Berteman sama aku di instagram yuk, @shafafdlhptr_ follback, DM yaa..
.
Malam ini Adriana berdiam diri di balkon. Dia tidak bisa tidur jadinya sekarang ia berada di balkon melihat bintang-bintang yang berkilauan di temani dengan secangkir coffee moca latte buatan Mega. Coffee nya yang sudah tidak panas lagi karena terlalu lama di diamkan.
Dari tahun ke tahun yang penuh dengan luka. Dia berhasil mempertahankan sebelah sayapnya yang patah dan masih bisa untuk terbang sendirian.
Semesta yang selalu tidak ramah. Dulu, Albert berkata bahwa dewasa itu menyenangkan. Namun, kata dirinya dewasa itu menyakitkan.
Deg! Deg! Deg!
Jantungnya kembali berdebar lebih cepat dari biasanya. Tatkala mengingat kejadian beberapa jam lalu di Rumah Sakit.
Dia hanya bisa mengakhiri dengan kata "Yaudah mau gimana lagi."
Semakin dewasa rasanya kalimat itu semakin sering kita ucapkan. Jika saja ia tau jika urusan hati akan serumit ini ia tidak akan mencintai satu orang pun di Bumi. Termasuk, cinta pertama nya pada Albert.
Berulang kali ia merasakan gagal. Berharap bersandar di bahu sang Mama yang menenangkan. Mencoba menerima bagian terdalam kehilangan kembali. Tentang ikhlas yang tidak pernah sempurna.
Matanya menatap ke atas langit. "Maa, Riri butuh Mama."
"Aku capek Maa harus terus ribut sama isi pikiran aku sendiri."
"Perjalanan panjang yang aku lewati. Aku belum menemukan jawaban, syarat untuk menjadi manusia itu apa Maa?"
"Aku yang payah. Anakmu yang kalah Maa. Aku capek.."
Banyak hal yang kadang dewasa ini membingungkan. Terlalu banyak angan-angan yang akhirnya hanya ada di kepala.
Banyak sekali kesedihan yang ia tutupi agar ia sendiri terlihat kuat. "Berbagai macam luka udah pernah aku coba Maa. Gak ada yang gak parah."
"Semuanya berhasil membuat aku trauma dan kesakitan."
Adriana terisak, dirinya kembali ke masa kelam dulu. Tahun-tahun yang penuh dengan luka. Tahun dimana dirinya merasa tidak pantas untuk berada di dunia ini.
Sekarang, benteng pertahanannya runtuh kembali. Benteng yang dengan susah payah ia kokohkan, hancur dalam sekejap.
****
Lagi-lagi SMA Angkasa kembali heboh karena kericuhan Siswi Angkasa yang menyambut King of Angkasa kembali masuk ke sekolah. Terbilang 1 minggu, Adya berada di Rumah Sakit dan sekarang dia kembali sehat.
Deru knalpot motor memasuki kawasan parkiran Angkasa. Teriakkan siswi menyambut kedatangan 7 motor sport. Mereka adalah King of Angkasa, ke-7 inti Phoenix.
Aura dari ke-7 pria itu begitu sangat memancar. Ketampanan mereka terlihat saat ke-7 pria itu membuka helm fullfacenya, tentu saja teriakan para siswi sangat memekik di indera pendengaran.
Perbedaan mereka sekarang terlihat sangat fresh. Cukuran rapih di rambutnya membuat ketampanan mereka bertambah berkali-kali lipat. Masing-masing motor milik mereka pun dimodif dengan sangat elegan, menambahkan logo Phoenix di setiap badan motornya. Dan warna yang sama, di ganti menjadi warna biru ungu.
"Najis! Kecentilan banget tuh cewek-cewek. Aaaaa aaa aaa berisik lo semua!!" Mela mendumel, meledek teriakkan cempreng para siswi itu.
"Dih, ngapa lo? Sensi bener kayaknya." Dalia bertanya karena sahabatnya ini uring-uringan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Fiksi Remaja[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...