63 || Ngambeknya Lea ✨

26 4 5
                                    

.
.
.
.
.

Sedangkan seorang lelaki tadi muncul disebuah ruangan dengan nuansa Putih dan di lantainya berwarna Hitam.

Sedangkan seorang lelaki tadi muncul disebuah ruangan dengan nuansa Putih dan di lantainya berwarna Hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seriously gue bisa kesini." ucapnya  dengan mengambil kalung yang ada dilantai.

"Sial, gue lupa mantra nembus dinding, aneh sih masa iya gak di bikinin pintu ruangan ini." kesalnya seraya berbalik badan.

"Astagaa!!" pekiknya saat melihat Papanya berdiri tak jauh darinya.

"Ada apa, Lan?" tanya Papa melihat ke bawah samping kiri yang tiba-tiba ada sebuah sofa.

"Hebat banget, lajarin dong pah." kata Lan semangat, sedangkan papa hanya menghela nafas.

Mereka ialah profesor dan tuan muda yang sekarang berkumpul disebuah ruangan tanpa pintu.

"Duduk." perintah Papa seraya duduk setelah membuat sofa didepannya untuk Lan.

Laki-laki yang disebut Lan duduk didepan papanya. Dia melihat sekitar yang masih sama hanya ada warna hitam putih, bahkan disana sama sekali tak ada barang sedikit pun.

"Jadi kenapa? Bukankah papa bilang tunggu hukuman kamu selesai, baru kamu bisa kesini semau mu." kata Papa

"Anu pah. Aku mau tanya tentang dua orang yang mirip dengan Titania dan Belinda. Itu maksud nya gimana ya?" tanya Lan

"Ikuti alurnya saja," balas Papa

"Terus kedepannya aku harus gimana, maksudnya gini loh pah!! Takut saja ada yang curiga sama aku gimana?," tanya Lan

"Pikir sendiri, itu tanggung jawab mu."

Lan yang mendengar jawaban dari papanya, ia hanya menggaruk pipinya yang tak gatal.

"Oh satu lagi pah, kakek tua itu gak di matiin aja ya." ujar Lan

"Ada waktunya. Dia seharusnya sudah tiada kan!!" kata papa terkekeh

"Nah bener tuh pah, ini kan karena papa yang bikin dia hidup kembali dengan menggunakan mantra jeng, jeng, jeng." kata Lan tertawa

Papa hanya menggelengkan kepalanya kecil, tumben anaknya seperti ini, bisa tertawa bebas.

Lan hentikan tawanya. "Oh iya pah, aku lupa gimana caranya nembus dinding. Mungkin gara-gara jarang aku gunakan karena ada disana, dulu kan disini selalu aku pakai terus."

Papa hanya menghela nafasnya panjang dan dia menatap kearah mata Lan, seketika Lan mengedipkan matanya satu kali karena tadi matanya terasa perih.

Saat dia membuka mata tiba-tiba papanya sudah tak ada, bahkan sofa yang di duduki papa tadi sudah menghilang.

Hahhh

Dia menghembuskan nafasnya panjang.

"Gini nih, kalau punya bokap seorang profesor gila."

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang