60 : Peduli

31.4K 5.6K 1.9K
                                    

Jangan lupa vote dari awal ya✨

Setelah keluar dari ruang guru, Chloe dan orangtua nya pun berjalan menuju parkiran sekolah.

Chloe yang sedang melamun tiba-tiba merasakan pipi nya di tarik dari samping.

"Aduh duh Bunda sawkit!" ringis Chloe saat mengetahui Bunda nya yang menarik pipi nya.

"Itu kamu bisa ngeluh, kemarin-kemarin kenapa gak bisa?" cibir Natali sambil menarik nya lebih kencang.

"Bunda! Pipi aku mau lepas!" protes Chloe.

Natali pun melepasnya tapi masih memasang wajah marah nya.

Chloe mengelus pipi nya yang memerah dengan mata berkaca-kaca. Arga yang melihat nya hanya terkekeh lucu.

"Bunda kamu khawatir tau gak? Kamu harus nya bilang sama Ayah dari awal," ujar Arga.

"Kok Ayah doang? Bunda juga dong," protes Natali.

"Aku cuman takut nyusahin Bunda sama Ayah, makanya aku gak bilang," jelas Chloe sambil memainkan jari nya.

"Nyusahin kata mu? Kami ini Orangtua kamu, jadi kami berhak tau apa yang kamu alami di sekolah," ujar Natali dengan nada tegas.

"Bener kata Bunda, kalo ada kenapa-kenapa sama kamu, kamu harus bilang, karna Ayah sama Bunda selalu ada di sisi kamu. Gak ada orangtua yang gak mau ngebelain anak nya sendiri, semua orangtua pasti selalu ngedukung anak nya," ujar Arga sambil mengelus puncak kepala Chloe dengan lembut.

Chloe langsung terharu, ini pertama kali nya ada orang yang mau menanggung masalah nya. Ternyata ia benar-benar mempunyai sebuah keluarga yang baik.

Chloe dengan mata basah mengangguk.

"Kalo mereka macem-macem lagi sama kamu bilangin ke Bunda. Bakal Bunda ratain gigi nya satu-satu," ujar Natali penuh dendam.

Chloe langsung tersenyum hingga mata nya menyipit.

"Iya Bunda,"

Natali tersenyum dan memeluk tubuh Chloe.

"Kamu udah bekerja keras nanggung masalah ini sendiri. Tapi Bunda lebih suka kalo ini di tanggung bersama-sama," ujar Natali sambil mengelus punggung Chloe.

Chloe membenamkan wajah nya di leher Bunda nya dan menangis.

Kenangan masa lalu nya seketika terlintas. Tahun-tahun gelap di mana ia tinggal di panti asuhan, yang mengharuskan anak-anak nya untuk menjadi mandiri sejak dini. Ia juga tidak bisa bergantung kepada siapa pun sampai ia berumur 17 tahun.

Setelah berumur 17 tahun berlalu, ia harus pergi bekerja sambilan sekaligus mencari tempat tinggal baru, dan Keira merasa sangat beruntung banyak orang yang ingin membantu nya. Termasuk Angkara yang baru di bentuk dan juga Kak Reyden yang menjadi wali sah nya.

Hidup nya akan sangat sempurna jika ia bisa masuk ke jenjang berikut nya. Tapi ternyata itu tidak bisa bertahan lama, sampai akhir nya meninggal di malam yang begitu dingin.

"Maaf Bunda," bisik Chloe dengan suara serak.

Natali pun melepaskan pelukan nya dan melihat putri nya menangis dengan masa merah.

"Buat kali ini aja Bunda maafin, kalo ada yang berikut nya. Siap-siap bakal Bunda keluarin kamu dari kartu keluarga!" ancam nya, tapi malah membuat Chloe tersenyum.

Arga yang melihat nya tersenyum pun membantu menyeka air mata di sudut mata Chloe.

"Ayah juga ngikutin kata Bunda," ujar nya.

Pangeran SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang