55. Pilih siapa?

291 72 10
                                    

Murid mulai berhamburan meninggalkan kelas. Tanpa basa-basi ketika jam pelajaran sudah berakhir, Yasmin bergegas membereskan barang-barangnya dimasukannya ke dalam tas. Jihan keheranan liat temannya grasak-grusuk tidak jelas bahkan hampir saja menjatuhkan botol air minumnya.

"Yas, lo kenapa sih buru---"

"Dahhh, Yasmin duluan ya gaes." Yasmin menggendong tas ranselnya melambaikan tangan di udara keluar dari kelas.

"Eh lu mau kemana?" Kiara berteriak di samping jendela liat Yasmin lari-lari.

"Mau ketemu kak Aksa, pengen dianter pulangnya," jawab Yasmin samar-samar terdengar.

Dia menyalip orang-orang di sepanjang lorong, beberapa mata memandang aneh salah satu siswi itu. Di saat semua berjalan normal, Yasmin seperti lagi lari marathon. Lari secepat kilat, menabrak banyak orang tanpa merasa bersalah dan minta maaf.

Gerombolan siswi baru saja keluar dari kelas, mereka sedang bercengkrama dan dari arah belakang, Yasmin berlari kencang. BRUKKKK!! 5 siswi itu tersungkur, Yasmin menengok ke belakang tanpa menghentikan larinya.

"Siapa sih tuh cewek?!"

"Ceweknya si Aksa bukan, sih?"

"Iyaa, si bocil. Pas malem aja buat kerusuhan di party Nostra."

"Hah? emang iya?"

"Iyaa, hati-hati aja tuh sama si bocil. Ngeselin emang!"

Tak peduli kanan, kiri, depan dan belakangnya. Yasmin mengedarkan matanya mencari Aksa, keadaan parkir cukup ramai dan berdesakan. Kecuali satu area di bawah pohon yang amat sejuk. Parkiran khusus anggota inti Panthera. Yasmin melihat Aksa sedang memakai sarung tangannya hendak menunggangi kuda besinya.

"Kak Aksa?!" teriak Yasmin, berlari-lari kecil menemui Aksa.

Gadis itu berdiri dihadapannya, memasang muka mesem-mesem sambil menutup mata.

"Kenapa lo?" Mata elang Aksa mendelik Yasmin sekilas, dia menarik resleting jaketnya.

"Ihhh gitu banget jawabnya." Sikap Aksa menghujam jauh ke lubuk hatinya, sangat tak mencerminkan dia adalah pacarnya. Yasmin menarik napas dalam, harus banyak sabar menghadapi Aksa.

"Ada apa?" tetap sama, nada bicara Aksa sedikit ketus dan dingin. Saat bicara, Aksa tak menatap Yasmin.

"Anterin pulang, yu!" Bibir Yasmin melengkung senyum, dia menyentuh lengan Aksa.

"Gue gak bisa." Aksa akan menyalakan mesin motornya, tapi Yasmin langsung mencabut kunci itu dan menyembunyikannya.

"Kenapa gak bisa? Yasmin kan pacar kak Aksa," rengek Yasmin. Dia tidak mau menangis di depan Aksa, takut jika cowok itu akan melakukan hal yang sama seperti kemarin. Melukai tangannya.

"Ada urusan."

"Hmmm, penting banget ya sampe gak bisa anter Yasmin pulang?"

Tak ada jawaban. Aksa terdiam cukup lama memandangi wajah Yasmin. Tangannya bergerak mengelus kepala Yasmin lembut.

"Tan, anterin cewek gue."

Yasmin melongo menengok Selatan yang emang berada disampingnya. Tangan Yasmin meremas rok, kesal sekaligus benci dengan sikap pancaroba Aksa.

"Lah, kok gua? elu cowoknya, napa jadi gua?!" Selatan gelagapan, pasalnya dia menaruh rasa suka pada Yasmin, takut bila tak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"Yasmin gak mau sama kak Selatan, Yasmin mau sama kak Aksaaa!" Yasmin menyembunyikan kunci motor Aksa dibalik punggungnya, Aksa meraih kasar tangan kiri Yasmin, lalu membuka paksa telapak tangan gadisnya dan mengambil kunci motornya itu.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang