16 : Bella & Arkan

81.7K 11.5K 708
                                    

Jangan lupa vote dari awal ya✨

Chloe melangkahkan kakinya memasuki mobilnya kembali setelah mengembalikan payung yang tadi ia pinjam.

"Sudah non?" tanya Pak Seno.

Chloe mengangkat jempolnya, "Udah pak,"

"Tadi Nona gak deket-deket kan ngeliatnya?" tanya Pak Seno khawatir.

"Jauh bangett malah," ujar Chloe sambil tersenyum.

Tapi boong.

Pak Seno menghembuskan napasnya lega.

"Lagian juga ada yang ngelerai kok, paling juga gak macet lagi," lanjut Chloe.

Setelah mengatakan itu, jalanan pun kembali lancar seperti biasanya dan mobil kembali jalan.

Chloe menyederkan kepalanya pada jendela mobil sambil menopang dagunya.

Ia mulai berkutat dengan pikirannya tentang kejadian tadi.

"Gimana bisa ada disini? Gak mungkin kan karna tawaran itu? Pasti enggak kan?" Lirih Chloe tiba-tiba gelisah dengan pikirannya sendiri sampai-sampai panggilan Pak Seno tidak di dengar oleh gadis itu.

"Nona Chloe,"

"Nona,"

"Nona!" Panggil Pak Seno lagi dengan wajah khawatir di kaca spion.

Chloe pun langsung berhenti menggigit kukunya saat Pak Seno memanggilnya dengan nada sedikit keras.

"Ah kenapa?" tanya Chloe linglung.

Pak Seno pun memberhentikan mobilnya di tepi jalan membuat Chloe menyeringitkan dahinya bingung.

"Kenapa berhenti?"

Pak Seno memutarkan tubuhnya menghadap belakang dan menyodorkan sebungkus hansaplast serta tissue kearahnya.

"Jari Nona berdarah, untung saya sudah menyiapkan P3K di mobil," Ujar Pak Seno membayar kebingungannya Chloe sedari tadi.

"Berdarah?" Chloe langsung menatap kuku jarinya yang ia gigit tanpa sadar tadi. Yang ternyata sudah mengeluarkan darah banyak sampai menodai bibirnya sendiri.

Ini memang kebiasaan buruk Keira dari dulu jika sedang mengalami kecemasan yang berlebihan dan tanpa sadar melukai dirinya sendiri.

Chloe pun langsung membersihkan noda darah di jarinya dan bibirnya setelah itu membalutnya dengan hansaplast.

"Maaf ya pak ngerepotin," ujar Chloe sambil tersenyum.

"Iya gak apa-apa, biasanya juga Nona kayak gitu," ujar Pak Seno kembali menyalakan mobilnya.

Chloe mengangguk mengerti setelah ingatan Chloe muncul.

Biasanya Chloe suka melakukan itu ketika cemas rencana yang ia susun dengan rapih untuk mencelakai Ava tidak berjalan dengan lancar atau harus berhadapan dengan Devan yang selalu memaksanya sekaligus mengancam nya.

Chloe menundukkan kepalanya dan menatap jari-jarinya. Sampai kapan dia berada di tubuh ini, apa selamanya?

.*.*.*.

Di suatu tempat.

"Gagal kan?"

"Bantuin gue," pinta seseorang pada orang di depannya yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada.

"Bantu apaan lagi?" tanya nya pura-pura tidak tahu.

"Lo pasti tau, lakuin itu bagaimana pun caranya nanti bakal gue bantu,"

Pangeran SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang