00 - GLORYSH AINSLEY SALSABILLA

28.7K 1.3K 51
                                    

〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Hallo gais,
Selamat datang buat kamu yang baru join!
Dan, selamat menikmati kembali buat kamu pembaca ulang...

⚠⚠⚠⚠

DIHARAP MAKLUM, JIKA KALIAN MENEMUKAN KETYPOAN ATAU KEBAKUAN DALAM KATA HINGGA KALIMAT DALAM CERITA INI HARAP DIMAAFKAN.

INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG DULU AING BUAT DI WP TAPI BARU SEMPET AING PUBLISH TAHUN LALU TANPA MERUBAH BEBERAPA KATA AWALNYA.

SEBELUM CERITA INI DI PUBLISH ADA CERITA LAINNYA. TAPI TETAP SAJA CERITA INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG ADA DI HATI AING.

JADI HARAP MAKLUM, GAK MAU MEMPERBAIKI BUKAN BERARTI TIDAK BISA MEMULAI LAGI.

SANGAT SAYA PERSILAHKAN UNTUK KALIAN YANG INGIN MEMBERI KRITIK MAUPUN SARAN. DI DUNIA INI TIDAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA BEGITU JUGA DENGAN SAYA🙏🏻

KALIAN BOLEH MENANDAI ATAU MUNGKIN MENGOMENTARINYA PADA SETIAP PARAGRAFNYA. TAPI MON MAAP NIH, JANGAN SEMUANYA JUGA YA. PENGKOR NANTI SAYA.🙂

⚠⚠⚠⚠

New version.
[Tahap revisi]
[Merubah semuanya dari awal]

Terimakasih sudah berkunjung!

Anggap aja ini ceritaku yang pertama ya. Buat yang kemarin itu anggap aja gak ada. Semoga suka dengan cerita ini

↕↕↕↕

Pembaca baru or pembaca ulang?

Perkenalkan diri dulu sebelum lanjut❤


Selamat membaca🥰


〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰

Saat ini kelas XII IPA 2 sedang tidak ada guru, tandanya kelas ini jamkos, jadwal dikelas ini adalah pelajaran bahasa inggris dengan guru pak hartono. Pak hartono hari ini sedang tidak hadir dikarenakan sakit.

"Pak mamat jualan tomat yang beli harus hormat, sadewo guru dongo tidurnya bareng genderuwo." kata salah satu siswi yang terkenal kolot sedang bersenandung dengan keras lalu mendapat gelak tawa dari semua orang.

"Belum pernah dipelet sama pak dewo lo," ujar tasya pada glory.

"Tumben manggilnya bener," sindir gebi yang sibuk dengan tugas bahasa inggris dari pak hartono.

"Pelet opo iku pelet? Ra ngerti aku," ujar glory dengan bahasa medok andalannya.

"Temen temen, meli nemu sesuatu. Mau liat gak?" ujar melina yang baru saja masuk kedalam ruang kelas dengan menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.

"Paan," tasya mengintipnya dari samping, hal itu membuat melina sesegera menggeserkan tubuhnya agar tasya tak bisa melihat apa yang sedang ia bawa.

"Ada deh. Mau liat gak?"

"Tadaaa!!" meli membuka genggamannya memperlihatkan seekor katak kecil. Katak itu loncat tepat diatas rambut gebi yang sedang asik menulis.

"SETANN!" teriak gebi histeris menepis katak itu hingga memukul kepalanya berkali-kali.

Katak itu loncat menghampiri meja anak-anak lainnya. Semua berteriak histeris melihat pergerakan katak kecil itu. Lain hal dengan glory, ia malah memegangi tangan kecil katak tersebut seolah sedang menggandeng temannya, membawa keluar agar tak membuat keributan lebih didalam kelasnya.

"Jangan buat keributan, nanti gue jadiin rawon lo ya." katanya pada seekor katak kecil yang sedang ia gandeng. "Hayo diem dulu, yang anteng!" tuding glory pada katak kecil yang bergerak seolah meminta bantuan agar turun dari genggaman glory.

Semua siswa maupun siswi dikelas ini terdiam membeku melihat kelakuan glory yang dengan polosnya menenteng katak kecil tak berdosa itu berjalan keluar dari kelas. Tak hanya itu, gadis tersebut juga mengajak katak kecil berbicara hingga riang gembira seolah sedang menikmati pertemuan dengan teman lamanya.

Tepat didepan pintu, glory berpapasan dengan bu astrid, selaku guru bk disekolah ini. Bu astrid bukan hanya guru disekolah saja, melainkan budhe saat dirumah bagi glory.

Guru yang berpawakan judes dan terkenal galak itu menunjukkan wibawanya seolah tak kalah dari seorang polwan yang sedang menyidak. Guru berbadan berisi namun tak gemuk itu berjalan memasuki ruang kelas XII IPA 2 dengan membawa penggaris kayu yang lumayan besar. Ia masuk begitu saja hingga mengabaikan glory yang sedang berdiri didepan kelas. Melihat seorang bu astrid memasuki kelas, membuat glory menghentikan langkahnya dan mengamati pergerakan dari guru tersebut, ada tujuan apa ia kemari?

Dugh! Dugh! Dugh!

Suara pukulan dari penggaris kayu yang berada dalam genggaman tangan bu astrid pada meja siswa di barisan paling depan. "Ada apa ini? Kalian ribut sekali! Kelas yang lain sedang belajar. Kenapa kalian ribut?"

"Ada kodok bu," ujar seorang siswi menunjuk glory yang sedang mlongo kebingungan layaknya orang pelo, tidak tahu apa-apa.

Hal itu membuat bu astrid menoleh ke belakang melirik glory. Seketika wajah bu astrid semakin galak dan menggebu. "Iyiss," geram bu astrid pada seorang gadis dibelakangnya yang ternyata itu adalah keponakannya sendiri.

Glory yang merasa tersudutkan itu menggelengkan kepalanya, "E-e-e ini bukan glory budhe. Eh bu. Glory tadi mau buang nih kodok laut."

"alasan kamu ya! Jangan mentang-mentang kamu keponakan saya, kamu bisa seenaknya. Tidak ada perbandingan dengan yang lain! Buang temanmu itu! Setelah itu, saya tunggu diruangan saya." ujar bu astrid menarik penggaris kayu yang sempat ia geletakan diatas meja belajar salah satu siswa kelas XII IPA 2.

"Astagfirullah ini tadi melina yang bawa bu astrid cantik jelita kece badaii," jawab glory mengarahkan katak tersebut yang tinggal satu dorongan lagi menempel pada wajah bu astrid.

Dengan cepat guru wanita selaku budhenya itu menoleh kasar kearah melina yang sedang duduk manis, diimbuhi senyuman tipis dan mata terpejam. "Ngapain kamu salahin meli?! Sekarang keruangan saya." tegas bu astrid dengan tangan kiri menghentakan sekali penggaris kayu tersebut ke lantai.

"Astag-"

"Tunggu jadi tersangka baru istighfar kamu," potong bu astrid. "Silahkan ke ruangan saya," ujar bu astrid membalikkan tubuhnya menatap seluruh wajah murid kelas ini. "Waktunya siapa sekarang?"

"Pak hartono." sahut serentak warga kelas XII IPA 2.

"Ada tugas?"

"Ada bu,"

"Silahkan kerjakan! Jangan ramai, jangan ada yang keluar kelas," ujar bu astrid melirik glory sekilas dan berlalu pergi dari kelas ini.

Glory menghela nafasnya, "gue kena dah." ujarnya meruntuki dirinya sendiri dengan langkah kaki berjalan mengikuti jejak budhenya dari belakang. Tanpa pikir panjang, ia melempar katak itu sembarangan dari lantai 3.

Plung!

"Eh anjir kantung baju gue berat. Jangan-jangan ada rejeki baru." ujar siswi yang terdiam berdiri didepan dengan temannya, mengobrol berdua.

Ia melihat isi kantungnya, "KODOK!!! ANJIR TOLONGIN!!!"

Makan tuh rejeki kodok laut dari langit haha.

10 Juli 2021

• 𝗚𝗟𝗢𝗥𝗬𝗦𝗛 • [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang