.
Seseorang termenung di atas balkon kamarnya. Dia terduduk, menatap langit dengan hiasan bintang yang gemerlap. Serta semilir angin yang berhembus menerpa wajahnya. Membuat rambutnya yang terurai berterbangan ke belakang, menandakan bahwa angin malam ini sangat kencang.
Dunianya begitu kejam, dia tidak bisa terus menerus menyembunyikan sakitnya di sekitar keramaian. Kehidupannya masih berlanjut, tapi apakah dia akan keluar dari masa sulit ini? Sulit untuk bisa kita terima, kadang sesuatu yang telah terjadi pada kita saat ini pasti akan mendapat balasan yang setimpal? Akan ada saatnya dia terbebas dari masa sulitnya dan hidup dengan bahagia.
Hidup memang berjalan beriringan dengan masalah. Hidup tidak akan pernah berjalan mulus, apa yang sesuai dengan rencana kita. Pasti ada saja goresan kecil yang membuatnya telihat cacat.
Kita boleh saja mengeluh, tetapi jangan lupa setelahnya kita harus bersyukur. Karena masih diberi kesempatan untuk melihat indahnya dunia, walaupun sedikit kejam dan keras. Takdir mempermainkannya, membawanya entah kemana.
Perkataan Cristy, dalam mimpinya membuat dirinya semakin bimbang. Jujur saja, saat ini dia benar-benar cape..atas semua masalah hidupnya. Otaknya terus bekerja, memilah dan memilih jalan keluar mana yang ia akan tempuh. Sebenarnya memang sangat mudah, kita memaafkan masa lalu dan kesalahan orang-orang sekitarnya yang telah menghakimi dirinya. Tetapi hati berkata lain, bahwa hatinya mengatakan itu benar menyakitkan.
Semenjak dia pindah, lingkungan sekitarnya semakin kecil. Walaupun emang dari dulu dia tidak pernah merasakan pertemanan yang asli itu seperti apa. Dulu, orang-orang sekitarnya memperlakukan dirinya sangat buruk, mulai dari friends girls..tetangga, bahkan hampir satu kota tahu bahwa dirinya pembawa sial, pembawa masalah, pembuat onar.
Nyatanya, mereka menghakimi tanpa tahu yang sebenarnya. Dan sekarang, dia memulai lingkungan hidupnya yang baru. Tetapi masih saja, ketakutan dalam dirinya terus terbayang..apakah lingkungan pertemanannya sekarang akan menganggap dirinya seperti orang-orang dulu? Atau bahkan berbanding balik? Mereka akan menerima apa adanya dan tidak memperdulikkan masa lalunya.
Ah!! Membayangkannya saja sudah membuat mentalnya down. Apalagi jika benar, kejadian yang dia takutkan akan terjadi saat mereka mengetahui sisi dari Adriana.
Sepandai pandainya kita menyembunyikan sesuatu, lama lama juga akan terbongkar. Akan ada saatnya, dimana teman-teman barunya itu mengetahui semua sifat tolak belakang dari Adriana.
Dia berdiri, menyelipkan rambutnya ke telinga. Berjalan mendekati tepi balkon, matanya tertuju ke bawah melihat mobil hitam masuk ke perkarangan rumahnya. Dia mengedikkan bahunya acuh dan berjalan masuk ke dalam.
Adriana menghela nafasnya. Menaikki kasurnya dan menarik selimut untuk beristirahat, mengakhiri aktifitas dan pikiran yang saat ini menyerangnya untuk terus berpikir.
Drrrtt!!
Baru saja Adriana memejamkan mata. Ponselnya berdering menandakan panggilan video dari Mela.
Adriana bangun dan duduk, dia meletakkan guling di pangkuannya, lalu mengambil ponselnya yang terletak di nakas. Dia menekan tombol hijau, dan mengangkat handphonenya sedikit ke depan.
"RIRI!!" Teriak Mela, hanya terlihat mulutnya saja di layar ponsel Riri.
Adriana sedikit memundurkan ponselnya. "Ada apa Mel?" Tanya Adriana, terlihat wajah Mela yang sedang berpikir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Teen Fiction[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...