Jangan lupa vote dari awal ya hehe, karna satu vote mu sangat berarti bagi penulis🌈
Setelah di antar oleh Renaldi. Chloe pun masuk ke dalam halaman rumahnya setelah mengucapkan terimakasih pada Renaldi yang sudah berbaik hati mengantarkannya dengan selamat.
Tapi langkahnya langsung terhenti saat melihat kakak keduanya tengah bermain dengan batu krikil yang menjadi hiasan taman dengan wajah tertunduk dan kedua tangannya di kantong jaketnya yang sepertinya tengah menunggu dia pulang.
Seketika wajah Chloe langsung berubah panik, tapi dia berusaha menutupinya dan dengan tenang menghampiri. Bara pun mendongakan kepalanya merasakan langkah kaki mendekat kearahnya dan melihat adik perempuannya melangkahkan kaki kearahnya dengan wajah gugup.
Chloe pun berhenti dan berdiri 3 langkah di depan Bara karna takut berdekatan dengannya.
Chloe semakin dibuat gugup melihat wajah dingin kakaknya yang jarang di tunjukkan di depan Chloe.
Di tambah pandangan Bara yang menatapnya dari atas hingga kebawah. Sedang meneliti apa adiknya pulang dengan selamat atau tidak.
"Di anter siapa?" Suara dingin Bara pun langsung menyapa gendang telinganya membuat Chloe sedikit takut.
Chloe menundukkan kepalanya tidak berani menatap kakaknya. Padahal dulu saat ia berhadapan dengan Kak Zidan ia pasti tidak akan takut oleh amarahnya, tapi sekarang entah kenapa Bara lebih nakutin dari pada Kak Zidan.
"Kenapa diem? Gak mau jawab? Oh apa kamu gak punya mulut?" Tanya Bara dengan nada semakin dingin.
Fix Kak Bara nyeremin banget.
"Sama temen," Jawab Chloe.
Bara menatap tajam kearah Chloe dan kembali bertanya, "Temen apa... Temen geng?"
Chloe menelan ludahnya dengan susah payah dan menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Chloe kamu tau kan resiko masuk jadi anggota geng kayak gimana, apalagi geng besar kayak Regalter?"
Chloe mengangguk mengerti.
"Tau,""Kalo kamu tau kenapa kamu lakuin?" Tanya Bara kesal.
"Karna aku di paksa. Ini bukan kemauan aku, kakak bisa tanya sama Teo." Jawab Chloe.
Bara menghela napas setelah itu menjulurkan tangannya kearah Chloe. Membuat Chloe bingung menatap telapak tangannya.
"Apa?" Tanya Chloe sambil melihat wajah Bara.
"Handphone kasih ke kakak," ujar Bara.
"Kenapa?" tanya Chloe bingung.
"Gue sita sebagai hukuman." Kata Bara tanpa bantahan.
Chloe merogoh kantung seragamnya dan langsung memberikan handphone nya kepada Bara dengan wajah pasrah karna tidak ingin membuat Bara bertambah marah jika dia menolak.
Setelah mengambil handphone dari tangan Chloe ia mengelus puncak kepala adiknya, "Sekarang masuk. Besok bakal kakak tagih lagi lebih rinci dari kamu," Chloe mengangguk dan mengikuti kakaknya masuk ke dalam rumah.
"Chloe kamu dari mana aja? Kenapa lama banget pulangnya?" Tanya Bunda dengan wajah khawatir.
"Aku nongkrong dulu tadi," Jawab Chloe.
"Kenapa gak pulang dulu buat ganti baju, kamu kan masih pake seragam sekolah," Omel Natali.
"Iya maaf bun,"
Natali menghela napas, "Yaudah kamu mandi, habis itu istirahat. Kamu udah makan kan?" Chloe mengangguk.
"Yaudah kalo gitu. Bara kamu ngapain ngintilin adek kamu?" Tanya Natali setelah melihat Bara berdiri di belakangnya.
"Hehehe mau ke kamar lah bun," Jawab Bara. Memang kamar Bara bersebelahan dengan kamar Chloe.
"Awas kalo kamu jailin adek kamu, bakal Bunda jadiin lemper kamu,"
"Iya iya," Jawab Bara asal dan mengejar Chloe yang sudah jalan duluan.
.*.*.*.
Sesampainya di kamar, Chloe langsung saja bergegas mandi dan berganti baju dengan piyama.
Pandangannya pun mengarah pada lemari bajunya dan tanpa basa-basi langsung melemparkan semua baju-baju yang jarang ia pakai di lemari setelah itu mengumpulkannya menjadi satu.
"Gila. Bajunya satu lemari penuh tapi banyak yang gak cocok di pake," gumam Chloe.
Chloe terdiam memikirkan kemana ia akan menaruh baju-baju ini. Tapi matanya langsung memiliki binar ide dan memilih membawa mereka semua ke Panti asuhan untuk di berikan kepada anak yatim piatu yang membutuhkan.
Dari pada ia menimbunnya dengan tidak jelas, lebih baik memberikannya kepada orang yang benar-benar membutuhkannya.
Chloe pun mengumpulkannya dan meninggalkan sisanya yang ia pakai.
Chloe pun keluar kamarnya dan mencari keberadaan Ayahnya untuk ia minta tolong.
"Bunda liat Ayah gak?" Tanya Chloe pada Bundanya yang berada di Ruang tamu, sedang menonton tv yang menampilkan acara komedi.
"Ayah? Ada di kamar," Jawab Bunda sambil menatap putrinya yang terlihat lucu menggunakan piyama kebesaran.
Chloe pun langsung melangkahkan kakinya menuju kamar Bunda dan Ayahnya.
Setelah berada di depan kamar, langsung saja ia mengetuk pintu terlebih dahulu karna takut menganggu Ayahnya.
"Ayah... Bidadari mau masuk,"
Terdengar suara kekehan dari dalam, "Masuk aja, pintu neraka kebuka buat kamu,"
Chloe pun masuk sambil memanyunkan bibirnya, "Apa banget Ayah,"
"Hahaha Kenapa nyari Ayah? Kangen?" tanya Arga yang tengah duduk di pinggir ranjang dengan handphone di tangannya.
"Mau nanya,"
"Tanya apa?" Arga menaruh handphonenya di atas nakas dan terus menatap kearah Chloe.
"Aku mau nanya tentang Panti asuhan yang ada di sekitar sini, soalnya aku mau nyumbangin baju-baju yang jarang aku pake kesana," Jawab Chloe.
Arga langsung saja tercengang di tempat tapi setelah itu ia berusaha bertanya dengan lembut. "Kamu... Serius?"
Chloe mengangguk, "Iya,"
Arga pun tersenyum tipis, "Kalo gitu Ayah tau, di bawah perusahaan kita kan juga menaungi dua Panti asuhan. Kamu mau kirim yang kamu sumbangin kesana?" tanya Arga.
"Itu... Aku mau ke Panti asuhan yang bener-bener butuh sumbangan ini. Ayah bisa nyariin kan?" Chloe menatap kearah Ayahnya dengan pandangan memohon.
"Kalo gitu Ayah gak bisa nolak niat baik kamu. Nanti Ayah kirim alamatnya ke handphone kamu." Jawab Arga menyetujui sambil tersenyum senang.
"Handphone aku disita sama kak Bara," ujar Chloe lesu.
"Nanti Ayah yang mintain,"
Mata Chloe langsung saja berbinar. "Serius?"
"Iya tenang aja," jawab Arga sambil mengangguk.
"Oke kalo gitu aku tunggu, dadah Ayah!" Chloe pun langsung keluar dari kamar orang tuanya dan kembali ke kamarnya untuk tidur.
TBC
Jangan lupa vote, komen dan follow ya✨🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Sekolah
Teen Fiction❲ ☁︎ ࣪⸙ ͎ Follow Dulu Oke ✦ ֶָ֗ ↷ ❳ "Apaan ini kenapa gue bisa masuk ke tubuh cewek yang sifatnya kayak nenek lampir begini?!" Keira Alicia, Gadis yang hidupnya tidak memiliki siapa-siapa secara tiba-tiba jiwa nya berpindah pada seorang Gadis kay...