh yang kurus serta urat dari tangan sangat terlihat jelas. Logo rumah sakit dari baju wanita itu bertuliskan 'RSJ Harapan II' dia jadi mengerti, bahwa wanita ini adalah salah satu pasien rumah sakit jiwa yang mungkin kabur.

Adriana melirik arloji yang berada di pergelangan tangannya. Waktu menunjukkan semakin malam, dia tidak akan bisa sampai ke acara pesta dalam waktu yang dekat.

"Permisi! Maaf.."

Adriana mendongak, dua pria dengan seragam pakaian perawat berada di depannya. Juga Adriana merasakan lengannya yang memanas karena pegangan erat dari wanita itu. Dia sangat ketakutan saat melihat dua perawat yang akan membawanya kembali ke rumah sakit.

"Mereka jahat!!! Saya tidak mau kembali, saya mau cari anak saya!!!" teriak wanita itu sembari mengumpat di belakang tubuh Adriana.

"Bu Asla, ayo bu kita pulang!" ujar salah satu perawat.

Wanita itu menggeleng dengan cepat bahwa ia tidak mau pergi bersama dua perawat itu.

"Ok ok Mas! Biar saya aja yang bicara." ucap Adriana.

Adriana membalikan tubuhnya, mencoba berbicara pelan-pelan dengan wanita itu.

"Ibu, anak ibu udah ada kok sama mereka jadi ibu pulang ya biar bisa temui anak ibu." Wanita itu menggeleng tidak mau.

"Kamu bohong ya? Hahaha!!"

Adriana menghela nafasnya, "saya gak bohong kok coba tanya sama Mas nya. Iya 'kan Mas?" dua perawat itu mengangguk.

"Ayo bu Asla, saya udah buatkan bubur manis buat ibu." ajaknya lagi. Wanita itu berpikir, tak lama mengangguk.

"Anak saya?" Perawat itu mengangguk, "ayo kita pulang yaa.."

"Mba, sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Maaf sudah mengganggu waktunya, kalau gitu saya pamit dulu. Selamat malam." Pamitnya.

Adriana mengangguk tersenyum ramah. "Malam, sama-sama Mas."

Adriana kembali masuk ke dalam mobilnya. Kemudian melaju dengan kecepatan rata-rata untuk segera menuju sampai di tempat pesta.

****

Mobil Adriana masuk ke dalam kawasan parkir. Melihat parkiran sangat di penuhi oleh kendaraan lain, Adriana memutar balik arah dan langsung melewati pintu depan gedung dan memarkirkan mobilnya di area belakang.

Double'A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang