.
.
.
.
.Dipagi hari hujan sudah berhenti dan paman Lian dapat telpon katanya mobil milik Titania masuk jurang. Itu membuat Atlas dan paman sangat terkejut, ya kerena tadi saat ke kamar Titania memang enggak ada orangnya.
Mereka cepat cepat menuju tempat tersebut menggunakan mobil milik paman.
Sedangkan Larissa yang melihat mobil yang keluar dari perkarangan rumah ini dari balkon kamarnya, ia tersenyum senang, ternyata mereka sudah diberi kabar.
Hufhh
"Kenapa gak langsung ada kabar kalau dia mati sih."
Larissa bersedekap dada dengan memandang kearah depan.
"Tapi gapapa lah ya, gue tinggal tunggu kabar selanjutnya. Ah, gue gak sabar."
Larissa memandang langit. "Ayolah Belinda jemput kembaran Lo itu, eh dia kembaran gue juga ya." ia terkekeh
"Kalau Lo beneran mau kabulin permintaan gue, gue bakal barterima kasih banget sama Lo. Sumpah deh."
Dia berbalik badan dan masuk kedalam, karena secara perlahan cahaya matahari pagi mulai masuk ke penglihatannya.
Larissa tak mengetahui jika sedari tadi ada yang mengawasinya dari Cctv di kamarnya, orang itu menggeram marah saat melihat tingkah Larissa.
"Kurang ajar Lo sialan, awas aja sampai gadis gue kenapa napa karena Lo Larissa. Lo akan dapat balasannya dari gue."
Beberapa kali dia mengumpat hingga belum menyadari jika ada seorang remaja cantik yang sudah berada disampingnya.
Dia berdehem dan seketika membuat lelaki tadi terdiam dengan wajah kaget.
"Lo suka sama dia?"
Yang ditanya menjadi gelagapan, mau bilang apa dia pada partnernya ini.
"Jadi Lo suka sama musuh Lo sendiri, iya kan?" kata perempuan itu
"Dia gak ada salah sama gue, yang salah itu Larissa. Dan sebenarnya saat gue tau dia punya penyakit, gue sedih." kata lelaki
Perempuan itu mengangguk tanda mengerti. "Oke oke seterah Lo sih mau suka sama siapa, tapi beneran tentang info keadaan Titania itu??"
"Hmm."
Sang perempuan ikut melihat kearah layar laptop yang terlihat disana ialah Larissa sedang bersenandung dengan menyisir rambut.
"Ayo kita lihat, bagaimana ketika benar Lo kehilangan seseorang yang Lo sayang lagi, kalau dulu kan nyokap Lo yang pergi." kata perempuan itu terkekeh
"Kalau gue kehilangan seseorang lagi, gue bakal hancurin orang yang bikin gue kehilangan. Apalagi pelakunya orang yang sama." ujar lelaki itu tersenyum miring
"Okey gue tunggu kelanjutannya. Geva," ujar perempuan itu tertawa dan pergi dari sana
Disini hanya ada lelaki tadi yang setia menatap layar laptop miliknya, matanya memancarkan sebuah kemarahan yang bisa saja keluar saat ini juga.
"Awas aja Lo, Larissa."
Dibalik kemarahannya ada perasaan khawatir dengan keadaan gadisnya. Tetapi apakah dia salah jika menyukai saudari dari musuhnya? Enggak kan.
***
Sedangkan posisi Atlas dan paman sudah berada ditempat dimana mobil Titania jatuh ke jurang dan truk tangki tadi malam masih ada disana.
Disana lumayan banyak orang-orang, sedangkan para polisi sedang turun tangan kebawah jurang, itupun harus hati-hati karena sangat licin.
Police line(garis polisi) terpasang supaya tak ada yang terlalu dekat dengan jurang. Mereka melihat bagaimana pembatas jalan yang Titania tabrak, dan bagaimanakah keadaan mobil Titania dan orangnya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...