29 - Sebuket mawar

2K 154 20
                                    

.

"Dy berhenti!" Pinta Adriana, dengan cekatan Adya menghentikan mobilnya.

"Apa sih?" Kesal Adya, Adriana menunjuk sebuah toko bunga di depan sana. "Beliin gue bunga."

Dahi Adya mengerut, "bunga?" Adya menatap ke depan, "lo mau gue kasih bunga? Terus gue tembak gitu?" Ucapnya langsung mendapat hadiah dari wanita itu.

Adriana menggeplak lengan kekar Adya, "sudi banget! Gue nyuruh lo beliin dodol!" Kata Adriana memutar bola matanya.

"Kenapa nyuruh gue, beli aja sendiri punya kaki 'kan?" Ketus Adya, Adriana mendecak. "Ayolah Dy, kali ini aja. Gue males banget sumpah ketemu sama orang-orang sini." Pintanya.

Adya menghela nafasnya, "mana duitnya?" Adya menyodorkan tangannya, menagih uang untuk beli bunga.

Adriana merogoh saku celana nya, dia membelalakan matanya saat saku celana nya kosong. "Dy! Dompet gue mana?" Tanyanya.

Adya mengedikkan bahunya, "mana gue tau!"

"Ponsel?" Gumamnya.

"Di bilangin enggak tau!" Sahut Adya, Adriana mendelik, "gue gak ngomong sama lo!"

Adya hanya mencibir.

Agam, laki-laki itu lebih memilih mendengarkan musik dengan headseat terpasang di telinganya dari pada mendengar ributan kecil yang keluar dari dua orang di depannya.

"Sial banget hari ini!" Ucap Adriana pasrah, dia menyandarkan punggungnya.

"Jadi enggak?" Tanya Adya kesal.

Adriana mengangguk, "jadi, pake duit lo dulu entar gue ganti." Katanya.

Tanpa pikir panjang, Adya keluar mobil menuju toko bunga.

Dompet dan ponsel Adriana tertinggal di warung Bapak tadi. Mungkin karena kecerobohan dan kekesalan dirinya membuat ponsel dan dompetnya tertinggal.

Adya kembali dengan memegang sebuket mawar, dia langsung menyerahkannya pada wanita itu. Adriana tersenyum, kemudian berucap. "Thanks Dy." Adya hanya mengangguk dengan wajah menekuk.

"Kenapa sih tuh muka? Gak ikhlas lo?" Tanya Adriana, "ribet mulu gue kalo ada lo!" Katanya, sembari menjalankan mobilnya.

"Ribet karena lo ribetin, perlu lo tau kalo jalan sama cewek cantik tuh harus senyum, lembut ngomongnya. Ini mah ih boro-boro ketus mulu dari tadi." Dumel Adriana.

"Lo enggak cantik! Jadinya gak harus gue lembutin!" Celetuk Adya, Adriana mengerucutkan bibirnya. "Rese banget, awas aja sampe suka sama gue mampus lo!"

"Nyokap lo dimana?"

"Kenapa nanya-nanya?"

"Mau minta restu sekalian."

Adriana mencibir, "so lu!"

Adya terkekeh, "serius! Gue relain waktu gue buat nganterin lo dulu, ditanyain dimana malah gitu jawabnya." Gerutu Adya.

"Di TPU."

Adya menoleh, "TPU? Ri, gak usah bercanda deh." Adriana menggeleng pelan. "Gue gak bercanda." Adya diam, entah apa yang harus dia katakan.

Sunyi, satu kata yang dapat menggambarkan suasana mereka saat ini.

Adriana kembali menyandarkan punggungnya, tak lama matanya terpejam menuntunnya menuju alam mimpi. Adya yang melihat tidak ada pergerakkan dari wanita itu hanya menatapnya dengan penuh rasa kasihan. Ternyata di balik sifat jutek Adriana wanita itu pasti merasakan sakit yang luar biasa, ditinggal oleh ibu nya.

Double'A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang