10. Bermula

544 153 215
                                    

Bangunan bercat biru tua itu nampaknya paling ramai diantara rumah lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bangunan bercat biru tua itu nampaknya paling ramai diantara rumah lainnya. Banyak kendaraan mobil dan motor terparkir di depan rumah Yasmin bahkan garasinya saja tak cukup menampung semua kendaraan itu.

Motor retro milik anak Panthera terparkir beberapa meter dari rumah Yasmin karena tak ada lahan untuk parkir disana. Aksa menengok sekilas pada rumah Nay, masih sama seperti terakhir kali dia mengunjunginya.

"Mau mampir ke rumah mantan gak, Sa?" ledek Seb menyenggol lengan Aksa.

Aksa tak menghiraukan perkataan Seb. Dia berjalan paling depan melihat satu per satu mobil berbagai merk disepanjang jalan ke rumah Yasmin.

"Busett dahh, orang cantik mah kalau sakit yang jenguk satu provinsi. Banyak amat ini,"ujar Lintang berkacak pinggang liat rumah Yasmin sangat ramai.

Orang-orang paruh baya berpakaian semi formal berdiri di depan pintu rumah sembari berbincang-bincang dengan Joana.

"Masuk gak nih?" Nigel menengok Aksa.

"Masuk aja kak, udah nyampe juga. Ayo," ajak Ratu. Cewek-cewek berjalan paling depan memasuki pekarangan rumah Yasmin.

"Hallo tante," sapa Kiara.

"Hallo, temen-temennya Yasmin ya?" Joana menyimpan gelas jus jeruknya di kursi.

Mereka satu per satu menyalami Joana, termasuk Aksa dan kawan-kawannya. Joana mengerutkan kening mengapa mereka bisa ikut bersama teman-teman putrinya. Tadi pagi, Kiara menelpon ke ponsel Yasmin dan Joana-lah yang angkat lalu memberitahukan kondisi Yasmin. Mereka mengatakan kalau akan nengok Yasmin. Awalnya, Joana tidak mengizinkan karena para kolega, karyawan serta teman dan keluarganya juga akan menjenguk. Namun, Kiara memaksa dan Joana mengizinkan dengan syarat kalau hanya boleh beberapa orang saja.

"Tan, bolehkan kita jenguk adek Yasmin?" tanya Selatan.

"Boleh sih, tapi maaf yah di rumah tante lagi banyak orang. Kalian naik aja langsung ke atas, Yasmin lagi sama eyangnya." Joana mengajak mereka masuk ke dalam.

"Kalian dari Andromeda ya?" tanya salah satu kolega Joana.

Jihan mengangguk ramah. "Iya om."

"Andromeda kan terkenal dengan geng berandalnya. Iya gak?" Om-om bertubuh pendek dan berperut buncit itu langsung dapat tatapan nyalang dari anak-anak Panthera.

"Ngomong apa om?" ulang Selatan menyimpan tanganya di pundak om Teji.

Aksa membungkukan punggungnya melayangkan tatapan menusuk retina om Teji. Dia bisa merasakan degup jantung pria itu. Aksa mencengkram jas om Teji lalu membenarkan jas yang kusut itu seraya mendorong tubuhnya.

"Mulut anda lebih berandal dari kelakuan kami, Pak. Anda berpendidikan tapi sayangnya, mulut anda seperti bocah baru belajar ngomong. Apa perlu, saya ajarin anda attitude dan sopan santun, Pak?" Aksa membuang tatapannya ke arah lain penuh emosi.

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang