.
"Dokter Tania!"
Vanya berjalan cepat menghampiri Dokter Tania, Dokter yang mengurus ibu kandung Adya selama berada di Rumah sakit jiwa.
"Tante Vanya?"
Vanya mengangguk, "gimana?" tanyanya dengan bergetar.
Adya, Adriana dan yang lain masih bingung dengan tujuan Vanya ke rumah sakit jiwa ini. Mereka hanya mengikuti langkah Vanya dan menunggu Vanya memberitahunya.
"Sangat di sayangkan Tante, Tania bener-bener gak percaya sama kejadian ini. Tapi, di dunia ini gak ada yang kebetulan semua emang karena udah di takdirkan oleh yang maha kuasa, sabar ya Tante." Ucap Dokter Tania, dia masih berumur muda sekitar 20 tahunan.
Vanya tiba-tiba kakinya merasa lemas. Dia memegang tangan Tania dan mencoba tenang. "Kita duduk ya Tan," Tania membantu Vanya duduk.
Adya tentu saja khawatir, dia mendekat ke arah Vanya dan Tania. "Bunda sakit?" tanyanya. Vanya tetap menggeleng.
"Adya?" Tanya Tania. Vanya mengangguk, "iya dia Adya."
Tania tersenyum, "mata dan hidungnya benar-benar mirip dengan Tante Asla." Puji Tania kepada Adya.
Asla? Dua orang berbicara dengan batinnya saat mendengar nama Asla.
Vanya melihat eskpresi Adya yang memang kebingungan. "Oke, ini udah saatnya Bunda mengungkap semuanya Dy." Ujar Vanya. Kening Adya mengerut, "maksudnya Bun?"
"Saya terima nikah dan kawinnya, Vanya Phameswari binti Juandodi dengan maskawin emas 500 gr dan seperangkat alat shalat dibayar--"
"HENTIKANN!!!!"
Ratusan pasang mata melirik ke arah teriakan tadi. Mereka mulai berceloteh, mengatai orang itu dengan asumsinya masing-masing.
"Asla!" Ucap Nendra dan Vanya berbarengan.
"HENTIKAN PERNIKAHAN INI!" Teriak Asla dengan isak tangisnya.
"Apa maksudmu Asla?" Tanya Nendra, ia berdiri dan menghampiri Asla.
"Asla? Lo kemana aja?" Tanya Vanya.
Asla tidak menjawab pertanyaan dari keduanya. Dia mendekati Vanya dan meraih kedua tangan Vanya. "Nya! Maafin gue, gue tau salah dan gak tau diri tapi gue mohon jangan lanjutin pernikahan ini." Ujar Asla dengan memohon sembari terisak.
"Asla!!" Peringat Nendra. Asla menatap Nendra, "kenapa? Ini kan yang kamu mau hah?!" sentaknya.
"Ini ada apa?" Pria paruh baya dengan memakai kursi roda mendekati mereka bertiga.
"Papa.." lirih dan Nendra.
Asla berjalan, kemudian berlutut di depan Esa (Papanya Nendra).
"Om, tolong hentikan pernikahan ini Om!" Ucapnya memohon.
Esa mengernyit, "apa maksud kamu? Siapa kamu ingin menghentikkan acara pernikahan ini?" tanya Esa.
Asla menangis dengan menunduk, kemudian berdiri dan memegang perutnya yang masih terlihat rata. "Karena di dalam perut saya, ada buah hati yang akan memanggil Om dengan sebutan kakek."
Penuturan Asla, membuat semua orang di acara itu terkejut. Mereka mulai meriuhkan suasana dengan berbisik dari mulut ke mulut yang membuat suasana semakin panas.
Esa benar-benar terkejut, ia merasakan jantungnya berpacu sangat hebat. Bahkan, ia tidak bisa bernafas dan membutuhkan oksigen dengan banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Novela Juvenil[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...