.
.
.
.
.Mobil dan motor mereka sudah sampai disekolah SMA Pandora, segera memarkirkan kendaraan dan langsung turun, sedangkan Agra membukakan pintu mobil dan langsung menggendong Larissa.
Sontak murid yang sudah datang terbengong saat melihat itu, dan juga menebak nebak apa yang terjadi dari Agra dan Larissa. Apakah sekarang kedua orang itu memiliki status lebih.
Atlas mengeluarkan kursi roda, dan menaruh didekat Agra yang sedang menggendong Larissa.
"Turunin gue Gra!!" perintah Larissa
Agra memandang Larissa seraya tersenyum manis. "Enggak mau!!"
"Lo mau gendong Larissa sampai kelas??" tanya Andi dan diangguki Agra semangat
Larissa membelalakkan matanya karena mendengar perkataan Agra tadi. "Hehh turunin gue Agra, gue berat!!"
"Lo gak berat Lar, buktinya gue tahan gendong Lo gini kan." balas Agra tersenyum
"Ohh maksud Lo gue kurus gitu?" kesal Larissa menarik rambut belakang Agra
"Ehh gak gitu maksud gue." kata Agra merintih kesakitan
"Turunin gue, cepat!!!"
Larissa kesal karena Agra malah mengalihkan pandangan, ia segera menatap kearah Atlas.
"Atlas tolong dong." rengek Larissa
"Udahlah gitu aja, udah cocok kok." kata Atlas terkekeh
Larissa cemberut karena mendengar jawaban Atlas, sedangkan Agra bersiap ingin berlari.
"Huaaaaa Agraaa jangan lari woiii gue jatoh nanti." pekik Larissa saat dia dibawa lari Agra
"Awas sampai Larissa jatoh ya!! Gue bakal cari orang buat sunat Lo entar." kata Atlas setengah teriak
Jesika memandang Atlas. "Emang bisa sunat dua kali??"
"Ya enggak lah, sayang." kata Atlas mengacak rambut Jesika sebentar
Sedangkan yang diperlakukan seperti itu menjadi salah tingkah, dia berdehem singkat mengurangi kegugupannya.
"Anak orang baper Las, entar gak mau tanggung jawab Lo." kata Vion menggeleng seraya terkekeh
Atlas melirik Jesika sekilas, dan mengalihkan pandangan kearah Vion. Ia hanya tertawa kecil tanda balasannya.
Tak sengaja kedua mata Axel melihat Lea dan Rima yang tak jauh dari mereka, sontak ia tersenyum senang. "yuhuuuu Lea sayangkuhhh~"
"Ihh alay banget anjir." sindir Andi bergidik
"Iri bilang karyawan." ejek Axel dan dibalas tatapan malas mereka
Setelah itu mereka menuju ke kelas masing-masing, kecuali Axel tentunya yang menghampiri Lea dan Rima. Lea sedari tadi menatap Axel sinis, dan itu malah membuat Axel lebih antusias menuju kearahnya.
"Selamat pagi." sapa Axel tersenyum
"Bayar hutang Lo!" kata Lea
"Harusnya balas dong sapaan gue, ini malah nagih hutang." kata Axel cemberut
"Hehh monyet, enak banget tuh mulut Lo ngomong. Yaa iya lah gue nagih hutang, makanya hutang itu dibayar." kata Lea
Rima melihat perdebatan kedua orang didepannya, ia menggeleng kecil seraya mengunyah permen karet. "Kasih kepastian Xel, siapa tau hutang Lo dianggap lunas ye kan."
Axel tertawa menanggapi perkataan Rima. "Emang dia mau gue kasih kepastian?"
"Ya gak tau, tapi Lo gak bisa juga mainin perasaan dia. Kira Lo gak sakit apa, itu sakitnya nyelekit banget tau gak. Iya kan, Lea." kata Rima tersenyum jahil kearah Lea
KAMU SEDANG MEMBACA
quadruplets (SELESAI)
General Fiction(JANGAN LUPA FOLLOW AKU YA DAN VOTE CERITA INI) quadruplets...pasti sebagian kalian sudah tau artinya, bukan!! kisah ini menceritakan tentang mereka berempat! Titania, Larissa, Atlas, dan Belinda. kembar yang tak ada kemiripan sama sekali, wajah d...