63 - Penangkapan Remon berakhir.

1.6K 102 27
                                    

.

2 tahun lalu...

Wira keluar dari sebuah Cafe lalu pergi menuju taman kota. Pandangannya tidak terfokus pada jalanan melainkan ponsel di genggamannya. Raut wajah Wira begitu serius memperhatikan layar ponsel seperti menunggu sesuatu.

Ting!

Pretta Aurora : _Aku masih di angkot. Kamu tunggu di gerbang taman ya.

Seulas senyum langsung terpatri di wajahnya. Seakan-akan menjadi orang paling bahagia Wira melangkah ringan dengan senyum yang tak luntur.

Setelah membaca pesan dari wanitanya, Wira memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Saat akan menyebrangi jalan. Dua motor dari arah kiri berhenti, dan menunjuk Wira sambil berteriak. "Woy itu si Wira!!"

Mendengar teriakkan dari dua orang itu Wira merasa was-was dan langsung berlari. Dia pikir, itu musuh yang mengincar Phoenix karena tidak terima akan ketenarannya pada saat itu.

Wira terus berlari kencang agar tidak tertangkap oleh dua orang itu. Dia juga tidak memakai atribut Phoenix, dan kenapa orang itu mengejarnya.

Wira melompat ke pagar taman, dia berlari dan bersembunyi di balik pohon-pohon besar yang minim akan pencahayaannya.

"Sial! Mereka siapa, kenapa nargetin gue!" Ucapnya sendiri, nafasnya juga ngos-ngosan.

Tak jauh dari tempat Wira. Seseorang menunggu kedatangannya. Sudah 15 menit sejak dia turun dari angkutan umum dia tidak menemukan Wira. Pretta juga terus menelepon pria itu tetapi tidak diangkat.

Ting!

Dia langsung melihat notifikasi pesan, berharap dari Wira ternyata dari orang lain.

08xxxxxxxx
Lo lagi nungguin Wira?
Gue liat dia ada di club nih!
Club A35.

Melihat pesan itu, keningnya mengerut. Apa karena ini Wira tidak datang dan membohongi dirinya?

Merasa percaya dengan pesan yang dikirimkan nomor tidak dikenal itu, Pretta mendahulukan rasa marah dan kecewanya. Dia bergegas pergi ke club yang dimaksud oleh si nomor yang memberitahunya.

Masih di tempat itu. Wira berhasil tertangkap, oleh dua orang tadi yang mengejarnya. Mereka langsung menghajar Wira tanpa aba-aba membuat Wira tersungkur ke belakang.

Wira sempet bangkit dan melakukan perlawanan, menghajar kedua orang itu dengan susah payah. Tenaganya mulai melemah, dan ia memaksakan untuk terus melawan. Dari arah belakang, Wira merasakan derap langkah beberapa orang. Dia menoleh, melihat 4 orang berpakaian hitam yang bersiap akan menghajarnya.

Wira tersentak, perutnya di tendang dari orang di depannya dan di tendang lagi oleh orang yang berada di belakangnya. Wira merasakan sakit yang berkali-kali lipat. Dua orang memegang tubuh Wira, kembali menghajar pria itu dengan membabi buta.

Dengan mata yang sayu, Wira masih setengah sadar meskipun tubuhnya sudah benar-benar lemas. Untuk berbicara pun dia tidak bisa, ia merasakan sesak yang begitu hebat di dada nya.

Wira mendengar beberapa orang itu berbincang. "Korban udah lemah. Gampang buat dia cepat mati."

"Gue kagak mau, lo aja yang bunuh!"

"Lo pada ngapain tuduh-tuduhan! Gue aduin bos tau rasa!"

"Yaudah cepetan lo aja!" Salah satu orang maju, dia mengambil gulungan kain yang berisi jacket serta atribut handband Outwals dan memakainya.

Double'A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang