6. Istora

635 201 159
                                    

Sisa mos tinggal dua hari lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sisa mos tinggal dua hari lagi. Yasmin ingin segera melewati masa orientasi. Jujur saja, kegiatan mos itu sangat melelahkan apalagi dari pagi sampai sore tadi, seluruh anak kelas 10 keliling lingkungan sekolah dan turun langsung ke masyarakat sekitar untuk kerja bakti membersihkan irigasi. Kegiatan terakhir sebelum pulang, semuanya disuruh membereskan aula karena besok demo ekskul.

Yasmin membuka sepatu kets putihnya dan menggulung kaos kaki dimasukannya ke dalam sepatu. Dia melihat flatshoes merah muda tepat didepannya. Yasmin mendongak melihat Joana sore hari sudah ada di rumah. "Bunda?"

"Sayang, kok kamu kaya kaget gitu liat bunda."

Yasmin memeluk Joana. Aroma parfum lavender khas bundanya merunjam hidung Yasmin. "Bunda, Yasmin kangen."

"Tiap hari juga ketemu," kata Joana mengelus rambut panjang putrinya.

"Tapi kan, bunda selalu pulang malem dan cuma bisa ngucapin selamat bobo sama Yasmin. Paginya, bunda berangkat bahkan sebelum Yasmin bangun. Kangen bundaaa," rasanya sangat bahagia bisa mendekap Joana lebih lama. Yasmin tidak menginginkan harinya sepi tanpa bundanya, tapi dia tidak boleh mengeluh apalagi protes karena Joana bekerja keras untuk menghidupi dirinya. Ayahnya masih mengirim uang bulanan, namun Joana tidak mau hanya mengandalkan uang mantan suaminya untuk memenuhi kebutuhan Yasmin. Dia bekerja dari pagi ketemu pagi, lembur dan tanpa cuti demi mengumpulkan uang untuk masa depan putrinya.

"Mau ikut bunda gak sayang?"

"Kemana bunda?"

Joana mengeluarkan tiket final bulutangkis indonesia open. "Ikut gak?"

"Mau ikut, Yasmin mau ikut bundaaa," Yasmin kegirangan seperti anak kecil sambil bertepuk tangan. "Tapi, ini tiketnya ada tiga. Satunya lagi buat siapa bunda?"

"Buat rekan kerja bunda. Yasudah, sana kamu siap-siap."

"Oke bunda."Yasmin membawa sepatu kets nya ke dalam rumah. Teringat soal Nayla yang belum ia ceritakan pada siapa pun, Yasmin balik lagi ke depan menemui bundanya.

"Bunda, ada yang mau Yasmin ceritain."

Joana melirik arlojinya melihat ke arah gerbang rumah karena orang yang ia tunggu belum juga datang.

"Bundaaa, ini soal Nay." Yasmin mengguncang lengan bundanya.

"Iya sayang, kenapa sama Nay?" Joana tak memusatkan perhatiannya dengan benar pada Yasmin. Joan membagi perhatiannya melihat ke arah gerbang, merasa dicuekin bundanya, Yasmin menghentakan kakinya kesal.

"Bundaaa, bunda lagi nunggu siapa sih?!"

Suara klakson dari kendaraan mobil pajero yang berhenti depan rumah mereka. Joana bergegas menemui si pengendara yang turun dari mobil. "Kirain rekan kerja bunda itu cewek, ternyata cowok. Pantes aja daritadi ditungguin."

▪▪▪▪▪▪

"Kita cari tempat duduk ya, kalau bisa sih paling depan," kata Remon berjalan di depan Joana dan Yasmin. Lelaki berkumis tipis, bertubuh atletis dan berwajah maskulin itu adalah Om Remon. Yasmin menilai dari sikap Remon pada Joana maupun dirinya sangat sopan dan ramah. Om Remon pribadi yang tidak pelit senyum, dia selalu menampakan bibir paling indahnya melengkung manis. Yasmin yakin jika bundanya menyukai pria itu. Tidak masalah baginya selagi Joan bahagia.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang