24. Beach Love & War (3)

430 129 515
                                    

Follow ig @santiendah15

▪▪▪▪▪

Puluhan kresek besar dipenuhi sampah ditumpukan dalam satu tempat di dekat jalan kerikil parkiran untuk diangkut mobil dinas kebersihan. Aksa menepuk tangannya dari debu melihat seluruh anggotanya tampak kelelahan setelah 3 jam lebih menjalankan tugas membersihkan area pantai lewi ratu.

"Ehh, ayo kita foto dulu gaes buat dokumentasi," seru Selatan mengalungkan kamera dslr ke lehernya.

"Harusnya tadi kalau mau foto, giliran muka gue udah gosong berminyak malah mau foto fotoan," protes Bahri mengelap keringat di wajahnya.

"Woy Ri, itu muka lo kaya penggorengan anjir," ledek Cupri liat muka Bahri.

"Badan lo kaya babi, mengandung minyak," tambah Lintang cekikikan sedangkan Bahri mendesis kesal.

"Tangan gue belang ihhhh." Jihan menjulurkan kedua tangannya liat pergelangan tangan memerah.

"Makanya kalau ke pantai pake baju gamis biar gak belang," kata Nigel mengoleskan salep pada tangan Jihan yang kemerahan.

"Hah? pake gamis ke pantai? oleng otak lo? ke pantai mah pake bikini dong, nambah pahala manjain mata gue," seloroh Awan.

"Konsep pemikiran anak dakjal! gak ada pahala untuk yang berbuat dosa terutama mengumbar aurat," balas Lintang berbicara sok bijak.

"Tumben kata-kata lo waras, Tang,"heran Selatan membariskan semua anggota.

"Emang gue biasanya gimana?"

"Biasanya lo ngomong kaya orang gangguan jiwa," tawa Selatan menyeret kaos yang dikenakan lintang bak menjewer anak kucing buat masuk barisan.

"Yas? sini deket gue." Kiara memanggil Yasmin saat keluar dari salah satu warung tempat Joana menunggu.

Belum sempat melangkah, Yedam menarik tangan Yasmin mengajaknya baris di depan bersamanya.

"Dia ngerusak rencana banget dih," bisik Kiara pada Ratu.

"Sssttt, jaga omongan lo atau bibir lo bakal disulam sama bang Yedam." Ratu melayangkan tatapan peringatan pada Kiara.

"Kayaknya, dia suka yah sama Yasmin?" tanya Jihan mendongak pada Nigel berbaris berdiri di sampingnya.

Nigel tak menjawab, dia menengok Aksa tak bergeming di bawah pohon dekat tumpukan kresek sampah sembari melipat tangan di depan dada. "Sa?! lo gak ikut?" teriak Nigel.

Aksa menggeleng. Paras dingin itu menatap tajam ke arah Yasmin dan Yedam. Sorot kalem mata Aksa tertangkap basah penglihatan Yasmin. Mereka saling bertukar pandang beberapa detik sebelum akhirnya gadis itu memutuskan kontak mata mereka.

"Sa? lo beneran gak mau ikutan? lo kan ketuanya, nanti kalau si Bang Vikar nanya si Aksa kemana? terus gue harus jawab apa?" cerocos Selatan.

Aksa mengembuskan napas kasar. "Bilang aja, gue gak mau difoto karena terlalu tampan," kata Aksa menyugar rambutnya ke belakang menggunakan jari jemarinya.

Sebagian temannya pura-pura muntah dramatis mengejek Aksa.

"Ayo, kalau mau difoto biar tante fotoin aja." Joana keluar dari warung.

"Oh iya, kita kan punya personil tambahan. Nih tan, boleh ya fotoin kita." Selatan menyerahkan dslr pada Joana.

Mengerti kode mata dari Seb, Selatan menyeret Aksa masuk barisan.

Aksa menepis tangan Selatan. Rahangnya mengeras harus liat Yedam menggenggam tangan Yasmin di depan matanya.

"Ayo siap-siap, merapat dong biar tante ambil fotonya bagus," ujar Joana.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang