Tadi sore ialah pemakaman Titania, mereka semua datang untuk mengantar ke peristirahatan terakhir gadis itu. Guru dan teman sekolah juga datang, mereka tak menyangka jika harus kehilangan lagi.
Disana juga ada Larissa. Dia menangis karena kehilangan sosok kembarannya lagi, yang mereka lihat begitu. Tetapi ada 1 orang yang mengetahui jika Larissa bukan menangis kehilangan. Itu hanya sebuah kebohongan....
Agra. Dia lah yang mengetahui, jangan lupakan jika Agra bisa mengetahui perasaan seseorang hanya dari menatap mata orang itu.
Sedangkan Atlas dia tak menangis lagi, dia hanya memasang wajah dingin. Ketahuilah dia sangat benci ditinggal, apalagi ditinggalkan oleh orang yang dia sayang.
***
Malam hari...
Atlas makan seperti biasa, tetapi ada perubahan dari lelaki itu. Wajahnya tak sama sekali berubah dari pulang makam tadi.
Dingin dan datar, bahkan dia tak ada bicara sedikitpun. Paman Lian yang melihat itu hanya menghela nafasnya, dan berulang kali dia meminta maaf kepada Adora dan Rayn, karena dia tak bisa menjaga anak-anak mereka berdua dengan baik.
Sedangkan Larissa sebenarnya bingung saat melihat sifat Atlas sekarang. Kenapa Atlas tak menangis seperti kehilangan Belinda berapa hari yang lalu.
Kreett
Atlas selesai makan dia langsung berdiri dan menuju arah kamar tanpa bersuara, tapi ia sempatkan menatap paman tanda minta persetujuan. Larissa yang tak sama sekali ditatap hanya cuek-cuek saja.
Larissa ikut berdiri dan menatap kearah paman. "Kau gagal lagi Deddy,"
Dia terkekeh setelah mengucapkan itu, berbalik badan menuju arah kamarnya dengan bersenandung kecil.
Paman memandang punggung Larissa yang mulai menjauh, ia terdiam dengan berbagai pertanyaan yang ada di benak nya.
"Ada yang aneh dengan Larissa, apa dia tau sesuatu tentang kecelakaan ini atau...!!" batinnya
Paman menggeleng saat mendapat pikiran jika Larissa lah yang membuat Titania kehilangan nyawa.
Dia ikut bangkit dan langsung keluar dari rumah menuju kesuatu tempat. Sedangkan sisa makanan dimeja bi Ningsih rapikan dan bawa ke dapur.
Rumah bi Ningsih dan suaminya ada di belakang rumah ini, itu mempermudah mereka agar tak jauh-jauh jika ingin kerumah ini.
***
Larissa sedang ada di balkon kamarnya, dia melihat mobil paman Lian keluar dari perkarangan rumah ini.
"Kemana lagi tuh pak tua, balum gue selidiki dari dulu kemana dia pergi."
Entah kenapa netra nya memandang kearah pohon, dia mengerutkan keningnya saat melihat siluet seseorang dibalik pohon. Larissa memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas, tetapi dia terkejut saat orang itu menodongkan sebuah pistol kearahnya.
DOR
Untung saja Larissa menghindar jika enggak mungkin peluru itu sudah bersarang di tubuhnya. Saat dia kembali melihat orang yang dibalik pohon itu ternyata sudah tak ada.
"Astaga hampir aja!!" kata Larissa takut dan berlari kedalam dan langsung menutup pintu balkon
Larissa menaiki ranjangnya, ia bertanya tanya siapakah orang tadi. Wajah itu tak terlihat karena gelap ditambah dia memakai topeng.
"Apa mungkin dia king.US itu!!"
Larissa terus bermonolog dengan sekali kali menatap pintu balkon, padahal disana tak ada orang tapi dia sangat was-was karena tadi.
Dibalik itu semua Atlas mendengar suara tembakan, tetapi ia hanya cuek dan memejamkan matanya untuk tidur.
***
Beberapa menit telah berlalu, sekarang paman Lian sudah sampai ditempat tujuannya. Dia langsung masuk kedalam rumah dan ternyata disana sudah ada istri, anaknya dan Axel.
Paman ikut duduk di sofa ruang tamu bersama mereka. Disana terjadi keheningan, tetapi tiba-tiba Axel berbicara.
"Agra sudah tau jika saya adalah seorang mata-mata. Ya jadi saya bilang suruhan om Lian," tutur Axel
"Iya tidak apa, dia tau dari mana tentang kamu??" tanya paman Lian bingung
"Dia tau hanya dengan melihat mata seseorang." balas Axel
"Berarti dia bisa tau siapa dalang dari kejadian Titania tadi dong." kata seorang gadis, itu anak paman dan istrinya
"Gak semudah itu. Dia hanya bisa tau dari orang yang lebih dekat dari dia saja, kalau engga dia kurang bisa. Yaa bisa cuma susah gitu." ucap Axel
Istri paman mengangguk mengerti. "Tapi dalangnya ada disekitar mereka kan??"
"Bisa jadi." seru paman memijat pelipisnya
Jujur, ia pusing memikirkan ini semua.
"Tapi siapa dalangnya?" tanya gadis itu
Axel menepuk tangannya sekali saat mengingat sesuatu. "Oh iya, tadi Agra beri tau saya jika ada seorang lelaki ditempat kejadian itu melihat kearah jurang dengan pandangan menyesal."
"Siapa??" tanya gadis tadi mewakili mereka berdua
"Reno, kelas 11 IPA 4 yang dulu jadi calon ketua OSIS dikelompok 2." jawab Axel
"Reno??" gumam gadis itu dengan ekspresi bingung
Seketika dia menjentikkan jarinya satu kali. "Oh Reno itu kah!!" hebohnya
Axel mengangguk. "Iya. Dia orangnya introvert, apa mungkin dia yang sudah lakuin itu."
"Sepertinya tidak mungkin. Bukankah dia tak ada masalah sama mereka kan? Bahkan baik baik saja." kata istri paman dan dibetulkan mereka
"Sepertinya dia disuruh seseorang dan kita bisa menyelidiki itu tentang sidik jari di truk tangki." kata paman
"Tapi misalnya kita dapat bukti jika dia memang benar pelakunya, apa dia mau bicara yang sebenarnya om??" tanya Axel
"Kan kata Lo tadi si Agra liat dia mandang jurang dengan pandangan menyesal gitu. Nahh, jadi kemungkinan besar dia akan bicara siapa dalangnya. Tapi mungkin sih," kata gadis itu dan diangguki mereka
"Apa mereka sudah tau siapa anak kita dan mata-mata yang kamu suruh ini mas??" tanya istri paman
Paman yang mendengar itu hanya tersenyum dan menggeleng, itu membuat mereka bertanya-tanya apa sudah tau atau belum
"Tentang mata-mata itu mereka sudah benar." kata paman
"Kalau tentang aku pah??" tanya gadis itu penasaran
Lagi dan lagi paman Lian hanya tersenyum dan itu membuat mereka sangat penasaran.
✨✨✨✨✨
Kira-kira siapa orang yang mau tembak Larissa ya?? Mungkin kalian sudah tau siapa dia!!
(Untuk mendapatkan kebenaran dibutuhkan bukti yang akurat)
_Axello Kley_
902 kata.......
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...