36 || Rahasia Atlas✨

39 9 2
                                    

.
.
.
.
.

Malam hari.........

Titania sedang  dikamar miliknya, ia masih memikirkan tentang Vion dan Larissa. Titania cemburu, apakah salah jika ia bersikap seperti ini? Enggak kan.

Didalam pikirannya seketika mengarah tentang keadaan Atlas, apa Atlas belum mau keluar sampai sekarang.

Titania keluar dan berjalan menuju kamar Atlas. Saat ia sudah sampai di depan kamar, ia mencoba membuka pintu tetapi masih dikunci.

"Lo jangan gini Las, Belinda pasti sedih liat kondisi Lo sekarang." gumam Titania

Ia mengetuk pintu...

Tok

Tok

Tok

"Atlas ini gue Titania, Lo pasti didalam kan?"

"Tolong Lo harus jaga kesehatan Las, dia pasti sedih liat Lo gini, apalagi sekarang Lo gak ada makan."

Kata Titania lembut dan tak lama ada suara barang yang digeser dan juga dilanjutkan dengan terbukanya pintu kamar Atlas.

Terlihat seorang lelaki yang terlihat sangat menyedihkan. Mata panda dan sembab, dan juga jangan lupakan rambut itu sangat berantakan.

Atlas berjalan masuk dan diikuti Titania kedalam, pintunya tak mereka tutup dan mereka langsung duduk bersampingan disofa.

Lampu kamar sudah di nyalakan Atlas saat Titania mengetuk pintu kamarnya. Sedangkan pecahan vas bunga dari keramik yang berserakan tadi masih ada disana, Titania menghela nafas saat melihat itu.

"Ini salah gue, gue penyebab kematian Belinda!" ujar Atlas menunduk

"Jangan ngomong gitu Las, Lo gak ada sangkut pautnya sama ini semua." kata Titania mengelus tangan Atlas lembut

"Ini memang salah gue, gue punya kesalahan dan mereka malah balas dendam ke Belinda."

Sungguh Titania tak mengerti maksud dari perkataan Atlas, tetapi ia juga kaget saat mendengar Atlas punya kesalahan yang enggak dia tau sama sekali.

"Gue pernah merkosa orang Tit."

Perkataan secara tiba-tiba Atlas membuat Titania bertambah kaget, apakah ia tak salah dengar.

"Maksud Lo?" tanya Titania hati-hati

Atlas menarik nafasnya dan menghembuskan perlahan, mungkin sudah saatnya ia bilang kepada Titania.

"Dulu!! Saat kita umur 15 tahun dan itu saat malamnya setelah kelulusan SMP, malam itu gue lewat jalan yang sepi pakai motor milik gue yang sekarang ada di garasi."

Atlas menoleh kearah Titania yang sedang menatapnya juga.

"Gue liat seorang cewe yang seumuran gue lagi diganggu preman, gue bantu dia!! Gak lama setelah itu gue berhasil ngalahin dua preman, dan mereka pergi ninggalin gue dengan cewe tadi disana."

"Entah gue dapat pikiran dari mana, gue malah minta dia balas budi yang gak masuk akal. Awalnya dia iya-iya aja karena belum tau apa yang gue minta, ya gue belum bicara terus terang tentang pikiran tadi."

Atlas berhenti sejenak untuk memastikan apakah Titania akan marah jika mengetahui ini semua.

"Gue bawa dia ke gedung kosong pakai motor gue tadi, dia minta pulang karena takut, dia takut gelap padahal saat itu gue udah kasih penerangan supaya gak gelap lagi, mungkin dia ngerasa akan terjadi hal yang enggak-enggak."

"Saat itu dia mau kabur, tapi gak berhasil dan dia coba ngelawan lagi. Kesabaran gue habis, dan gue malah kasih satu tamparan kearah pipinya. Seketika dia diam tak berkutik, mungkin dia syok karena tiba-tiba gue tampar. Gue memanfaatkan dia yang terdiam, gue gendong dia dan langsung gue taruh di atas meja besar yang ada disana.

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang