18. Tipe Ku/Mu

432 142 328
                                    

Dari arah berlawanan, mata Aksa mengenali para pemuda berjaket Reagle yang sedang berjalan ke arahnya.

"Yas, lo kalau mau pergi duluan aja." Aksa mengeluarkan tas Yasmin dan menyuruh gadis itu meninggalkannya.

"Tapi kenapa, kak?" Yasmin kebingungan liat raut wajah Aksa tanpa ekspresi membuatnya semakin bingung. "Kakak kenapa---"

"Mau kemana lo babi?!!" sergah salah satu anggota Reagle. Dia menghadang Aksa.

"Yas, lo pergi ya sekarang." Aksa menyembunyikan Yasmin dibelakang punggungnya sembari mengawasi pergerakan anak-anak Reagle.

"Gak mau, aku gak mau ninggalin kakak." Yasmin menggeleng memegang tangan Aksa.

"Punya nyali juga lo lepas dari kawalan temen-temen lo. Udah siap patah kaki lo, heuh?!" Guntur merangsek maju melayangkan pukulan pada Aksa namun Aksa berhasil menangkisnya.

"Widihhhh, lo bawa cewek cakep nih?," seringai Irsal mendekati Yasmin. Aksa menendang betis Irsal dan menunjuk wajahnya seraya melayangkan tatapan peringatan.

"Berani lo nyentuh dia, nyawa lo semua taruhannya!" ancam Aksa dengan nada suara mantap bersungguh-sungguh sembari melayangkan tatapan buasnya kepada anak-anak Reagle.

Salah satu pria ber-hoodie hitam yang wajahnya tertutupi kupluk hoodie-nya berjalan dari arah belakang menerobos belasan anggota-nya. Dia Gery, panglima perang geng Reagle. Aksa tidak gentar dikerubungi banyak musuh, dia menyingsingkan lengan jaketnya sampai batas siku siap bertarung walaupun sendirian.

Gery mengangkat tangannya. "Kita gak bakal nyerang kalau ada cewek."

"Ger, udah habisin aja sekarang! mereka kan anak Andromeda, musuh bubuyutan kita dan kita gak boleh biarin mereka lolos tanpa terluka!" seru Seka diikuti teriakan persetujuan dari yang lain.

"Nggak! Lo gak denger apa kata Alan? dia larang tegas anak Reagle buat nyerang cewek! dan dia lagi sama ceweknya." Gery melihat seorang gadis yang bersembunyi di belakang Aksa.

"Lo boleh pergi," kata Gery pada Yasmin.

Aksa berbalik badan mengusap kepala Yasmin. "Lo pergi ya, gue gak mau lo terluka."

"Gak mau, nanti kakak gimana?" tanya Yasmin menatap cemas mata Aksa, apalagi di depannya musuh lebih dari lima orang. "Aku gak mau ninggalin kakak."

"Angkot!" Aksa menghentikan angkot jurusan perintis yang melewati SMA Andromeda. Dia menarik tangan Yasmin masuk ke dalam angkot dengan pengawalan ketat dari anak Reagle.

"Tapi kak---"

Perkataan Yasmin terpotong saat melihat tatapan mata Aksa berubah menjadi sangat dingin, seolah tak ingin dibantah. Dia juga tidak tau kenapa bisa- bisanya tunduk hanya melalui eye contact-nya dengan Aksa.

Yasmin mengangkat kedua tangannya seperti orang berdoa. Netra Aksa mengikuti gerakan mulut gadis dihadapannya yang sedang merapalkan doa. Setelah selesai, Yasmin memasukan kedua tangannya ke dalam dua saku jaket Aksa. "Aku udah minta sama tuhan buat jagain kakak. Semoga doaku ini didengar sama tuhan, ya."

"Yaudah sana pergi, gue jamin lo selamat sampe sekolah." Aksa mengacak rambut Yasmin sampai berantakan.

Meski berat hati, Yasmin tetap menuruti perkataan Aksa untuk pergi dari jalan pertigaan lampu merah. Sebelum menginjakan kakinya ke dalam angkot, Yasmin menengok pada Aksa yang tengah dibawa paksa bagai seorang tawanan oleh musuhnya. Yasmin ingin mengejar, tapi Aksa menggelengkan kepala seraya menunjuk menggunakan dagunya untuk segera masuk ke dalam angkot.

"Aku harus kasih tau temen-temennya kak Aksa, aku gak mau kak Aksa kenapa-kenapa."

Angkot perlahan meninggalkan lokasi itu, Yasmin masih setia melihati Aksa dibawa anak Reagle melalui kaca jendela. Semakin jauh semakin hilang keberadaan Aksa. Yasmin meremas tangannya karena sekarang pikirannya sudah blingsatan kemana-mana. "Pak, cepetan pak jalannya!" gusar Yasmin pada sopir angkot.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang