.
Pengap dan gelap. Itu yang dirasakan Adriana saat ini. Tubuhnya terduduk di kursi dengan tali yang terikat disekujur tubuhnya, kepala yang ditutupi kain hitam membuat ia merasakan sesak dan menggelap.
Samar-samar dia mendengar suara seseorang yang memerintah. Dia tersadar sepenuhnya, dan merasakan seluruh tubuhnya terasa ngilu.
Dia di sekap!
"Tolongg!!!!" Teriak Adriana, seraya memberontak mencoba melepas ikatan tali di tangannya.
"Siapapun tolong lepasin gue!!!" Teriaknya lagi, kali ini kakinya bergerak dengan sengaja menghentak-hentakkan kakinya.
"Whatsupp baby!"
Kain yang menutupi kepalanya terbuka. Kelopak matanya membuka secara perlahan. Sorot cahaya lampu yang berada di atas nya membuat matanya kembali tertutup menetralkan indera penglihatannya, kemudian menatap orang di hadapannya ini.
Kepala Adriana sedikit mengadah, mata elangnya menatap tajam pria di hadapannya yang tengah tersenyum smirk ke arahnya.
Sekuat tenaga, Adriana menghentakkan kedua kakinya, dan tali yang mengikat kakinya berhasil terbuka. Tanpa berpikir panjang, Adriana menendang pria di hadapannya dengan keras.
BRUKK!!!
Tubuh pria itu terpental ke belakang hingga menimbulkan suara yang sangat keras.
"Aakkhh!!!" Ringis orang itu kesakitan.
Nafas Adriana memburu, rasa panik dan ketakutannya sedang ia rasakan. Takut akan hal-hal nekat yang pria itu lakukan.
"Lepasin gue!!!" Pinta Adriana dengan bentakan.
Terdengar pekikkan tawa yang begitu nyaring. "Hahahaha!!!!"
"Adriana Adriana!!!" Ucapnya, seraya menggeleng-gelengkan kepala.
"Gimana permainan gue?"
"Apa lo menikmatinya sayang?"
"Lo gila Remon!!!" Bentak Adriana, kursinya menggeser karena Adriana yang memberontak.
Pria itu adalah Remon. Orang yang menjadi incaran bagi mereka semua. Karena pria itu adalah pelaku dari pembunuhan Wira yang mengkambing hitamkan dirinya untuk menutupi semua kejahatannya.
Remon bangkit dengan memegang perutnya. Berdiri, menatap sinis dan senyuman smirk yang dia layangkan pada Adriana.
"Gue puas!! Puas banget ngeliat lo semua jadi manusia paling bodoh!!" Sentaknya kembali tertawa remeh.
Adriana memandangnya, sesekali kepalanya menggeleng melihat tingkah Remon tidak waras seperti itu.
"Manusia picik!" Ucap Adriana, giginya menggertak marah.
"Mau lo apa sih Mon? Apa gak cukup lo nyakitin batin dan fisik gue kaya gini, hah?!!"
Remon berhenti tertawa, dia menggelengkan kepalanya. "Enggak! Sebelum semua imajinasi gue terjadi, gue rasa itu belum cukup!" Jawabnya penuh tekanan.
Imajinasi? Adriana tidak habis pikir mendengarnya, otak dan jiwa pria itu sangat rusak.
"Lepasin gue tolol!!" Pintanya dengan mengumpat.
Remon mendekati Adriana, menarik dagu wanita itu secara kasar dan berkata. "Gak semudah itu gue lepasin lo!!" Bentaknya.
"Mana nih, jagoan-jagoan lo gak dateng? Mereka gak peduli lagi sama lo, jadi buat apa lo masih bertahan hidup?" Kata Remon.
Adriana mengetahui sifat dan perlakuan Remon hanya bisa diam dan mengamati setiap gerakkan pria itu. Dia tau kelemahannya, dan itu ia pakai nanti agar tidak terjadi hal yang diluar dugaan. Karena Remon tipikal orang yang selalu nekat dengan pikiran pendeknya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/230774521-288-k953281.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Double'A [END]
Teen Fiction[ 𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼! ] BURUAN BACA SEBELUM DI REPUBLISH!!! ~ - Ketika Kita Bersahabat Dengan Sebuah Luka - Adriana Albertina, sesuai dengan namanya dia adalah wanita pemberani yang dikenal banyak masyara...