.
.
.
.
.Tak terasa 5 hari berlalu dan sekarang ialah hari Selasa. Dan 5 hari juga Larissa menjalani hari-harinya dengan memakai kursi roda, bahkan sekolah pun dia memakai itu.
Saat dia ingin menaiki tangga selalu Atlas yang menggendongnya. Sifat Larissa juga mulai berubah sekarang, ia tak mengejar cintanya kepada Vion lagi, tetapi jika disuruh menerima Agra dia belum bisa. Karena cinta itu butuh waktu katanya, Agra hanya mengiyakan dan tetap berjuang hingga Larissa bisa menerimanya nanti.
Geva dan Yana seperti ditelan bumi, karena mereka tak ada muncul sama sekali, biasanya ada saja terlihat di sekolah.
4 hari yang lalu Larissa diantar kerumah sakit oleh mereka untuk memeriksa, dan apakah kaki Larissa lumpuh permanen.
Namun saat diperiksa, dokter bingung karena dia belum pernah menemukan masalah pasien yang seperti ini. Terkadang kelumpuhan masih bisa setelah beberapa tahun berlalu, tetapi ini enggak bisa. Bahkan dia sudah cek ulang, tetap sama kelumpuhan ini permanen.
Larissa saat itu pasrah saja, mungkin ini adalah karma yang harus dia terima karena semua kesalahannya. Dia tak bisa menyalahkan Geva dan Yana, karena ini juga kesalahannya.
Wajahnya sekarang penuh dengan luka sayatan, dan kata dokter butuh waktu yang lama menghilangkan bekas lukanya.
Posisi mereka sekarang sedang berada dikelas yang ditempati Atlas dan Larissa, disana juga ada Axel dan Jesika. Awalnya murid disana terkejut saat melihat Jesika bersama dengan Atlas-ddk dan Vion-ddk, tetapi lama kelamaan semua itu terlihat biasa saat melihat itu.
Bukannya apa, tetapi jangan lupakan Jesika ialah musuh dari ketiga kembaran Atlas dulu, walaupun yang di permasalahkan tak begitu jelas.
Dikelas ini hanya ada mereka, karena ini waktunya istirahat. Yang paling heboh ialah Agra, Andi dan Axel. Bahkan mereka seperti anak kembar, apalagi nama panggilan mereka diawali dari huruf A, itu membuat lebih mendukung kesamaan mereka.
Saat sedang bercanda tiba-tiba Lea dan Rima datang...
"AXEL!!!" pekik Lea dengan garang
"Ehh!! Ada apa, ayang??" tanya Axel tersenyum
"Ayang-ayang, gila kali ye Lo. Najis banget iuuhhh." ujar Lea bergidik jijik
"Ah, bilangnya sih najis tapi aslinya Lo seneng kan. Iyaa kan, hmm?" kata Axel menggoda Lea
Lea bersedekap dada. "Diem deh Lo, gak usah banyak bicara. Gue disini mau nagih."
"Nagih apa?" tanya Axel cepat
"Gak usah pura-pura lupa bego." kata Lea menunjuk kearah Axel
"Ehh stop dulu, Ini ada apaan sih? Gue gak ngerti." tanya Andi bingung
Lea menoleh kearah Andi. "Tuh teman Lo minjam uang gue gak dibalikin, anjing banget gak sih."
"Toxic banget Lo." kata Rima menyenggol lengan Lea seraya terkekeh
"Biarin, gue kesel banget ini." balas Lea
"Xel!" panggil Jesika
Sontak Axel menoleh. "Kenapa Jes?"
"Lo gak ada uang atau gimana Xel?! Setau gue Lo baru gajian berapa hari yang lalu." kata jesika terkekeh
Axel hanya menyengir menampakkan giginya, sedangkan Lea memutar bola matanya kesal.
"Lah, Lo kerja apa Xel??" tanya Agra
"Gue kerja jadi koki dong, hebat kan gue." kata Axel bangga
"Alah, bohong aja itu." ujar Rima santai dengan meminum air botol yang ada di tangannya
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...