.
.
.
.
.Sedangkan Belinda dan Agra posisi nya lagi duduk di kursi yang berada di taman samping sekolah. Mereka terdiam cukup lama, suasana disini lebih nyaman dari pada taman belakang sekolah yang sepi.
Belinda yang tadinya menunduk sekarang mendongak. "Gra!"
"Kenapa Bel?" tanya Agra menatap Belinda
"Lo udah tau tentang Larissa?!" kata Belinda hati-hati
Sedangkan Agra hanya tersenyum dan menatap awan diatas walau terlindung dedaunan dari pohon mangga, Belinda bingung kenapa Agra hanya tersenyum gini.
Agra menoleh kearah Belinda. "Gue tau!"
"Tau apa?" tanya Belinda mengerutkan keningnya
"Gue tau kok kalau Larissa suka sama Vion." kata Agra tersenyum tipis
Belinda terbengong, jadi Agra sudah mengetahui nya. "Tapi kenapa Lo masih ngejar Larissa? Apalagi setelah Lo tau?"
Agra terkekeh. "Gue sayang sama dia Bel, gue juga pengen dia bahagia walaupun bukan sama gue nanti nya."
"Tapi kalau gue lepasin dia supaya dia berjuang lebih jauh untuk Vion, pasti ada Titania yang jadi korban." lanjutnya
Belinda mengangguk dan tersenyum kecil. "Sebuah pilihan pasti ada resiko nya kan!"
Agra membenarkan perkataan Belinda, berapa menit mereka sama-sama bungkam dan berakhir Agra yang memulai pembicaraan lagi.
"Eeee....Bel!" panggil Agra lembut
"Iya, kenapa?" ujar Belinda
"Entah ini benar atau enggak. Gue liat dari mata Lo, kalau Lo itu rapuh! Ceria Lo ini cuman sebagai topeng aja." kata Agra menatap manik mata Belinda
Belinda mengangguk dan terkekeh kecil. "Lo benar Gra."
"Kirain gue salah, taunya bener ya." kata Agra ikut terkekeh
Seketika Belinda mengerutkan kening nya bingung, saat menyadari ada yang janggal. "Lo bisa tau dari mata gue?"
Agra mengangguk. "Gue ada kelebihan yang jarang orang punya, gue bisa tau perasaan seseorang, ya walaupun gak sering itu terjadi."
"Atlas." kata Belinda tiba-tiba
"Hah?" bingung Agra karena perkataan Belinda yang terlalu tiba-tiba
"Eeeemm gini loh Gra, katanya kan Lo punya kelebihan, Lo tau tentang gua dan pastinya Lo juga tau tentang Atlas kan?!" kata Belinda
"Atlas ya! Kalau ini gue kurang tau sih Bel, cuman perkiraan gue dia itu punya penyesalan yang sangat besar, tapi gue ada ngerasain aneh juga, gua gak tau kenapa." tutur Agra
"Maksudnya?" tanya Belinda
"Ya misalnya dia punya kesalahan sama orang lain, dan dia menyesal udah bikin kesalahan ke orang itu. Dan untuk gue yang ngerasa aneh tadi, gue beneran gak tau. Gue gak ngerti," balas Agra dan diangguki Belinda
"Kalau Titania? Lo tau!" tanya Belinda
"Dia sakit Bel dan penyakit itu bisa saja mengambil nyawanya." kata Agra
"Maksud Lo apa, dia sakit apa Gra?" tanya Belinda cepat
"Dia punya penyakit yang dia rahasiakan dan di lain sisi juga dia sakit karena keputusan nya untuk menjauhi Vion." ujar Agra
"Lo tau banyak juga, makasih ya udah kasih tau gue ini Gra." ujar Belinda tersenyum lembut
Agra mengangguk dan ikut tersenyum. "Kalau tentang Larissa Lo mau tau gak Bel?!"
"Mau, gue mau tau banget." balas Belinda
Agra menghela nafasnya sebelum berucap. "Dia punya kesalahan yang fatal dan gue gak ngerti perasaan dia, kadang dia menyesal udah lakuin itu, tapi juga kadang dia gak ada penyesalan sama sekali Bel."
Belinda terdiam saat mendengar perkataan Agra, sebenarnya dia sudah pusing dan bingung disaat mengetahui jika Agra bisa mengetahui perasaan seseorang hanya dengan menatap mata lawan bicara.
"Ternyata kami menyimpan rahasia masing-masing ya, kirain gue doang." ujar Belinda terkekeh
Agra mengangguk. "Tapi gue bisa tau hanya dari mata seseorang itu gak mudah Bel, gue harus kenal dia lebih lama, gak cuma sehari atau dua hari aja."
"Oh gitu ya, jadi kalau baru kenal Lo gak bisa gitu?" kata Belinda dan diiyakan Agra
Agra menyentuh lengan Belinda sebentar. "Bel, Jesika!"
"Hah?" bingung Belinda
"Jesika gak sejahat yang kalian pikir." kata Agra
Belinda mengerti dan membetulkan ucapan Agra. "Gue rasa juga gitu kok,"
Agra bangkit dari duduknya. "Yuk, gue antar Lo ke Andi."
"Kenapa harus ke Andi?!" tanya Belinda ikut berdiri
"Kalian saling suka kan? Gak usah sok main rahasiaan sama gue Bel, Lo gak bisa." kata Agra terkekeh
"Ah iya gue lupa, Lo kan bisa tau perasaan seseorang ya. Tapi itu gak adil bagi gue, Lo udah tau rahasia gue gini." kata Belinda kesal
"Adil aja sih, gue kan calon kakak ipar Lo." ujar Agra mengedipkan satu matanya sekali
"Dasar bocah prik, kek Larissa mau aja sama Lo." ejek Belinda
"Ya kasih semangat dong untuk gue Bel, jadi gue lebih kuat lagi hadapi sifat Larissa." kata Agra cemberut
"Iya deh iya. Semangat ya calon kakak ipar" ujar Belinda mengacak rambut Agra gemas
"Anjrit nih anak, rambut gue jadi gini." kata Agra menjauhkan tangan Belinda dari rambutnya
"Bodo amat." ujar Belinda menjulurkan lidahnya dan menarik rambut Agra kuat, ia berlari meninggalkan Agra yang sedang memegang rambut
"Dasar gak ada akhlak, sakit loh ini." kata Agra terkekeh dan menatap punggung Belinda
Agra berlari mengejar Belinda yang sudah jauh, terkadang juga ia memanggil nama Belinda dan berucap juga jika rambut lebih tepatnya kepalanya sakit gara-gara perbuatan Belinda.
Di koridor sekolah banyak yang menatap mereka dengan menggelengkan kepala, mereka tak perlu cemas jika Agra dan Belinda bersatu, itu tak mungkin fikir mereka.
✨✨✨✨✨
(Keistimewaan harus di gunakan sebaik mungkin, jangan di salah gunakan untuk hal yang bisa merugikan seseorang)
_Agran Alberiq_
845 kata......
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...