After Marriage

41.4K 1.6K 34
                                    

Author

1 Tahun Lebih Setelah Menikah

Tahun MABA pun tiba lagi, setelah menyelesaikan KKN yang harus disertai uring uringan dari Gio kini Gena aktif kembali di kampus untuk lanjut menuju Tugas Akhir.

Setahun lebih menikah, alam batin Gio ia mendambakan sosok malaikat kecil ditengah tengah mereka. Namun disisi lain ia kasihan dengan Gena yang harus pontang panting mengurus kuliah dan rumah. Ini resikonya menikahi mahasiswinya sendiri.

"Tidur aja, biar mas bantu". Ujar Gio melihat istrinya mulai frustasi dengan lembar lembar kertas dimeja.

"Jangan dong, itu namanya bukan hasil kerja aku".

Jika di kisah percintaan antara Dosen Mahasiswi lainnya sang istri meminta bantuan suaminya yang seorang Dosen namun ditolak mentah, disini kasusnya berbeda. Gena selalu menolak bantuan yang Gio tawarkan untuk tugas tugasnya, hanya kadang kadang Gio membantu mengetik. Gena mau kuliahnya karena otaknya sendiri, bukan dari Gio. Tapi yang namanya Gio, tetap saja ada yang dilakukan demi istrinya. Ia menjadi Dospem Kedua Gena. Padahal Gena menghindari namanya.

"Mas tidur duluan aja, hampir selesai kok ini".

"Mas mana tega sih ninggalin kamu begadang sendiri". Gio meraih pundak Gena dan memijatnya. Gio membaca sekilas rangkaian huruf yang diketik Gena.

"Coba ini diringkas lebih singkat, dari pada kamu ngejabarin panjang padahal artinya sama aja". Ujar Gio.

Gena membaca sekilas dan mengangguk. Jari Gena menari gesit di keyboard sesekali melirik kertas berisi tulisan tangan disampingnya.

Setelah berkutat dengan laptop dan mendengarkan komen komen Gio akhirnya selesai juga tugasnya.

"Hufftt.. capek banget". Gena meregangkan otot ototnya yang terasa kaku.

Gio melingkarkan tangannya memeluk leher Gena dengan posisi Gena yang duduk dibawah sedangkan Gio di sofa.

"Maaf ya, Mas Nikahin kamu saat masih kuliah. Jadi beban kamu bertambah".

Gena menoleh kebelakang dan mendongak melihat Gio.

"Apa sih, jangan gitu ah. Toh aku juga ikhlas lahir batin nikah sama kamu, aku juga mampu mas".

Sebenarnya Gio tak tega melihat istrinya seperti ini, namun Gena tetap melarang Gio yang ingin mencarikan pembantu dirumah untuk bersih bersih. Hanya ada tukang kebun yang datang seminggu sekali.

"Mas kasihan sayang".

Gena tersenyum dan mengusap pelan pipi Gio.

"Ngurus kamu sama ngurus rumah itu kewajiban aku sebagai istri kamu. Dan kuliah, itu juga masih jadi kewajiban aku. Gak ada yang disalahin dari kamu".

"Aku lebih kasihan kalau kamu pulang ngajar sampe malem, kerjaan juga banyak tapi masih nemenin aku nugas sampe larut malem gini". Sambung Gena.

Cupp..

Gio mencium sekilas pipi Gena.

"Tidur ya, udah malem. Besok pagi harus ke kampus kan?". Gena mengangguk semangat sambil tersenyum.

Gio menarik Gena untuk masuk ke dalam kamar. Gena menerawang angan menatap langit langit kamar. Perutnya terasa sedikit berat tertindih lengan Gio yang memeluknya.

"Ada yang dipikirin?". Tanya Gio.

Gena menoleh ke arah Gio dan memiringkan badan menghadap ke Gio.

Tangannya terangkat menyentuh Rahang tegas milik Gio.

"Maaf ya mas".

Gio mengernyit tak mengerti dengan maksud Gena.

"Maaf kenapa? Kamu gak ada salah sama mas".

"Maaf, belum bisa kasih kamu anak".

Gio menatap dalam tepat pada mata Gena, ia menggeleng pelan.

"Mas gak pernah nuntut kamu soal ini, kita masih setahun menikah. Memang belum dikasih aja sama tuhan".

Gio menyandarkan Gena pada dadanya dan mengusap lembut rambut Gena.

"Ada orang yang setelah menikah langsung dipercayai menjaga malaikat kecil, ada orang yang bertahun tahun menginginkan malaikat kecil tapi belum juga dikasih, ADA juga yang belum menginginkan tapi malah udah dikasih padahal menikah saja belum".

"Semua udah ada bagiannya masing masing. Kita tinggal usaha sama berdoa".

Gio mengecup singkat puncak kepala Gena.

"Lihat kamu pontang panting begini aja mas udah kasihan, apalagi kamu harus mengandung diwaktu seperti ini. Mas gak tega, walaupun mas juga menginginkan".

"Se-dikasihnya aja". Sambungnya.

"Aku selesaiin kuliah aku secepatnya". Sahut Gena.

Gio tersenyum sambil mengusap puncak kepala Gena.

"Tapi ingat, jangan terlalu capek. Dan harus mau nerima bantuan mas".

"Eittsss mohon diimbuhi dan digaris bawahi ya Bapak Gio. Gak Semua Bantuan".

Gio terkekeh, Istrinya tetap saja tak ingin kuliahnya dicampuri oleh kerja Gio.

"Iya iya. Tidur".

"Siap Pak Suami".

Gena membalas pelukan suaminya dan mulai memejamkan mata. Gio menatap wajah damai Gena yang selama setahun lebih ini selalu ia tatap sebelum dan saat terbangun dari tidur.

Gena bahkan bisa dibilang lebih lelah darinya. Ia hanya bekerja, sedang Gena? Mengurus segela pekerjaan rumah, mengurusnya dan juga tugas tugas kuliah semester tuanya yang mulai menumpuk.

Tak jarang Gena melakukan pekerjaan rumah sebelum subuh. Mulai dari mencuci pakaian, untungnya sekarang teknologi sudah maju jadi tak perlu menggosok. Cucian ia serahkan pada mesin, namun ia tak diam dan masih harus berbenah rumah. Kembali lagi pada cucian, menjemurnya dibelakang rumah. Menunaikan ibadah subuh, dilanjut masak untuk sarapan karena jadwal Gio selalu pagi, dan kewajibannya satu lagi yaitu berkutat dengan kertas kertas.

Dan itu dilakukan setiap hari. Malamnya ia masih harus menyelesaikan tugas kuliahnya hingga larut.

Nafas Gena teratur yang artinya ia sudah terlelap dalam mimpi.

"Pasti cape, tidur kamu juga cuma singkat Gen". Ujar Gio sambil memeperhatikan wajah Gena yang damai saat tidur.

"Mas kayak jadi beban kamu ya. Mana gak bantuin apa apa. Sedangkan kamu, bisa segalanya". Gio terkekeh pelan.

"Mas beruntung dapat kamu yang bisa mengisi kekurangan Mas".

Cupp..
_____________________________________

Hallo semuanyaaaa Author balik lagi nih.

Di lapak ini berisi tentang kehidupan Gena dan Gio setelah menikah yaaa.

Gimana? Setelah ngawal mereka ampe nikah, dilapak ini masih ada yang ngawal sampe mereka punya Gio Junior gak?

Tingkyu❤️

Masih sama seperti dilapak sebelumnya...

JANGAN LUPA NINGGALIN JEJAK😤😤😡😡😡😡🥰🙏

Hot Relationship  "After Marriage" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang