Ketegangan nampak jelas di wajah mereka. Suasana berubah angker melihat orang-orang berbadan kekar dan besar berada di parkiran. Sejumlah motor yang didominasi retro itu memenuhi lahan parkir Andromeda. Wajah-wajah sangar para anggota 61 memantau satu per satu murid yang keluar dari sekolah. Mirisnya, semua orang tau ada ketua osis dalam lingkaran yang dibuat mereka dan suara pukulan serta erangan Megan terdengar jelas.
"Ada apa sih?" Jihan penasaran menyipitkan matanya pada cowok cowok yang berkerubung melingkar.
"Kalian jangan coba-coba nyamperin mereka. Jalan aja seperti biasa dan gak usah nengok ke arah sana." Ratu menatap satu per satu temannya.
"Emang kenapa? mereka bukan anak Andromeda kan?" Dira menyadari bahwa wajah mereka lebih ke arah anak kuliahan dan sebagiannya seperti bapak-bapak.
"Mereka itu anggota 61, gabungan dari solidaritas colombo. Biasanya sih kalau mereka turun tangan, berarti ada masalah serius."
"Oh, anggota Panthera juga?" timpal Kiara tak mengerti.
"Bukannn, ah gimana yah gue jelasinnya? pokoknya, geng tetua mereka itu colombo dan dibawah colombo itu ada tiga geng yang mengatur seluruh geng dibawah naungan mereka. Panthera itu bagian dari Panthera X, dalam naungan geng Sagas. Ini kaya jaringan gitu, masing-masing punya peran dan wilayahnya sendiri terus---"
Jihan menutup mulut Ratu.
"Stop! Mau lo jelasin panjang lebar pun, gue tetap gak ngerti.""Intinya, mereka semua disebut sodara 61," terang Ratu lihat empat temannya mendesah pasrah.
"Au ahh, mending pulang yu," ajak Dira menggandeng Yasmin paling depan.
Cowok berkulit coklat gelap mendorong punggung Megan menggunakan tongkat baseball, menggiringnya seperti tawanan.
"Aduhhh!" ringis Dira saat dirinya tak sengaja menabrak salah satu dari mereka.
"Jalan pake mata!" berang Deplo, cowok berambut keriting bertopi supreme hitam.
"Maaf kak gak sengaja," ucap Dira mempererat pegangannya pada tangan Yasmin.
Tatapan Aksa seperti sebuah tarikan magnet. Netra Yasmin terkunci tenggelam dalam pancaran bola mata cokelat terang milik Aksa. Cowok itu melipat kedua tangannya di dada, menatap Yasmin terlihat angkuh tapi seperti ada kehangatan yang ia rasakan.
"Ayo kita pulang," ajak Yasmin sekilas melihat ke arah Megan. Dia menaruh rasa kasihan, tapi tak bisa berbuat apa-apa.
"Tunggu!" Salah satu anak colombo yang paling dituakan dan disegani menghadang Yasmin.
"Ma-maaf kak, ki-kita gak nyari masalah kok," Yasmin menunduk ketakutan bersembunyi dibalik tubuh Dira.
"Yas, gue juga takut kali. Lo malah sembunyi lagi!" dengus Dira menarik Yasmin ke sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...