Gunting, lem, spidol, karton, pulpen dan barang - barang kebutuhan ospek berserakan di ubin lantai. Memang cukup merepotkan jika menyangkut soal MOS, pasti ada aja hal aneh. Seperti sekarang, Yasmin tengah menerka apa jawaban dari teka teki barang yang harus dibawa besok.
"Nay, tau gak ini apaan?"
"Coba lo sebutin satu-satu," kata Nay. Nayla Darmawan, sahabat Yasmin sejak SMP. Dia berbeda satu tahun dan sekarang duduk di kelas 11 SMA Appolo. Bersyukur hari ini Nay mau membantunya mengerjakan pr yang ditugaskan osis untuk besok MOS.
"Buah lesbi, buah pir'aun, pocong ijo, 3T, permen maksiat, air pegunungan, telettubies mencari keringat, pulpen cita-cita, buku terang, terowongan berlumpur, alas kaki jepit, trans jakarta bertenaga macan. Cepet Nay, jawab! Gue tulisin nih, ntar anter gue ke super market buat beli semuanya," kata Yasmin sambil tengkurap di atas lantai tak bertikar.
"Buah lesbi, Jeruk. Buah Pir'un, Pir. Pocong ijo, lontong .3T, tahu tempe telur. Permen. Maksiat, kiss. Air pegunungan, Air mineral. Telettubies mencari keringat, pocarisewat. Pulpen cita cita, pulpen merk pilot. Buku terang, buku sinar dunia. Terowongan berlumpur, kue semprong berisi. Alas kaki jepit, swalow. Trans Jakarta bertenaga macan, biskuat."
Yasmin mendengus karena Nay bicara terlalu cepat. "Yaudah yo, anter Yasmin beli semuanya."
"Habis ini kan, lo mau anter gue," rajuk Nay cemberut. Dia selesai membuat papan nama untuk Yasmin, jika tanpa Nay, mungkin akan sampai malam Yasmin mengerjakan semuanya.
"Nay mau ketemu siapa sih? penting banget ya?" Yasmin membereskan peralatan sekolahnya lalu memasukan semua itu ke dalam tas secara asal.
"Penting, Yasmiiin. Pokoknya lo harus anterin gue dulu ketemu dia, habis itu baru gue anter lo beli perlengkapan ospek. Ok?" bujuk Nay memasang wajah memelas.
Yasmin pun menganggukinya karena Nay sudah membantunya. Lagipula, super market buka 24 jam jadi dia tak terlalu mengkhawatirkannya.
▪▪▪▪▪
Taman Senopati tidak terlalu ramai. Lampu-lampu taman di setiap penjuru memancar begitu indah dengan kerlap kerlip tumblr di sepanjang jalan yang menggantung. Asap bakaran sate mengudara sangat bebas serta aromanya tercium pekat di indera Yasmin.
Entah mau apa dan kemana Nay mengajaknya. Dia terus mengekori sahabatnya itu sesekali menengok kanan kiri memperhatikan segala aktivitas sampai tinggal keheningan yang tersisa.
"Nay, mau ngapain sih?" Dia kira Nay mau mengajaknya ke taman, tapi keramaian sudah lewat dan sekarang mereka berdua berada di belakang taman senopati dekat rel kereta.
Dehaman nyaring seseorang membuat Yasmin terperanjat. "Nayyy, ayo pulang ihhh!"
"Mau ngapain lo ke sini?"Nay melepaskan tangan Yasmin yang memegangnya erat. Nay maju berhadapan dengan seorang cowok bertampang sangar.
"Dimana cowok gue?"
Nigel menatap Nay dengan senyum sinis. Setelah apa yang dilakukan Nay, perempuan itu masih punya nyali menampakan wajahnya. "Bagi kita, lo udah gak ada Nay--bahkan, lo udah kita anggap sebagai musuh."
"Dan peraturannya, musuh harus dihindari atau dihabisi," cowok berhoodie merah muncul dari kegelapan. Dia melirik Yasmin, dilirik seperti itu Yasmin langsung menunduk.
"Gue mau ketemu cowok gue, gue bisa jelasin semuanya kok. Apa yang dia lihat itu gak bener." Nay tak gentar meski wajah teman-teman pacarnya itu murka.
Suara sepatu bergesekan dengan batu koral aspal ditengah sunyi. Dia membuka kupluk hoodienya lalu mengangkat kepala menatap tajam nan dingin ke arah Nay.
"Mau apa?""Aksa, aku bisa---"
Tiga teman Aksa membentengi Nay agar tidak bisa mendekati ketua mereka.
"Pergi! lo harus lupain Aksa, Nay," kata Seb, jujur saja dia paling merasa iba jika menyangkut soal wanita."Kenapa gue harus lupain Aksa? Dia masih cowok gue kok. Iya kan, Sa?" Nay menatap Aksa penuh harap, tapi dalam lensa mata cowok itu sudah tidak ada lagi respect untuknya.
"Lo tau kan kita kayak gimana? kalau salah satu diantara kita terluka, kita juga ikut sakit. Lo udah khianatin sahabat gue, seharusnya lo mikir seribu kali untuk datang kesini. Aksa udah gak butuh lo, jadi mending ko pergi!" Selatan mendorong bahu Nay sampai terhuyung. Yasmin memegang tubuh Nay, dia juga ikut gemetaran.
"Nay, ayo kita pulang."
"Yas, gue gak bisa pulang kalau belum ngomong sama cowok gue," suara Nay meninggi, ini baru pertama kalinya Nay berbicara seperti itu.
"Nayyyyy..." Yasmin menarik nafas dalam-dalam, dia tak boleh terpancing kesal karena Nay.
Yasmin menoleh pada Nigel, bibirnya seakan kelu saat melihat betapa kelamnya netra cowok itu.
"Kak, kenapa temen aku gak boleh ngomong sama pacarnya? Dia udah bela-belain datang ke sini.""Tanya aja sama temen lo."
"Nay? Nay lakuin apa sampe mereka marah sama Nay?" Yasmin memegang bahu Nay.
"Yas, gue tau gue salah tapi gue bisa jelasin kok. Gue sayangnya sama Aksa, gue gak serius sama Jefan. Gue cuma ---"
"Nay, apapun alasannya, perselingkuhan itu tetep salah," sela Yasmin mengusap punggung Nay. Mata Nay mulai berair, sedetik kemudian air mata itu terjun bebas membasahi pipi Nay.
"Nay harus terima konsekuensinya, ayo pulang." Yasmin menyeka air mata Nay, dia membawa tubuh rapuh itu pergi darisana.
"Nggak Yas! Gue gak mau kehilangan Aksa!" Nay mendorong tubuh Yasmin dan menerobos benteng Selatan-Nigel-Seb.
Tubuh Aksa tidak bereaksi apa-apa saat Nay memeluknya erat. Dia seperti patung, berdiri tanpa mau membalas pelukan Nay.
"Nayyy?!" Yasmin berjalan pincang gara-gara mata kakinya tergores bebatuan akibat dorongan Nay.
"Kaki lo berdarah," Nigel menahan bahu Yasmin.
BRUKKK!!
Mata Yasmin membola melihat Nay tersungkur di bebatuan. Aksa berjongkok menatap tajam netra Nay, api kemarahannya sudah tak bisa dibendung lagi. "Lo ngelukain temen lo sendiri dan lo gak dengerin omongan dia. Apapun alasannya, perselingkuhan itu salah. Temen lo aja ngerti, kenapa lo nggak? punya otak, mikir!"
"Nay, Nay gakpapa kan? ayo bangun," Yasmin berjongkok mengecek keadaan Nay lalu membantu Nay berdiri sambil menepuk nepuk baju Nay dari debu.
Aksa memungut batu berukuran sedang siap menghantam kepala Nay. Namun aksinya terhenti saat Yasmin menarik Nay ke belakangnya lalu maju ke depan untuk melindungi sahabatnya.
Mata Yasmin yang tadinya tertutup rapat terbuka perlahan saat kepalanya tak merasakan apa-apa.
"Yasmin masih hidup kan?" kata Yasmin mengecek keningnya.
Batu itu dilempar sembarang arah oleh Aksa.
"Nay, lo cuma kehilangan gue, bukan kehilangan sahabat. Lo harusnya bersyukur punya sahabat kaya dia," puji Aksa melihat Nay dibalik bahu Yasmin.Yasmin merasa tersentuh dengan kata-kata cowok dihadapannya. Dia baru ingat kalau dialah ketua Panthera. Pahatan indah karya tuhan yang tercipta pada wajah cowok itu, pantas saja Nay tidak mau kehilangannya. Yasmin menyingkirkan pikiran aneh, dia berbalik badan merangkul Nay.
"Sa, gue sayang sama lo," lirih Nay. Ucapannya tercekat tangisannya. Keadaan Nay sangat kacau, Yasmin tidak bisa membiarkannya terus belarut-larut.
"Ayo pulang Nay."
Yasmin-Aksa saling berpandangan satu sama lain beberapa detik, sebelum akhirnya Yasmin memutuskan kontak mata lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...