Rambut masih basah tertata rapi. Meski dipandang begajulan, namun Aksa tetap memperhatikan penampilannya. Dia mengeluarkan bajunya dan melonggarkan sedikit dasi yang seakan mencekik lehernya.
Aksa turun ke bawah untuk sarapan.
"Ya ampuuun!" Emily, adik ayahnya menutup hidung menggunakan jari telunjuk mengendus tubuh Aksa.
"Sa, kamu mandi parfum ya? ihhh, bau banget sih," protes Em berpindah tempat duduk karena aroma kuat parfum musk milik Aksa.
"Mau jemput pacar ya, hm? kenalin dong sama oma," goda Sasmita, berusia tujuh puluh tahunan tapi masih segar bugar.
"Emangnya ada yaa yang mau sama Aksa?" Em tertawa mengejek.
"Tan, dimeja makan ada banyak piring, jangan sampe Aksa lepas kendali lempar piring ini ke muka tante," Aksa melayangkan tatapan penuh peringatan pada Em. Dia mengambil setangkap roti dan tak melepaskan tatapannya dari Em.
"Nyeremin banget sih anak kamu, Kak." Em melihat Felix baru turun bersama Monica.
"Loh, kamu gak kerja Em?" tanya Monica masih melihat Em berpakaian piyama. Monica Wiratmadja, kalau disandingkan dengan putranya Aksa maka akan seperti kakak dan adik karena Monica menikah muda dengan Felix.
"Males ah, mba. Boleh kan kak Em gak kerja dulu?" Em bekerja di Biru Citra Media sebagai Direktur Blue Studio, pendistrubusian konten program televisi dan film ke seluruh mancanegara.
Bahuraksa Dewata Anggara Biru, dia adalah anak billionaire. Ayahnya Felix Danendra Biru, pemilik 2 stasiun tv di Indonesia dan perusahaan real estate bernama Felixgrand berpusat di New York. Sedangkan ibunya putri dari pendiri jaringan hotel Amour. Em memutuskan untuk bekerja di perusahaan kakaknya di Jakarta ketimbang di Amerika. Selain bisa dekat dengan Sasmita, Em juga tidak bisa hidup sendirian.
"Em, kamu baik baik aja kan?" selidik Monica .
"Baik kok, tenang aja mba. Em cuma males aja kerja hari ini, pengen rebahan aja di rumah."
"Udah putus kali sama bang Wika," celetuk Aksa.
"Bener itu Em?" Seperti biasa, Felix amat kaku dan dingin. Namun jangan salah sangka, dia sejujurnya seperti singa tertidur. Jika terusik, maka Felix akan menerkam siapa saja yang mengusiknya.
Monica memegang tangan Em menyalurkan energi positif. "Kalau ada apa apa bisa cerita sama mba."
"Mama gak pernah setuju kalau kamu sama Wika, Em." Sasmita meletakan garpu dan pisaunya disamping roti yang belum habis.
"Sa, nanti kamu kalau cari pacar--bukan hanya cari yang cantik, tapi harus cantik juga attitude-nya," lanjut Sasmita. Perkataannya menyinggung perasaan Em.
"Yaudah, Em mau ke kamar dulu. Lagian, mana ada sih yang ngerti perasaan Em? Cinta kan gak bisa dipaksain karena emang itu datang dengan sendirinya." Em meninggalkan meja makan padahal sarapannya belum habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAHURAKSA
Teen FictionAlam punya banyak cara mengistimewakan makhluknya. Tanpa terluka dia, kamu ataupun mereka tak akan pernah menemukan arti... semesta hidup karena masalah! Apa sebenarnya yang manusia butuhkan? Masalah yang harus menggunung setinggi krakatau atau masa...