59 || Sama Namun Berbeda✨

31 3 7
                                    

.
.
.
.
.

DI MALAM hari, ada seorang remaja lelaki sedang dikamar mandi dan berdiri didepan cermin. Ia menatap wajahnya yang tampan ini, siapa yang tak tergila gila padanya.

Banyak yang menyukainya, tetapi mereka tak mengetahui bagaimana sifat dia yang sebenarnya.

Tawa kecil terdengar dari bibirnya karena memikirkan mereka yang tak merasa ada janggal pada dirinya.

Apa sebagus itukah dia memainkan perannya, dia berada disini karena punya kesalahan dan berakhir dihukum oleh papa nya.

Kesalahannya cukup fatal, karena dia sudah membunuh kelinci-kelinci peliharaan milik papanya, ini gila kan! Hanya karena membunuh seekor kelinci, dia harus ada disini.

"Ayolah pah!! Masa iya bunuh itu aja udah dikasih hukuman begini, tapi kalau bunuh orang malah dikasih dukungan. Memang ya, bokap gue emang beda."

Dia terkadang bingung dengan sifat papanya, kok bisa bisanya anaknya bunuh orang malah bersikap biasa saja.

Ia menghela nafasnya panjang. "Yaa kalau kasih hukuman kayak gini, seenggaknya dikasih tau alur ceritanya. Atau bisa jadi papa gak tau ya alurnya? Ah, gue bingung banget kalau gini terus menerus."

Lelaki itu berucap dengan nada kesal, karena rasanya kepalanya ingin pecah saja.

Dia menghirup udara perlahan dan hembuskan, agar perlahan pikirannya menjadi lebih rileks. "Tapi gak apa lah ya!! Nikmati aja peran yang gue pakai sekarang."

Detik berikutnya ia mengerutkan keningnya, karena sedang mencoba menghitung.

"1...2...3...4...5...6...! Sudah hampir 18 bulan gue disini, dan berarti 1 tahun lebih gue ada disini kan. Bukankah jika perhitungan dari sana, dan dari sini berbeda."

Dia bersenandung kecil seraya menatap kearah jam tangan miliknya sebentar, mungkin bagi orang, ini hanya jam biasa namun ini berbeda!! Jam nya sudah dirancang oleh papanya, dan bisa berkomunikasi.

"Ini juga gak diangkat, gue kan mau tanya gimana kedepannya ini semua entar, kalau salah langkah kan bisa gawat tuh."

Lelaki yang belum diketahui namanya itu berbicara dengan nada kesal. Papanya melakukan ini semua agar dia tak dikamar terus, dan juga tak mengulangi membunuh kelinci kesayangan papanya kembali.

Saat Papa nya tau jika kelinci-kelincinya dibunuh oleh anaknya, dia hanya memijat pelipisnya pusing dan saat dia bertanya pasti anaknya menjawab gini.
' kelincinya lucu banget, jadi pengen bunuh pah!! '. Ya seperti itulah

Kembali kepada lelaki tadi, dia keluar dari sana dan menuju kearah kasurnya untuk tidur.

Tetapi sebelum merebahkan tubuhnya ia terhenti dan mendudukkan bokongnya disitu.

Dia memencet sisi jam tangan dan keluar seperti nomor-nomor yang ia ketahui, setelah itu ia segera memencet satu nomor.

Tak lama ada terdengar suara seseorang, tanda panggilan telpon diangkat.

"Iya tuan muda, ada apa?" tanya seseorang dari sebrang sana

"Lala, dimana profesor?" tanya lelaki

"Profesor sedang menyelesaikan sesuatu tuan." balas Lala

Seketika lelaki tadi mengerutkan dahinya, apa lagi yang dibuat oleh papanya ini.

"Yasudah, gue minta Lo bilang ke profesor jika gue tadi telpon dia, tapi gak diangkat." perintah lelaki

"Iya tuan muda, akan segera saya laksanakan." balas Lala

Setelah itu sang lelaki mematikan panggilan telpon, dan merebahkan tubuhnya untuk menuju alam mimpi.

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang