58. Goblok!

315 74 6
                                    

Rekomendasikan Bahuraksa ke temen kalian, ya.
Gimana cerita Bahuraksa menurut kalian setelah baca sejauh ini?

Mau bilang aja, kalau emang ada yang gak suka sama karakter Yasmin atau Aksa, yang terlalu polos atau bar bar jangan dibaca. Jangan judge karakter mereka, karakter mereka emang pasaran tapi kisah yang mereka lalui berbeda dengan kisah sejoli yang lain. Hargai ya. Tolong simpan judge mu itu sampai nanti, lagipula Bahuraksa belum tamat kan?❤

PRINSIP MENULIS SEANATIONS15:
"Senang basa basi, jadi tunggu aja semuanya ada proses, kan?"

▪▪▪▪
"Woyy lu yakin hp gua ada di dalem?" tanya Lintang berjalan mundur sambil memutar-mutar kunci di tangan.

Mereka berempat pagi-pagi pukul setengah 6 datang ke markas.

"Iye, kemarin gue umpetin di bawah sofa." Selatan cengengesan merangkul Nigel.

"Kurang kerjaan lu ngumpetin hp gua." Lintang memasukan kunci ke lubang, pagar pintu besi markas sudah terbuka. Dia menengok ketiga temannya dengan mulut terbuka. "Heh, ada siapa di dalem? ini gembok kok ancur gini?"

Cafe elevator tidak beroperasi 24 jam, pukul 12 malam tutup. Berbeda dengan markas, biasanya sampai pagi dan kalau sudah tidak ada orang pasti di kunci demi menjaga perabotan dan barang tidak hilang.

"Tau tuh! semalem siapa yang ngunci?" Seb angkat bahu liat gembok ancur dan gagang pintu lepas.

"Mungkin gak sih terjadi tawuran semalam di sini?" Lintang menggaruk kepala kebingungan menatapi gembok rusak.

"Semprul! mana ada tawuran cuma ngerusak gembok sama pintu doang, yang ada di markas kita udah di bakar kali. Begonya emang ngalahin si patrick lu!!" Nigel menyingkirkan gerbang besi yang sudah terlepas dari engsel. Dia perlahan membuka pintu lihat kondisi dalam markas masih dalam keadaan gelap.

"Gua kagak mau masuk, nanti di penggal maling." Lintang geleng kepala mundur ke belakang.

"Saklar lampunya dimana sih? kagak kelihatan gini apa mata gua yang bolor?" Nigel meraba -raba dinding.

"Tolol! kan gelap bego, wajar aja kagak bisa liat." Selatan mengekori Nigel di belakang diikuti Seb dan Lintang yang pegang sepatu siap nimpuk maling.

"Waaaaaaaaaaa."
Barang jatuh agak keras terdengar nyaring mengagetkan empat orang itu dalam kondisi gelap. Mereka berteriak kencang, di awali dari Lintang si penakut.

"Eh anjingg!! kalau teriak jangan kenceng begoo!!" hardik Seb memukul kepala Lintang.

"Kalau gak kenceng bukan teriak namanya, tapi mengheningkan cipta!" Lintang mendengkus kesal memegangi tangan Seb.

Penerangan tiba-tiba menyala. Lampu neon dihidupkan oleh seseorang yang baru saja bangun tidur. Dia menguap sangat besar dan meregangkan otot-ototnya, kemudian melemparkan tubuhnya lagi ke sofa.

"Astagfirulah! udah kaya masih aja maling," kaget Lintang menyentuh dadanya pura-pura kaget.

Bau alkohol menyeruak, di atas meja ada dua botol anggur dan gelas serta puntung rokok berserakan.

"Anjirrrr mau mabok kagak bilang-bilang, anggur 15 juta lu habisin sendirian. Serakah lu, Sa!" Lintang memakai sepatunya lagi. Dia ambil dua botol anggur yang tandas tak tersisa itu sambil mengelusnya ngiler.

Selatan dan Nigel saling berpandangan satu sama lain. Kondisi Aksa sangat kacau. Dia tidur tanpa memakai pakaian alias bertelanjang dada, rambut acak-acakan, bau alkohol dan rokok bercampur melekat di tubuhnya.

"Sa, lu punya temen banyak tapi lo jadiin mabok sebagai pelampiasan. Gak akan selesain masalah." Nigel angkat bicara duduk di sofa.

Seb menyentil perut kotak-kotak Aksa. "Bangun lo!"

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang