Happy Reading!
Ig: @shafadlh.ptrr_
Enjoy guyss!!
.
Tok! Tok! Tok!
Pintu terbuka, dia kaget saat melihat orang yang dia kenal berada di depan pintu sembari menunjukkan deretan giginya yang rapih.
"Lo ngapain kesini?" Tanyanya.
"Ya, pengen ketemu lo lah." Jawabnya.
Agatha memutar bola matanya. "Ini udah malem, baru aja gue mau tidur. Lo pulang aja deh." Usirnya.
"Tega bener lo, Tha! Gue jauh-jauh ke rumah lo, malah di usir kek gini." Dumelnya.
"Salah emang kalo gue kesini?"
Agatha menggeleng. "Yang salah, waktu bertamu lo. Ini udah malem, Ki!" Kata Agatha memberitahu.
Rifki mengangguk. "Gue tau ini malem kali, Tha. Gue gak bodo-bodo amat sampe gak tau siang dan malam." Rifki menyengir kuda.
"Yaudah, lo mau apa kesini?" Tanya Agatha to the point.
"Dingin, Tha. Masuk kali ya?" Ucap Rifki sembari berjalan ke dalam.
"Ki!!" Teriak Agatha.
"Sstt, Tha. Jangan berisik, tetangga lo bisa keganggu." Kata Rifki menempelkan jarinya di bibir.
Agatha memutar bola matanya, ia masuk ke dalam, Rifki sudah duduk di sofa ruang tamu rumah Agatha.
"So, lo mau apa?" Tanya Agatha.
Rifki tersenyum kaku, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Em, obatin luka gue dong." Kata Rifki.
"Kenapa kesini? Ya lo ke rumah sakit lah." Ucap Agatha heran.
"Gue udah ke rumah sakit, tapi gak ada obatnya." Jawab Rifki.
"Masa iya rumah sakit gak ada obatnya."
"Ya emang bener, Tha. Cuma disini yang ada obatnya." Kata Rifki menatap Agatha lekat.
Agatha gelagapan sendiri mendengarnya. "Ma-maksud lo? Dirumah gue ada obatnya gitu? Obat apaan? Biar gue ambilin di kotak obat." Ucap Agatha, dia berjalan ke arah dapur untuk mengambil kotak obat-obatan.
"Lo obatnya, Tha. Cuma lo yang bisa ngobatin hati gue, gue pingin lo terus di samping gue, ngembaliin bentuk hati gue yang udah terbagi dua." Ucap Rifki menunduk.
Suaranya pun terdengar gentle, dan tidak cempreng seperti biasanya.
Agatha mematung, mengerjapkan matanya. Dia mengambil bantal di sofa, melemparnya ke Rifki.
"Buaya banget sih!!" Semprot Agatha.
Rifki menangkap bantal yang di lempar Agatha. "Gue serius, Tha."
Agatha terdiam, dia menatap Rifki dengan keraguan. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.
Rifki melempar kembali bantal yang tadi di lempar Agatha. Dia menangkapnya, meringis karena terkena wajah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Teen Fiction[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...