44 || ICU✨

40 8 4
                                    

.
.
.
.
.

Atlas, paman Lian dan Vion-ddk sedang menunggu Titania yang lagi diruangan ICU. Mereka selalu berdoa dengan keyakinan masing-masing untuk kesembuhan Titania.

Paman sudah memberi tau Larissa, tetapi hanya di jawab santai saja dan itu membuat paman tambah pusing.

Atlas bersender di dinding dengan menatap pintu itu penuh harap, dan Vion juga sama melakukan itu. Sedangkan Agra dan Andi juga sama cemasnya.

Dokter yang menangani Titania ialah dokter Zidan dan itu abangnya Vion, tadi dia terkejut saat melihat pasiennya yang terlihat cukup parah. Bahkan dia sangat takut jika sampai gagal menyelamatkan nyawa pasiennya, terlebih lagi Titania adalah gadis yang disukai adiknya.

"Lo kuat Tit. Lo bisa lawan ini semua, apalagi sama penyakit Lo. Gue itu pura-pura gak tau kalau Lo punya penyakit, gue pengen Lo kasih tau gue sendiri." batin Atlas menatap kearah pintu

Vion!! Dia berharap tak kehilangan Titania lagi, sudah cukup dulu dia terpisah dengan waktu yang cukup lama.

"Nia, ion berharap Nia selamat, ion enggak mau sampai kehilangan Nia lagi, apalagi untuk selamanya." batin Vion

Disana tak ada yang menangis, tetapi bisa terlihat dari mata. Mata mereka terlihat sangat berharap jika orang yang sedang berjuang hidup dan mati didalam selamat.

Jam, menit dan detik berlalu. Tak lama dokter Zidan dan suster keluar dari ruang ICU

Cklek

"Bagaimana keadaan dia bang??" tanya Vion mewakili mereka

"Maaf!! Saya sudah semaksimal mungkin, tetapi sang pencipta berkehendak lain."

Jedarr.....

Bagai tersambar petir di siang bolong, hati mereka sangat sakit saat mendengar perkataan dokter Zidan.

Atlas memegang kerah baju dokter Zidan kasar. "Maksud Lo apa? Kembaran gue gak kenapa-napa didalam kan??"

"Sudah nak, sabar." kata paman menjauhkan Atlas dari hadapan dokter

"Sekali lagi saya minta maaf. Mungkin jika tidak ada penyakit itu, sedikit  kemungkinan untuk selamat. Titania mengidap penyakit leukemia stadium akhir." seru Dokter Zidan

Lagi dan lagi mereka terdiam. Apa!! Leukemia stadium akhir, berarti itu stadium 4 kan. Bagaimana bisa seorang gadis dingin itu mempunyai penyakit yang mematikan.

"Apakah kalian tidak pernah melihat gejala-gejalanya yang terjadi pada Titania?" tanya dokter Zidan

Mereka serentak menggeleng pelan, sedangkan dokter Zidan menghela nafasnya kecil.

"Kehilangan selera makan, kelelahan atau pusing, mimisan (keluar darah dari hidung), mudah memar, napas pendek,  penurunan berat badan tidak disengaja, dan wajah pucat. Apakah dari sekian banyaknya gejala itu kalian tidak pernah menyadarinya?" ucap dokter


Agra menatap Atlas. "Gue pernah liat Titania jatuh gara-gara ada yang nggak sengaja nabrak dia, dan gue liat lutut dia jadi memar, padahal jatuhnya nggak terlalu fatal saat itu."

"Gue juga pernah liat dia mimisan, dan gue liat-liat dia agak kurusan." tutur Andi

"Yaa, dirumah dia memang nafsu makannya menurun, bahkan sering kali hanya memakan roti selai." ucap paman

"Dia juga sekarang sering pakai make up tipis dan lip tint. Padahal dia dulu sama sekali gak pernah memakainya." seru Atlas

Dada Vion terasa sesak saat mendengar penuturan mereka, sedangkan dokter dan suster ikut mendengarkan itu.

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang