22 || Dihukum✨

47 14 3
                                    

.
.
.
.
.

Atlas sedang di kelas bersama Belinda dan murid lainnya. Disana tak ada Larissa, entah kemana saudari mereka itu berada.

Atlas menatap Belinda yang duduk di depannya. "Bel!,"

Belinda yang dipanggil langsung memutar badannya dan menatap Atlas. "Apa Las?,"

"Lo liat Larissa gak, siapa tau Lo liat dia kan." kata Atlas

Belinda menggeleng. "Enggak, tapi itu tasnya udah ada di bangku, kalau orangnya gak tau."

"Oh gitu ya, oke deh." kata Atlas menghela nafasnya

Belinda mengerutkan keningnya. "Emang kenapa Las? Kok Lo keliatan cemas gitu."

Atlas tersenyum lembut. "Gak kok. Gue gapapa,"

Belinda mengangguk, ia membalikkan badannya dan menghadap depan.

Tiba-tiba Larissa datang dan langsung duduk di bangkunya. Dia seperti tak menganggap Atlas dan Belinda ada, sedangkan siswa/siswi yang melihat itu langsung menerka-nerka apa yang terjadi dengan mereka.

"Lo ken--" ucapan Belinda terpotong

"Jangan ganggu gue!!" dingin Larissa tanpa melihat kearah Belinda

"O-oh iya." kata Belinda tersenyum kecil

"Jangan ganggu dia dulu ya." kata Atlas tersenyum lembut ke Belinda

Belinda melengah ke belakang dan tersenyum kearah Atlas. "Iya,"

Tak lama Titania datang dan itu pas dengan guru yang baru datang juga. Mereka semua duduk ditempat masing masing dan langsung memulai pelajaran pertama mereka.

***

Sedangkan dikelas Vion.....

Mereka sedang memulai pelajaran. Tetapi sedari tadi Vion tak pernah mendengar apa saja yang diterangkan guru didepan, dia terus senyum-senyum tak jelas. Andi dan Agra yang melihat itu bergidik ngeri, mereka takut kalau Vion dirasuki penunggu sekolah ini.

Untung saja Vion duduk yang paling belakang, jadi pak ilham guru matematika tergalak disekolah ini belum melihat kearah Vion yang sedari tadi yang tak mendengarkannya.

Tapi saat pak ilham pas-pasan menatap kearah belakang dan itu tempat Vion, wajah dia langsung memerah. Bukan karena blushing, tapi dia sedang menahan amarahnya sekarang.

Mereka semua yang dikelas melihat kemana arah pandangan pak Ilham, dan seketika mereka langsung mencoba menyadarkan Vion dari lamunannya. Tetapi itu sia-sia, Vion tak menyadari semua itu.

"Mampus tuh anak, kerjaan nya bikin ulah. Dan untung aja nyusahin diri sendiri bukan nyusahin gue." gumam Andi menggeleng

"Dapat hadiah apa kali ini." batin Agra menatap prihatin kearah Vion yang sedang tersenyum tak jelas

"VION ALAXSKA!!," pekik pak ilham dan itu menyadarkan Vion

"Eh, Titania." kata spontan Vion pelan, mereka tak mendengar perkataan nya tadi.

"Maju sekarang kamu kedepan!!," ujar pak ilham

"Gu, saya pak." kata Vion, hampir saja dia memakai kosa kata gue-lo

"Iya, siapa lagi di kelas ini punya nama seperti kamu." geram pak ilham melotot

Mereka yang dikelas sudah tutup telinga sedari tadi, malah sebelum pak ilham teriak. Vion berdiri untuk maju kedepan kelas, saat sudah ia menghadap kearah para temannya

"Sebutkan apa saja yang saya terangkan tadi," perintah pak ilham sabar

"Gak tau." jawab Vion santai, sedangkan murid lain langsung menepuk dahi mereka serentak

"Terus tadi kamu ngapain aja saja." kata pak ilham

Vion menggaruk pipinya yang tak gatal. "Mikirin!!"

"Mikirin apa hah? Ini waktunya belajar Vion Alaxska." ujar Pak ilham dengan memijat pelipisnya

"Masa depan saya lah pak," balas Vion

"Ini juga masa depan kamu untuk kedepannya nanti." kata pak ilham

"Kalau yang saya pikirin tadi masa depan saya sama Titania pak. Itu kan sangat penting bagi saya," tutur Vion santai, sedangkan mereka yang dikelas terkejut bahkan pak ilham juga.

"APA!!" pekik mereka serentak. Lain dengan Vion, dia hanya memutar bola matanya malas saat melihat reaksi mereka

Pak ilham menatap Vion dari atas sampai bawah, ia menggeleng. "Lah kirain saya kamu itu gay."

Vion yang mendengar itu melotot kecil, apa-apaan masa iya cakep gini gay sih. "Saya masih normal pak,"

"Ya lagian kamu sama mereka berdua terus, sapa tau kan. Mana gak naksir sama siswi sini, padahal banyak tuh yang menjadikan kamu crush mereka." kata pak ilham tertawa

Mereka yang didalam juga tertawa kecuali Vion, tetapi setelah diingat-ingat pak ilham mau ngapain tadi, ia spontan berhenti tertawa dan teriak

"DIAM." teriak pak ilham dan semua langsung bungkam

Pak ilham menoleh kearah Vion. "Saya tadi mau kasih hukuman ke kamu dan sekarang kamu keluar terus keliling lapangan sebanyak 15 kali putaran."

Mereka yang dikelas langsung melotot mendengar hukuman nya. Sungguh, lapangan di sini tak main-main luas nya.

"Oke." balas Vion setuju

Vion langsung keluar dari kelas menuju lapangan untuk menjalankan hukuman yang diberikan tadi untuk nya, tanpa memperdulikan para murid yang kagum akan keputusan Vion.

Pak ilham melanjutkan pelajarannya, sedangkan mereka hanya menuruti perintah guru mereka yang termasuk killer. Tapi juga terkadang sangat friendly ke mereka.

✨✨✨✨✨

Part ini bagus gak sih, mudahan menurut kalian bagus ya.

(Jangan ngelamun atau mikirin hal lain saat jam pelajaran, itu gak bagus. Apalagi sampai dapat hukuman, tapi kalau mikirin aku gapapa kok sksjsjsksk)

_Author_

767 kata......

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang