25 : I win, you lose

71.9K 10.2K 573
                                    

Jangan lupa vote dari awal ya✨

Chloe melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan wajah lelah dan masih menenteng cemilan nya.

Setelah ia meminta Kenzo untuk membawa Vino menginap di rumahnya.

Kenzo yang awalnya ogah-ogahan akhirnya mau gara-gara Chloe mohon-mohon dengan muka melas.

Alhasil Vino di papah Kenzo sampe rumah dia, walaupun sepanjang jalan mereka berantem mulu.

Dan sekarang, Chloe udah bisa balik ke rumahnya dengan selamat sentosa.

Pengen cepet-cepet tidur.

Padahal awalnya dia pengen makan cemilan tapi gak jadi gara-gara udah capek banget, jadi pengen tidur.

Makan cemilan nya di tunda besok aja.

Chloe melihat kearah ruang tamu yang sepi sambil mengucapkan salam dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Setelah Chloe melewati ruang makan ia langsung melihat Arthur tengah menyeduh minuman di dapur.

Karna penasaran Chloe pun menghampiri.

Kali aja yakan dia mau bagi?

Walaupun kalo di pikir gak mungkin juga bakal di kasih sih.

"Buat apa?" Tanya Chloe kepo.

Arthur sedikit terkejut mendapati gadis itu berdiri di depannya yang di halangi dengan meja pantry.

Raut wajahnya langsung berubah tidak suka, "Bukan urusan lo," Jawab Arthur dengan nada dingin.

Setelah mengatakan itu, ia langsung pergi dengan mug di tangannya yang sedikit mengepul akibat minuman yang ia buat.

Setelah Arthur naik ke kamarnya, Chloe yang masih berdiri disana memilih mengambil segelas air putih dan meminumnya hingga tandas tanpa sisa.

Ia menaruh gelasnya di atas meja tepat dimana mug Arthur tadi,

Ia langsung memegang erat gelas yang ia pegang dengan wajah menahan kesal.

Padahal Keira kan gak salah apa-apa, kenapa malah dia juga yang kena marah.

Nasip-nasip, pindah kesini jadi gini nih, apes mulu.

Gak ketuanya, gak anggotanya. Sama aja.

Minta gue cekek lehernya.

.*.*.*.


"LARI YANG BENER DONG!"

"ITU YANG DI BELAKANG JANGAN NGEBAHAS GAME MULU, UDAH KAYAK NGEGOSIPIN ORANG AJA!

"DIKI LO LOMBA LARI SAMA SIPUT KAYAKNYA MENANGAN SIPUT DAH!"

"DIKI SEMANGAT DIK!"

"TARA, DIKI AND THE GENG SEMANGATTT!"

"SEMANGAT LARINYA GAES! NANTI AKU KASIH BISKUIT YAYA SE-TOPLES!"

"GUE BANTUIN DOA NIH, SEMANGAT DONG!!"

"TARAAA!!" Teriak Gladis pada laki-laki yang tengah lari dengan wajah ogah-ogahan.

Tara memilih tidak menoleh karna ia terlalu malas sekedar menolehkan kepalanya kearah pinggir lapangan.

Lagian juga, feeling nya mengatakan kalo yang lainnya cuman pengen ngejek dia doang.

Dari kejauhan Gladis berdecak kesal melihat Tara mengabaikan teriakannya secara terang-terangan.

Padahal dia pengen ngejek si Tara yang emang gak terlalu jago olahraga.

Gladis melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah cemberut sampai beberapa detik kemudian terbesit sebuah ide di otaknya.

Pangeran SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang