50. Haruskah?

236 68 4
                                    

Yeayyy 50 part, aku janjikan Bahuraksa akan punya 100 bab ( mungkin😂 gak tau lebih ) soalnya aku kaya udah menyatu banget sama tokoh Aksa, gak pengen pisah dan tamat. Sayang banget sama ceritanya. 50 part lagi aku pengen kebahagiaan menyertai semua orang. Amin.

▪▪▪▪▪▪▪▪

Garis kuning kepolisian terlihat di depan gerbang rumah. Para wartawan terus berdatangan, menggila seketika dan saling berebut sesi tanya dengan inspektur polisi.
Olah tkp sedang dilaksanakan pagi ini oleh para penyidik. Sebagian anak solidarity 61 sudah pulang sejak dini hari tadi, sisanya hanyalah Aksa dan inti Panthera, Yedam, Vikar dan para ketua geng. Mereka bertahan di rumah Yasmin karena perintah bos Ermanno, ayah Yasmin. Joana shock berat dan ketakutan, dia mau ada penjagaan ketat di kediamannya. Pernah berhadapan langsung dengan para pembunuh bayaran saat menjadi istri Ermanno, Joan dibayangi kematian setiap saat mengingat kasus pembunuhan.

Kantung mata Aksa bengkak sedikit akibat tidak tidur semalaman, dia mengusap tengkuknya berjalan keluar gerbang liat Seb dan Lintang berdiri sedaritadi di sana.

"Eh Sa, liat tuh rumah si Nay diliput tv," kata Seb.

"Yoii mana ada tv indosiar lagi yang ngeliput, tv favorit emak gua tuhh," timpal Lintang ngeluarin ponselnya dari dalam saku. "Momsky, liat nih kameramen indosiar, lebih ganteng dari suamimu, kan?" Lintang memvideokan salah satu wartawan itu lalu mengirimkannya ke whatsapp ibunya.

Aksa memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Dulu, dia pernah beberapa kali datang ke rumah itu. Aksa juga tau Yuli, dia baik padanya dan selalu berkata lemah lembut. Sejauh ia berhubungan dengan Nay, memang belum pernah ia temui sosok ayah Nay.

"Sa?" Yedam menepuk pundak Aksa. "Inget Sa, lo udah pacaran sama Yasmin. Kalau lo sampe nyakitin dia, gue orang pertama yang akan habisi lo," ucap Yedam penuh ancaman melayangkan tatapan menusuk.

Aksa memposisikan tubuhnya menghadap Yedam. Dia melipat kedua tangan depan dada, tatapannya dingin, wajah datar dan bibirnya membentuk garis keras. "Tanpa lu ingetin pun, gua gak bakal nyakitin Yasmin." Aksa mendorong bahu Yedam, melangkah melewati bahunya pergi ke dalam dan menaiki motornya.

"Semoga aja lu gak ingkar janji, Sa."

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Foto di cafe berduaan bersama Nayla beberapa waktu lalu terpampang di depan mata Wika. Dia tak berpikir kalau Em akan bereaksi sebesar ini. Em sangat marah dan menudingnya selingkuh. Wika maju beberapa langkah meraih tangan Em. "Maaf, tapi aku gak selingkuh."

Em menepis tangan Wika. "Bilang saja iya, lagian dia juga cantik dan lebih muda dari aku."

"Aku gak ada apa-apa sama dia, Em. Cuma sebatas kenalan aja." Wika tidak terbawa emosi, sikap Em begitu ketus padanya.

"Bohong! Kenapa kamu gak cerita sama aku?"

Wika tertawa kecil mencoba mencairkan suasana, dia meraih tubuh Em memeluknya. "Jadi kamu cemburu, hm?"

"Aku mau jawaban! Kenapa kamu gak cerita sama aku soal dia?!" Em tak mudah dirayu, dia mendorong dada Wika.

Ekspresi Wika membeku melihat api di mata Em menyala-nyala, kecemburuan dan ketakutan akan kehilangannya bisa ia rasakan. Wika pun sama halnya dengan Em, dia sangat mencintai Emily. Kejujuran tak mungkin bisa ia katakan sekarang, permasalahan dan derita Nayla sudah menjadi sebuah rahasia yang harus ia jaga agar tak boleh siapapun tau, termasuk Em.

"Kenapa diem? bener, kan? kamu selingkuh sama dia?"

Motor Aksa berhenti di halaman depan rumah. Em melihat kedatangan Aksa berjalan sambil melepaskan jaketnya. Em melentangkan tangannya menahan laju langkah Aksa. "Sa, Wika selingkuh dari tante."

BAHURAKSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang