Untuk konsentrasi di setiap mata pelajaran Yasmin sangat berusaha keras. Dia duduk di kelas namun pikirannya sedang berkelana di tempat lain. Terlalu banyak memikirkan Nay sampai tak sadar itu malah membuat mood-nya hancur.
"Lah, kenapa sih si Yasmin?" Dira menyenggol lengan Kiara saat mereka baru saja datang ke kantin menempati meja paling tengah.
Kiara mengangkat kedua bahunya. "Mungkin lagi pms kali."
"Yas?" panggil Ratu duduk di kursi sedangkan Yasmin hendak berjalan ke lemari showcase untuk mengambil minuman dingin. Ratu diam sejenak mengamati wajah Yasmin yang menatapnya dengan tatapan kosong. "Gue nitip pocari ya satu," kata Ratu tak melepaskan perhatiannya dari Yasmin.
Manik matanya mengitari sekitar. Kantin yang kian terasa sesak seiring waktu, menciptakan suasana ramai dikala lapar melanda. 5 menit bel istirahat berlalu, Aksa bersama ke-empat temannya datang mengundang banyak pasang mata berdecak kagum. Kekaguman yang sama dan ketampanan yang sama tak pernah berubah. Kian hari makin memesona, itulah Aksa si predator pemangsa hati kaum hawa sekolah.
"Sa, bisa gak sih lo sehari aja menghilang dari dunia! kalau ada elo, kegantengan gue terbuang percuma. Rasanya pengen lari dari semesta, wajah tampanku tak dihargai," omel Lintang menunjukan wajah kesal bibir maju lima senti.
Aksa tak menanggapi perkataan Lintang. Dia lebih tertarik mendekati suatu objek yang sedaritadi berdiri di depan lemari showcase.
Teman-teman Aksa duduk di meja biasa, dipaling pojok kantin.
"Taruhan yokk," usul Seb duduk di atas meja melihat Aksa nyamperin Yasmin."Nih yah, kalau si Aksa jadian sama si Yasmin --kalian harus patungan buat beliin gue motor baru." Seb menunjuk satu per satu temannya.
"Taruhan macam apa itu, tolol?! lu pikir gue gak liat? si Aksa udah pasti jadian sama si Yasmin." Nigel percaya diri mengangkat ke dua kakinya ke atas meja.
Yasmin mengambil dua botol pocari lalu membayarnya ke kasir. Kebetulan dibelakangnya ada siswi senior membawa nampan berisi dua gelas jus, dia ingin mengambil sedotan dari ibu kantin, tapi Yasmin tak sengaja menjatuhkan minuman milik senior itu sampai membasahi sepatu canvas miliknya.
"Yaampun! liat-liat dong!" Siswi senior tidak terkena siraman jus, dia marah karena Yasmin membuat jus jeruknya tumpah.
Yasmin cepat-cepat tersadar, dia mendapatkan jiwanya kembali setelah lama melamun membawa tubuhnya yang kepikiran terus soal Nay. "Maaf-maaf, kak. Aku gak sengaja kak, maaf yah." Yasmin memunguti pecahan gelas itu.
Sebuah tangan terulur membantunya membereskan serpihan kaca yang berserakan. Yasmin mendongak melihat wajah datar Aksa dari dekat. "Tubuh lo kekurangan air, makanya kurang fokus." Aksa mengusap kepala Yasmin, tindakannya itu buat semua siswi berteriak iri.
Aksa memberikan nampannya pada siswi senior bername-tag Farah itu kemudian menaruh selembar uang seratus ribu di saku Farah. "Itu buat ganti minuman lo, gak usah diperpanjang dia gak sengaja," kata Aksa berbicara dengan nada dingin seraya melayangkan tatapan tajam mengancam.
"Eh gak usah, Sa. Gak diganti juga gakpapa, asal lo mau temenin gue makan. Mau gak?" Farah mencoba merayu Aksa.
"Sorry, gue udah kehilangan selera makan gue karena liat wajah lo. Sana pergi!"
Farah menarik napas dalam-dalam, mungkin dia orang ke sekian yang jadi korban penolakan Aksa. Farah pun pergi dengan wajah kecewanya.
Sepasang bola mata menatap Aksa. Mereka saling bertatapan tanpa adanya pembicaraan. Aksa merasakan suatu getaran berbeda, tanpa alasan dan kapan perasaan itu ia miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...