43. Masih ada rasa?

232 67 6
                                    

Liat konten konten Bahuraksa yu di tik tok, @seanations15 di sana aku kasih visual dan berbagai spoiler trailer.

Liat konten konten Bahuraksa yu di tik tok, @seanations15 di sana aku kasih visual dan berbagai spoiler trailer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Alunan musik yang dimainkan disjoki menghentak begitu keras. Ruangan gelap mengandalkan cahaya lampu sorot berputar membuat Nay tidak terlalu diperhatikan banyak orang. Lekuk tubuhnya dipertontonkan secara gratis pada pria hidung belang yang sekarang sedang memandanginya penuh hasrat. Nay berulang kali menurunkan rok mininya yang melorot, dia juga harus tetap menjaga perutnya dari kecurigaan Bonar.

"Lu layani dua orang malam ini, mereka bayar mahal ke gue," bisik Bonar menoyor-noyor kepala Nay.

Nay mendongak menggeleng tak mau. "Aku mohon, aku gak mau kerja kaya gini lagi. Aku capek, aku juga gak dapet apa-apa. Percuma mereka bayar mahal, uangnya masuk kantong kamu. Aku yang nanggung malunya---"

Tidak suka ucapan Nay mengungkit masalah uang di depan kliennya, dia menggampar keras pipi Nay. Bonar mencengkram kuat tangan Nay dan tangan nakalnya bermain di bokong Nay. "Dengerin gue,kalau lu berani nolak job kali ini---"

"Apa?! mau pukul? Ayo, pukul aja!!"

Ditantang seperti itu, Bonar tersulut emosi. Dia mendorong Nay sampai tubuh Nay menabrak meja berisikan minuman beralkohol dan gelas-gelas berkaki satu pecah berkeping-keping.

"Seb, gua gak salah liat, kan?" Lintang menepuk-nepuk bahu Sebastian. Mereka baru saja sampai di club. Tidak setiap hari, tapi kalau lagi kerasukan setan, mereka bakal mabuk-mabukan atau sekedar joget di lantai dansa diskotik.

"Iya kali," acuh Seb bergidik bahu. Dia memesan minuman pada bartender. Mereka duduk di kursi bar, lumayan dekat dengan posisi Nay.

Lintang dasarnya emang tipe orang yang suka penasaran terhadap suatu hal. Dia terus memperhatikan gadis berpakaian seksi itu yang sedang di siksa. Walau melihat kekerasan di depan matanya, semua orang maupun dirinya enggan membantu karena hal itu sudah biasa terjadi di club. "Seb, coba lu liat deh, goblok! itu si Nay bukan, sih?" Lintang menjewer kuping Seb supaya menoleh.

Seb melihat sekilas, tetap tak peduli.

"Gua foto ah kirim ke pak ketu, kali aja gua dapet komisi kirim konten ini." Lintang mengeluarkan ponselnya.

"Yakin lu mau kirim ke si Aksa? besok pagi jadi sarapan piranha lu. Kayak kagak tau si Aksa aja." Seb memperingatkan. Dia menyalakan sebatang rokok.

"Nggaklah, justru dia bakal berterimakasih sama gua. Tuh liat, mantannya di aniaya sama pacarnya sendiri. Puass!! Itu karma buat si Nay karena udah selingkuhin pak ketu." Lintang merekamnya dengan hati- hati, lalu mengirimkannya pada Aksa yang masih online di tengah malam.

▪▪▪▪▪▪▪▪

Putaran gem pertama tak satu pun bola masuk ke kantung. Aksa menertawai kedua temannya Selatan dan Nigel yang sudah mendapat giliran bermain. Tinggal Aksa pemain terakhir game pertama. Seperti biasa, markas seperti rumah. Mereka bermain biliard di lantai dua cafe elevator, ada 4 meja biliard yang semuanya sedang dimainkan para anggota.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang