Sajian lezat menu utama daging di depannya terasa tak menggugah selera. Yasmin hanya mengaduk-aduknya sedangkan Megan memperhatikan ketidaknyamanan Yasmin sedaritadi.
Ruangan restoran ber-Ac, Megan lihat Yasmin habis kehujanan karena tadi menunggu di depan rumah. Dia melepaskan jas hitamnya, bangkit berdiri dan memakaikannya di tubuh Yasmin.
"Gak usah, kak." Yasmin menolak sembari tersenyum tipis menyerahkan kembali jas itu pada Megan.
"Nanti kamu masuk angin, Yas. Udah pake aj---"
"Gak usah, ya gak usah, kak! Aku juga gak kedinginan, gak usah sok romantis di depan aku!" Yasmin membentaknya membuat Megan sedikit kesal ingin melempar sesuatu untuk melampiaskan kekesalannya.
Ia meredam emosi, Megan kembali duduk mendorong piring daging yang tinggal setengahnya. Dia sudah tak selera untuk meneruskan makannya. Dinner berdua berasa makan sendirian. Yasmin terus diam, tak ada perbincangan apapun selain suara orang-orang di sekitar mereka.
"Yas, lo suka sama Aksa?" Membuka obrolan langsung pada inti masalahnya. Megan mengubah sorot mata menjadi tajam dan serius. Dia masih yakin kalau Aksa-lah penyebab Yasmin terus bersikap cuek, jutek dan dingin padanya.
Tak ada jawaban untuk beberapa detik, Megan tetap menunggu, menurunkan tatapannya pada bibir Yasmin. Gadis itu sungguh terlalu cantik dan imut, Megan akui kalau dia ingin memiliki Yasmin karena fisiknya sangat sempurna.
"Aku lebih nyaman sama kak Aksa daripada kak Megan." Yasmin menegakkan kepala membalas tatapan serius Megan. Dia tak mau membohongi dirinya sendiri, Yasmin selalu berkata jujur apa yang dia rasakan walaupun itu menyakitkan bagi si pendengar.
Megan mengangguk-angguk, Yasmin pikir Megan akan marah dan kecewa, tapi dilihat raut wajahnya dia sama sekali tak terganggu atas perkataannya barusan.
Telunjuk Megan memanggil seorang pelayan laki-laki yang sudah berdiri menunggu perintah. Pelayan itu membawakan dua minuman. Megan menyodorkan jus strowberi untuk Yasmin. "Minum dulu."
Pelayan menarik sudut bibirnya melirik sekilas pada Megan sebelum pergi. 3 kali regukan, cukup puas bagi Megan walau tak setengahnya di minum.
"Kak---" Yasmin memukul-mukul kepalanya, dia hendak berdiri tapi kakinya tak kuat menahan tubuhnya. Megan mengeluarkan ponsel dari dalam saku jaket menelpon seseorang.
"Hallo Bonar, udah siap kan kamar hotelnya?"
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Hujan sudah reda, Aksa ketiduran di depan pagar rumah Yasmin. Dia tak mau pergi sebelum gadis itu kembali meskipun taruhannya adalah kesehatannya sendiri.
Dalam kedinginan dan badan basah kuyup, dimensi putih muncul di alam bawah sadarnya. Dia melihat seorang perempuan mirip ibunya Bahira mengulurkan tangan. Sosok itu tampak jauh lebih bahagia sekarang, senyumannya tak memudar dan dia mendekat terus mengulurkan tangannya. Dimensi putih itu menghilang, Aksa tergegau mendengar suara klakson mobil.Lampu sen menyorot wajahnya. Aksa menutupi matanya menggunakan tangan. Mesin kendaraan milik Remon dimatikan, ia lihat ibu Yasmin keluar dari dalam mobil berjongkok di depannya dengan muka khawatir. "Aksa, ngapain kamu di depan rumah tante? Yasmin mana? katanya dia dinner sama kamu."
Aksa mengumpulkan nyawanya, dia baru bangun tidur jadi belum sadar soal dia tidur dimana sekarang.
"Aksa, Yasmin mana?" Joan mulai panik mengguncang tubuh Aksa.
"Terlambat, Tan. Saya ke sini Yasmin udah gak ada." Aksa mengurut dahinya. Dia bangkit berdiri menengok ke dalam rumah tak ada tanda-tanda Yasmin sudah pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...