24 : Two cat

68K 10.4K 785
                                    

Jangan lupa vote dari awal ya✨

"Tadi lo bilang nama lo itu Vino kan?"

"Lo pasti mantan anggota inti Angkara yang sebelumnya," Ujar Chloe sambil merobek pakaian para anggota Angkara yang pingsan untuk membalut luka luar Vino.

Vino berhenti meringis dan menatap kearah Chloe dengan pandangan bingung.

"Dari mana lo tau?" Tanya Vino.

Chloe melirik kearah Vino, "Kalo gue bilang gue kenal sama ketua Angkara yang sebelumnya, apa lo bakal percaya?"

Vino terdiam beberapa saat sebelum membuka mulutnya kembali.

"Apa maksud lo?" Tanya Vino tidak percaya dan menatap Chloe dengan pandangan menyelidik.

Chloe mengabaikan pandangan Vino dan memilih membantu laki-laki itu untuk mencari tempat duduk.

"Sebelum itu, gue mau obatin luka luar lo dulu sebelum kena infeksi. Lo bisa bangun gak? Apa mau gua papah?" Tanya Chloe.

Vino menatap lamat wajah Chloe yang sepertinya serius mengkhawatirkannya.

Padahal mereka hanya bertemu sebanyak dua kali dan itu juga tidak di sengaja, tapi gadis itu sudah menaruh perasaan khawatir pada orang asing seperti dirinya.

Bukannya aneh?

Jika terus begini apa ia harus percaya pada ucapan Chloe sebelumnya?

"Heh jangan bengong, kesambet mampus lo." Celetuk Chloe.

"Maaf aja gue gak bisa ketawa," Ujar Vino sambil menunjuk luka di sudut bibirnya.

"Gue juga gak lagi ngelawak sialan. Cepetan jawab! Gue pengen cepet-cepet pulang nih," Kesal Chloe membuat Vino menatap lucu kearahnya.

"Bantu mapah gue," Jawab Vino.

"Nah gitu dong dari tadi," Ujar Chloe sambil membantu Vino bangun dan memapahnya dengan hati-hati.

Vino langsung meringis menahan rasa sakit saat kedua kakinya melangkah dengan pelan.

Pergelangan kakinya yang terkilir juga terasa ngilu sekali setelah di gerakkan, entah bagaimana jika tidak ada seorang pun yang membantunya mungkin ia akan terus berada disini sampai pagi dalam keadaan babak belur.

Chloe pun membawanya ke pos ronda yang lumayan jauh dari sana karna takut lima orang laki-laki itu bangun dan mencari mereka.

"Lo diem disini, gue mau cari apotek dulu." Ujar Chloe, tapi setelah itu senyuman jail terukir di bibirnya.

"Oh ya. Kalo ada om om dateng ngasih permen jangan mau ya," Ucap Chloe seperti memberitahukan anak berumur 5 tahun.

Vino yang tengah menyenderkan tubuhnya langsung menjulurkan tangannya dan menjentikan jarinya di jidat gadis itu.

"Gak gitu juga konsep nya," Ujar Vino dengan suara berat karna sedari tadi sudah menahan rasa sakit di sepanjang jalan tadi.

Chloe langsung meringis sakit pada jidatnya.

"Yaudah tunggu ya, gue pergi dulu." Chloe langsung saja berlari menuju apotek yang ia lihat tidak jauh dari minimarket tempat ia berbelanja tadi.

Setelah membeli semua yang ia butuhkan Chloe langsung kembali berlari menuju pos.

Dengan napas sedikit ngos-ngosan Chloe menghampiri Vino yang tengah memejamkan matanya.

"Gak di bawa om om kan?" Tanya Chloe membuat Vino membuka matanya dan langsung berdecak lidah mendengar perkataan gadis itu.

Pangeran SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang