Maaf baru update. Semingguan ini alhamdulilah aku keterima kerja.
Jadwal update gak tentu bisa
-Sehari sekali, dua hari sekali, tiga hari sekali
-Bisa seminggu sekali, seminggu dua kaliYa pokoknya diantara itu aja deh, stay with Bahuraksa ok🤗 doain semoga kerjaanku lancar dan betah di sini.
▪▪▪▪▪
Gedung bercat putih bertengger tulisan Universitas Palm itu kampus Wika. Tepat di depan matanya Nay hanya tinggal melangkah lebih dekat untuk mengutarakan lagi perasaannya. Apa mungkin? Beberapa hari lalu Wika dan kekasihnya, ralat, Wika dan calon istrinya secara gamblang mengundang ke pernikahan mereka. Nay tau ini salah, mendatangi calon suami orang.
Rasa nyaman melunakkan perasaannya. Entah karena rasa suka atau memang membutuhkannya, Nay menginginkan Wika tetap ada di sisinya. Bagaimana jika dia butuh sesuatu? Kepada siapa? Siapa yang harus ia cari? Kemana ia akan pergi? Pertanyaan itu selalu berputar terus di kepalanya.
Sosok yang ia nanti dengan penampilan yang sama selalu pakai kemeja kotak-kotak keluar dari gedung kampus. Wika bersama tiga temannya saling bercengkrama. Nay berdiri di sebrang jalan, melihat Wika dari jauh bibirnya tersenyum tipis. "Kakak, nanti aku sama siapa?" lirihnya.
Wika dan ketiga temannya berpisah di parkiran. Mereka membawa kendaraan masing-masing. Hanya Wika yang pakai motor, si kuda besi hasil jerih payahnya bekerja part time. Belum sadar dengan keberadaan Nayla, Wika duduk di atas motornya sembari membuka chat dari Emily. Setelah pernikahan disetujui Sasmita hasil dari pemaksaan, Em jadi sangat cerewet dan posesif.
"Kak Wika?"
Jempol Wika berhenti mengetik di keyboard pesan. Dia tertegun sejenak, memutar kepalanya ke belakang melihat Nay.
Nay menerjang tubuh Wika, dia memeluk Wika. Teman-teman satu kelas perkuliahan menatap sinis Wika, seluruh penghuni Palm sudah tau siapa pacar Wika. Emily, pewaris keluarga Biru.
"Gila aja tuh si Wika, selingkuhin si Em."
"Padahal si Em udah baik mau sama cowok miskin kaya dia."
"Gak tau diri banget, muka sama dompet pas-pasan, sok-sokan selingkuh."
Bisikan itu membuat kuping Wika panas seketika, merasa makhluk di muka bumi ini hanya menyimpulkan berdasarkan apa yang mereka lihat saja, padahal tuhan menciptakan mata dan telinga untuk saling melengkapi.
"Lepasin, Nay!" Wika berkata sedikit tinggi dan kasar.
"Kakak?" Nay terkejut matanya berair, menurutnya Wika sudah tidak peduli padanya.
Wika mundur selangkah menjaga jarak dengan Nay. Tatapan semua orang begitu menusuk, mungkin yang ada di otak mereka sekarang hanyalah Wika si pacar brengsek.
"Kamu mau apa datang ke sini?""Aku mau ketemu kakak."
"Kenapa? Kamu ada masalah lagi?"
Nay menggeleng.
"Terus?" Wika masih menaruh kepedulian pada Nay, dia memikirkan jabang bayi yang ada di kandungan Nay. Emosi Nay masih labil, dia masih remaja dan Wika pikir Nayla sangat membutuhkan pendampingan saat ini.
"Aku gak mau kakak nikah. Aku suka sama kakak. Aku mau kakak." Nay meraih tangan Wika melayangkan tatapan memohon.
Wika menarik napas dalam mengusap lembut kepala Nay. Bukan cinta yang ada di mata Nay, tapi rasa takut kehilangan. Wika paham hanya dirinya yang bisa Nay andalkan.
"Nay, aku hargain rasa suka kamu ke aku. Tapi, kamu gak bisa larang aku menikah sama Em. Aku sangat mencintai dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...