39. Live music

297 75 0
                                    

Follow ig dan tiktok @seanations15 untuk menonton konten Bahuraksa. Terutama di tik tok ya aku suka bikin video video gitu.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Mengasingkan diri dari dentum musik dan keramaian. Terbebas dari infus dan obat-obatan rumah sakit, Selatan duduk di tangga menghadap taman cafe outdoor. Duduk sendirian terpisah dari euforia teman-temannya, dia memandang langit malam dimana cahaya rembulan satu-satunya menghiasi hamparan cakrawala.

Segelas cairan merah sirup storberi terulur di samping wajahnya. Selatan menengok gelas berkaki satu itu dan tangan lentik putih bergelang perak.

"Di minum kak." Yasmin menyodorkan gelas itu untuk Selatan.

"Thanks, Yas." Selatan balas tersenyum menerimanya. Dia menggeser tempat duduknya saat Yasmin mengambil tempat di sampingnya. Rasa canggung sulit di runtuhkan, Selatan mereguk sekali minuman itu. Dia menengok ke belakang melihat Aksa asyik berbincang dengan para anggotanya.

"Kenapa di sini?" Selatan membuka obrolan, memperhatikan wajah Yasmin dari dekat jantungnya ikut berpacu dua kali lipat.

"Mau aja, lagian aku liat kakak duduk sendiri. Kenapa? kakak gak suka ya sama perayaan hari jadi Yasmin sama kak Aksa?" 3 hari berpacaran, semua orang terdekat Aksa maupun Yasmin selalu mendesak untuk memberikan pajak jadian pada mereka. Daripada terus di serang oleh ledekan dan ejekan terus menerus, Aksa mem-booking seluruh cafe bintang lima Alamanda untuk merayakan hari jadinya. Yang datang keempat teman Yasmin, Ratu, Jihan, Kiara dan Dira. Sedangkan dari pihak Aksa, banyak. Teman-teman geng dan tongkrongannya semua pada datang.

"Gue suka kok sama perayaannya, banyak makanan. Pas banget kan, gue keluar rumah sakit, ehh ada yang traktir." Selatan memaksakan dirinya tertawa, menawarkan kepalsuan sementara hatinya sedang bersedih.

"Btw, selamat ya lo udah jadian sama pak ketua. Mulai sekarang, kalau lo ada apa-apa bilang aja sama gue, Lintang, Seb atau Nigel," lanjut Selatan kembali mereguk sirupnya.

Rambut panjang Yasmin berterbangan tertiup angin, Selatan memandang keindahan itu. Keindahan paras cantik Yasmin dari samping. Mata bulat kecil seperti kucing, bulu mata lentik, bibir tipis semerah delima, pipi agak chubby dan telinganya beranting berbentuk bunga menambah kerupawanan gadis itu. Ketakjuban pada Yasmin membuatnya terkesiap, dia tersadar kembali dan menengok Aksa takut ketuanya itu memergoki dirinya.

"Yas, pergi sana. Ntar kalau lu di sini berduaan sama gue, si Aksa bisa ngamuk." Selatan hendak berdiri, namun Yasmin cepat menarik tangan Selatan untuk duduk kembali.

"Kakak sini dulu aja ih, aku kan pengen nanya sesuatu."

"Nanya apaan? kaya wartawan aja tanya-tanya." Selatan tetap menjaga jarak, melepaskan pegangan tangan Yasmin.

"Kakak gimana lukanya, udah sembuh?" Pandangan Yasmin tertuju pada punggung Selatan. Sampai detik ini Yasmin merasa berhutang budi nyawa dan dia takut kalau terjadi sesuatu yang serius pada Selatan.

"Udah, santai aja. Gua mah orangnya kuat, Yas. Doain aja semoga gua panjang umur biar kalau ditusuk lagi gak bakal mati, paling koma." Selatan bisa-bisanya bercanda, lengkungan senyum menghiasi wajahnya sementara Yasmin memperhatikan muka cowok itu memastikan tidak ada kebohongan.

"Kakak bener yah gakpapa? Yasmin hutang nyawa loh sama kakak."

"Biar lo gak merasa berhutang budi sama gue, kalau suatu saat gue kesusahan lo jangan lupa bantu gue, ya." Selatan mengacungkan jempolnya menunjukan senyuman gigi putihnya yang lebar.

Kekehan menyembur keluar dari mulut Yasmin. Dia mengangkat jempol tangannya dan menempelkan di jempol Selatan. "Yasmin janji bakalan nolongin kak Selatan kalau suatu saat dibutuhkan."

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang