Membentuk kerumunan ditengah jam pulang sekolah depan parkiran. Hanya kelas Yasmin-lah yang punya inisiatif menjenguk Megan sang ketua osis. Kalau kelas lain cuek, bodo amat dengan kondisi ketosnya meskipun kabar masuk rumah sakitnya Megan telah menyebar ke seluruh penjuru sekolah."Jadi, yang ikut siapa aja nih?" tanya kak Lulu, sekertaris osis. Ketua kelas Robi sudah berkoordinasi dengan para osis menyampaikan niat baik kelas 10 IPS 1 untuk menjenguk ketos di rumah sakit. Ada empat orang osis yang bersedia mendampingi mereka. Kak Lulu, Diki, Farhan dan Rizwan.
"Saya kak, terus Yasmin, Ratu, Jihan sama Kiara," kata Dira mengacungkan tangannya.
"Kalau yang lainnya gimana?"
"Paling saya kak, Naufal, Tama sama Ifan," ujar Robi.
"Yaudahlah segitu juga cukup, nanti kalau keramean bisa mengganggu pasien yang lain." Rizwan menghitung jumlah cewek yang ikut sedangkan cowoknya ada empat. "Kalian semua bawa motor kan?" tanya nya pada cowok.
"Bawa kak."
"Salah satu ceweknya ikut saya aja, ayo." Rizwan bergegas menaiki motornya sedangkan yang tidak ikut bisa pulang.
Yasmin menengok ke dalam sekolah. Dia melihat sosok Aksa bersama teman-temannya baru keluar sembari tertawa terbahak-bahak.
"Yas, lo sama kak Rizwan aja ya," kata Kiara menaiki motor Robi.
Tak ada sahutan dari Yasmin. Dia malah berdiri kaya patung natap Aksa tak berkedip sampai cowok itu berada dihadapannya.
"Jadi jenguk ketos?" tanya Aksa melihat teman-teman Yasmin bersama empat osis yang ia kenal.
"Iya, kakak mau ikut? aku tau kok, pasti kakak kan yang buat ketua osis masuk rumah sakit?"
Aksa mengedarkan pandangannya ke arah lain. Pertanyaan yang tak perlu dijawab dan bukan masalah besar jika harus ikut menjenguk Megan, tapi dia tidak akan tahan melihat mantan sahabatnya terbaring lemah diatas ranjang. Aksa akan merasa bersalah. Jangan kira bahwa pria paling ditakuti itu tak punya hati. Bagaimanapun Aksa itu manusia normal, punya perasaan terlebih lagi menyangkut orang yang dikenal dekat di masa lalunya dulu.
"Ayoo!" teriak kak Rizwan menderumkan motornya.
"Lo gak mau gue anterin?" Aksa mencekal tangan Yasmin.
"Nggak, makasih. Aku sama kakak osis aja, duluan ya." Yasmin melepaskan genggaman tangan Aksa. Dia sedikit marah, meyakinkan jika geng motor tak punya hati dan hanya bisa melukai orang lain saja.
"Bocil-bocil pada kemana?" Lintang berkacak pinggang.
"Jengukin si cepu," jawab Nigel menaiki motornya.
"Terlalu aktif yakk, baru beberapa hari sekolah udah punya ide jengukin ketos. Gue mah dulu, ada senior sakit---laaah,bodo amat!! biarin aja, ada bapak emaknya yang ngurus kagak perlu dijenguk segala, apalagi pake bawa buah atau bunga, cihhh! norak!" cerocos Selatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...