48 - Shy Shy Cat

1.8K 109 9
                                    

.

"BYEE GUYSS!!" Teriak Clarissa dan Dalia saat mobil Agatha melewati parkiran motor.

"Duluan yaa!" Ujar Agatha.

"Neng Dalia hati-hati!!" Gio sedikit berteriak, sembari melambaikan tangannya ke atas.

"Markas Dy?" Tanya Relda.

Adya mengangguk, lalu menoleh pada Adriana. "Ikut dulu bentar." Kata Adya.

Adriana menggaruk keningnya, "Emm gimana yaa..gue ada urusan sebenernya, lo ke markas aja gue naik taksi bisa." Ujarnya.

Kening Adya mengerut, "Urusan apaan? Ini 'kan motor lo." Adriana berpikir, iya juga ya..

"Udah Ri, ikut aja dulu!" Sahut Rifki.

Mela yang berada di jok belakang motor Relda ikut berseru, mengajak Adriana untuk ikut ke markas. "Ayo lahh Ri! Temenin gue, ya ikut ya?!"

Adriana menghela nafas pelan, kemudian mengangguk tersenyum kecil. "Iya deh, gue ikut."

"Asik nih! Cus gulabed!" Ucap Danish.

Mereka menaikki motornya masing-masing. Setelah siap, motor mereka melaju meninggalkan kawasan parkiran Angkasa yang di dahului oleh Adya.

Deru kenalpot membisingkan perjalanan pulang mereka menuju markas. Dengan cuaca yang sangat terik oleh panasnya sinar matahari.

Saat di lampu lalu lintas, motor mereka berhenti tepat di dekat garis zebra cros. Motornya berjajar rapih, menunggu lampu hijau tiba. Adriana menepuk bahu Adya pelan, kemudian mendekatkan kepalanya.

Ia membisikkan sesuatu kepada Adya. Setelah itu, Adya mengangguk dan mengangkat tangan kirinya ke atas, lalu ke samping. Teman-teman yang lain mengangguk paham, meskipun sedikit bertanya-tanya. Kenapa Adya memutar jalan yang tadinya akan ke arah kanan, kini ke arah kiri.

Lampu hijau menyala, mereka segera melajukan motornya belok ke arah kiri sesuai perintah isyarat tangan Adya tadi. Tak sampai 10 menit. Klakson beberapa motor di belakang terdengar nyaring. Tetapi bukan dari anggota Phoenix. Melainkan dari beberapa motor yang tidak mereka ketahui.

Deruman motor dan klakson saling bersahutan. Hingga menimbulkan suara yang keras dan membuat orang-orang sekitar bergidik mendengarnya.

Dua motor klx hitam, mengapit motor Danish. Klakson yang mereka ciptakan masih terus terdengar. Membuat pengendara lain merasa terganggu dan kesal karena suara khas dan keras yang mereka ciptakan.

Danish yang geram, dia membuka kaca helmnya dan berteriak. "WOI BERISIK LO ANJING!!!" Umpatnya kesal. Dengan pakaian serba hitam, membuat mereka tidak mengenali dari mana asal geng motor itu.

Adya menoleh ke belakang, melihat pengendara dengan berjaket kulit hitam tengah meraung-raungkan motornya mendekati motor dirinya. Ia panik, melihat aksi pengendara itu yang dengan sengaja menabrakan ban depannya ke ban belakang motornya.

Hingga membuat Adya mengendarainya tidak seimbang. Adriana yang tersulut emosi melihat kejadian beberapa detik itu, ia lempar tas sekolahnya ke arah pengendara itu yang langsung di singkirkan dengan tangan kirinya yang gesit.

Pengendara dengan pakaian serba hitam itu menyalip dengan sangat lincah. Menyalip motor-motor besar yang di kendarai oleh anggota inti Phoenix.

Relda yang membonceng Mela sangat khawatir akan ketakutan yang gadis itu rasakan. "YANG MEREM, JANGAN LEPAS PELUKANNYA!!" Ucap Relda berteriak, Mela hanya menuruti apa yang Relda katakan. Ia memeluk Relda dengan sangat erat.

Adya melajukan motornya sangat cepat. Menjauhi pengendara di belakang yang terus mengecohinya. Kecepatan Adya hampir 160 km/h. Tetap saja, pengendara berjaket kulit hitam itu terus mengejar Adya sampai motornya berdampingan.

Double'A [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang