.
.
.
.
.Mereka menuju kerumah sakit menggunakan mobil Titania, beberapa menit berlalu mereka baru sampai ditempat tujuan. Dan segera turun dengan Atlas menggendong tubuh Larissa dan diikuti Titania dan juga Larissa di belakangnya.
"DOK TOLONG KAKAK SAYA!!" teriak Atlas
Tak lama ada beberapa suster datang dan membawa Larissa keruangan. mereka bertiga diluar sangat cemas dengan keadaannya Larissa
Sekitar 20 menit berlalu tiba-tiba ada yang menghampiri mereka dengan berlari
"Gimana keadaan Larissa??" tanyanya cemas
Belinda menatap seseorang tadi dan tersenyum tipis. "Deddy!!" katanya dan langsung memeluk paman Lian erat
Hufhh
Atlas menghela nafasnya dan menggeleng. "Kami belum tau Ded!!" kata lesu
Belinda mengerutkan dahinya. "Deddy kok tau tentang Larissa??," tanya dia dengan melepas pelukannya
"Deddy di kasih tau bi Ningsih." balas paman Lian
"Wajahnya pucat Ded, terus badannya dingin tadi...." kata Titania kecil
"Berdoa aja ya, mudahan dia tidak apa." kata paman Lian tersenyum lembut dan diangguki mereka
Mereka semua terdiam dengan perasaan gelisah, mereka takut kalau terjadi apa-apa. Sedangkan sebagian dari mereka ada yang memikirkan kertas tadi, mereka membatin
"Siapa King.US itu?? Apa mungkin dia. Tapi apakah benar dengan kebenaran itu?!" batin Belinda
"Apa yang sebenarnya terjadi, dia gak pernah gini sebelumnya. Atau gue aja yang gak tau apa saja yang dia lalui" batin Titania
"Kertas itu..!! apa dia dapat juga? Tapi dia ada kesalahan apa? Ah, seperti nya dia nyimpen rahasia juga." batin Atlas
"Saya harus mantau mereka lebih ketat lagi. Tetapi masalahnya, orang-orang yang mengincar nyawa mereka itu bukan orang sembarang. Mereka cukup pintar, dan juga licik." batin paman Lian
Puluhan menit berlalu, sekarang pintu itu terbuka dan menampilkan seorang dokter muda dan juga suster di belakang nya.
Mereka menghampiri dokter dan suster itu. "Gimana keadaan dia Dok?" tanya Titania
"Maaf.....kalau boleh saya tau, apakah dia pernah mengalami peristiwa yang buat dia trauma?" tanya dokter
Paman Lian mengerutkan keningnya. "Apa mungkin dia trauma karena kedua orangtuanya sudah tiada dok, apalagi itu disaat hari ulangtahun mereka." balas nya dan diangguki dokter
"Itu terjadi saat umur mereka berapa?" tanya dokter lagi
"Waktu kami umur 5 tahun dok!!" jawab Atlas
"Jadi maksud dokter, dia punya trauma gitu?!" kata Belinda
Dokter mengangguk. "Bisa dibilang gitu!! Mungkin trauma dia kambuh jadi gini, dan untuk trauma tentang tiadanya orangtua kalian. Sepertinya bisa jadi dan bisa juga salah," kata dokter
Atlas menatap pintu itu. "Larissa udah bangun dok??" tanyanya
Dokter tersenyum. "Sudah!! Tetapi dia diam saja, bahkan di ajak bicara tidak mau menjawab." kata dokter
"Apa boleh kami masuk dok??" tanya Belinda
"Silahkan. Tapi jangan terlalu memaksakan dia untuk bicara ya, takutnya malah memperburuk kondisi dia nantinya." kata Dokter dan diangguki mereka
Setelah diiyakan dokter dan suster pergi dari sana. Sedangkan paman lian pamit untuk bayar administrasi, saat mereka masuk. Terlihat Larissa yang duduk di brankar, dengan pandangan menatap lurus kedepan
Belinda menyentuh lengan Larissa pelan. "Lar!!," panggil nya
Atlas menatap wajah cantik Larissa sedih. "Lo kenapa jadi gini, kami khawatir sama Lo Lar." ujarnya
"Gak usah dipaksa bicara, takutnya malah memperburuk keadaan dia." kata Titania dan diangguki mereka berdua
Mereka berdiam...sekali kali mereka melihat kearah Larissa yang masih memandang kedepan, apalagi sekarang pandangannya kosong
Ceklek
"Apa dia mau kalian ajak bicara?" tanya paman Lian yang sudah datang
"Gak mau Ded." jawab Belinda menggeleng sedih
Hufhh
Paman Lian menghela nafasnya panjang. "Yaudah kita tunggu saja, mudahan dia mau bicara ya." katanya lembut
"Kalian belum makan kan?" lanjut Paman Lian bertanya
"Belum, Tadi kami buru-buru kesini Ded, jadi gak sempat sarapan." balas Atlas
"Yaudah kalian makan dulu sana, Larissa biar Deddy yang jaga. Dan kalian sudah Deddy izinkan kok tadi sama guru, kalau kalian gak sekolah hari ini."kata paman Lian
"Iya Ded." balas mereka bertiga bersamaan
Setelah itu mereka bertiga pergi dari sana untuk menuju kantin rumah sakit dan meninggalkan paman Lian dan juga Larissa disana
"Nak. Kamu bisa bilang sama Deddy kok!!"
"Deddy tau kamu ada masalah, walaupun Deddy gak tau kamu punya masalah apa sekarang."
Larissa menatap Paman Lian dengan air mata mulai keluar. Dia menangis, paman Lian yang melihat itu langsung memeluk Larissa dengan kasih sayang.
Larissa menangis di pelukan paman Lian. "Takut, aku takut Ded...." katanya pelan dengan isak tangis nya
"Takut apa?" tanya paman lembut dengan mengusap rambut Larissa
"Aku takut. Waktu kami di pantai, ada anak kecil ngasih kertas putih ke aku. Pas aku tanya dari siapa, dia bilang dari orang ber-pakaian hitam." kata Larissa yang masih menangis
"T-terus tulisannya!" lanjut Larissa menggantung ucapannya
"Apa tulisannya??" tanya paman dengan melepas pelukannya dan memegang kedua pundak Larissa
"Aku buat kesalahan dulu Ded." kata Larissa menunduk yang sudah berhenti menangis
Bukannya dia menjawab pertanyaan paman. Tapi, dia malah bilang seperti itu.
"Kesalahan?!," ujar paman bingung dan diangguki Larissa pelan
"Aku buat kesalahan yang fatal dulu." kata Larissa lirih
Paman mengangguk mengerti. "Deddy akan tunggu cerita kamu, sampai kamu mau bicara sebenarnya." katanya
"Selasa 12 September 20- -" perkataan Larissa membuat paman bingung, apa maksud dari perkataan Larissa tadi?
✨✨✨✨✨
Ternyata Atlas juga liat kertas itu, dan apa paman Lian ngerti dengan ucapan Larissa tentang 'selasa 12 September 20- -'
(Harus berfikir lebih jika ingin menyelesaikan sebuah masalah, itupun jika ingin cepat selesai)
_Paman Lian_
847 kata......
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
Fiksi Umum(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...