66 : Police

24.5K 4.3K 4.2K
                                    

Jangan lupa vote dari awal ya✨

Di ruang Karaoke pun hening, hanya bisa terdengar suara baku hantam dan juga ringisan kesakitan.

Beberapa orang yang berada di dalam hanya mengigil ketakutan, tidak berani melerai atau memisahkan Chloe yang sudah kehilangan akal karna amarah nya.

Chloe terus saja menendang tubuh Henry tanpa berhenti, bahkan suara raungan kesakitan dan permohonan dari Henry pun tidak ia dengar sama sekali.

Renaldi yang sudah memberi waktu cukup untuk Chloe melampiaskan amarah nya pun mulai menghampiri gadis itu dan menghentikan nya sebelum polisi datang kemari.

Telapak tangan Renaldi pun mendarat di kedua mata Chloe yang penuh dengan kebencian dan menutupi nya dari belakang.

"Udah cukup Chloe," bisik nya dengan lembut, tepat berada di samping telinga nya.

Chloe yang mendengarnya pun langsung kembali ke akal sehat nya, tangan nya yang tadi nya mengepal pun langsung mengendur dengan perlahan.

Kedua mata nya memanas dan air mata pun keluar membasahi telapak tangan Renaldi.

Bahu nya sedikit bergetar dan terlihat sangat rapuh yang membawa ilusi jika di sentuh dengan kasar akan hancur berkeping-keping.

Renaldi pun membawa Chloe ke pelukan nya dan menepuk punggung nya dengan lembut, membiarkan nya menangis dengan sesuka hati.

Di sisi lain.

Anggota Angkara yang bertemu dengan Anggota Regalter pun langsung tercengang.

"Lo?! Lo ngapain ada disini?!" kaget Kenzo sambil menujuk kearah Vino yang tengah menghajar anak buah Henry dengan satu tendangan.

Vino pun menoleh dan menatap aneh kearah Kenzo.

"Justru lo sendiri ngapain ada disini," balas nya bingung.

"Mau ngehajar orang lah," balas Kenzo dengan nada bangga.

Vino mengerutkan dahi nya, "Hah?gue gak butuh orang gak guna kayak lo, balik sana!" usir Vino sambil mengibaskan tangan nya mengisyaratkan mengusir.

Kenzo seketika kesal dan ingin menghampiri Vino tapi langsung di tahan oleh Gibran.

"Jangan macem-macem deh lo," ujar nya dengan tatapan tajam.

"Gue cuman mau nyamperin doang,"

Gibran menatap kearah sohib nya dengan tatapan tidak percaya dan memegang erat-erat kerah nya.

"Gak usah bohong, kita disini buat bantuin ngurusin anak-anak buah Henry, jangan sampai lupa lo sama misi nya," pengingat Gibran.

Kenzo hanya cemberut mendengarnya dan masih melayangkan tatapan tajam nya pada Vino, sedangkan Vino hanya memberikan jari tengah nya kearah Kenzo dengan senyum miring penuh kemenangan.

Amarah Kenzo pun naik lagi saat melihat nya dan kembali ingin menghampiri.

Gibran yang melihat kedua nya bertingkah sangat kekanak-kanakan pun hanya menggelengkan kepala.

Ia pun melirik kesamping dan melihat anggota inti yang terlihat penuh dengan aura permusuhan yang membuat bulu kuduk Gibran seketika berdiri.

Gibran pun langsung berbalik dan mengomando anggota lain nya untuk mewakili para anggota inti.

"Kalian bisa bebas mau ngelakuin apa aja disini!"

"Tapi dengan syarat jangan sampe buat anak orang babak belur, apalagi sampai buat orang meningoy, kita disini cuman buat mereka gak bakal muncul lagi di depan kita di masa depan, oke?!"

Pangeran SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang