Happy Reading!!
Jangan lupa votenyaa....
Ig: @shafadlhptrr_
Enjoy guys!
.
Di hari sabtu malam ini, jalanan begitu macet oleh kendaraan. Orang-orang meikmati malam minggu dengan keluar dan bermain. Seperti, saat ini Adriana tengah duduk di taman. Dia beristirahat sebentar, untuk menenangkan pikirannya yang akhir-akhir ini memenuhi isi kepalanya.
Tetapi, ia salah tempat. Dia malah bertemu banyak orang yang berpasangan. Karena terlanjur, akhirnya dia tetap duduk, sesekali matanya melihat mereka yang sedang berpacaran.
Beralih, matanya memandang langit yang indah, serta bertabur banyak bintang. Semilir angin yang berhembus menerpa kulitnya, dia tidak memakai jacket. Hanya memakai baju lengan panjang berwarna abu, warna favoritnya.
Tetap saja, sekarang ia sedikit kedinginan. Pikirannya, kembali mengingat Cristy. Dia sangat merindukannya, meskipun tidak pernah bertemu. Dia harus, menyempatkan waktunya untuk bisa sesering mungkin mendatangi makam sang ibu.
Berlarut dalam pikirannya, Adriana merasakan punggungnya menghangat. Sebuah jacket terpasang dengan sempurna di punggungnya, dia melirik melihat seseorang duduk di sampingnya.
"Pake aja, biar gak dingin." Katanya, Adriana tersenyum kaku.
"Thanks. Tapi, lo kedinginan?" Ucap Adriana, orang itu menggeleng.
"Gak apa-apa, gue kuat kok." Ucapnya, Adriana tersenyum.
"Lo ngapain sendiri disini? Miris banget, ngeliatin orang pacaran." Katanya.
Adriana tersenyum kecil. "Lagi pengen aja." Ucap Adriana.
"Pengen apa? Pacaran? Ayo!" Ucapnya antusias.
Addiana mengerutkan keningnya. "Ngaco!" Kekeh Adriana.
"Lo ngapain disini?" Tanya Adriana.
"Gue cari angin, kebetulan lewat dan liat lo disini." Ucap Gara, mengacak rambut Adriana.
Adriana membenarkan rambutnya yang berantakan karena Gara. Jantungnya kembali berdetak tidak normal.
Tiba-tiba, orang-orang sekitar taman itu berlarian. Adriana dan Gara, menatap aneh. "Mereka kenapa?" Ucap Adriana.
Dia bangkit dari duduknya, melihat ke arah belakang. Sekitar 30 preman sedang berkelahi dengan orang yang dia kenal. Mereka ketujuh anggota inti Phoenix.
Adriana bersiap melangkah, namun tangannya ditahan oleh Gara. "Mau kemana? Jangan kesana." Kata Gara.
Adriana melepaskan cekalannya. "Gue harus bantu mereka!" Ucap Adriana berlari mendekat ke kerumunan itu.
Rifki yang tersadar dan melihat Adriana berlari ke arahnya. Membuat Rifki menghentikannya. "Neng geulis! Jangan kesini, bahaya." Adriana menulikan pendengarannya.
Bugh!
Satu pukulan dari preman itu melayang di wajah Rifki, dia memundurkan langkahnya karena tidak siap. Adriana yang melihat itu, kesal sendiri. Dia mendekat, menendang wajah preman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Teen Fiction[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...