35 || Flashback✨

32 9 3
                                    

.
.
.
.
.

Sedangkan dimobil Vion.....

Larissa lagi bahagia karena Vion mau menuruti perintahnya tadi, dia benar-benar sangat senang, ya walaupun harus dengan ancaman baru Vion mau menurutinya.

"Makasih Aska." ucap Larissa tersenyum manis

Vion melirik Larissa sekilas. "Lo gak punya hati, ini saatnya berduka tapi Lo masih mikirin tentang cinta."

"Gue gak perduli. Lagian yang pergi yaudah pergi aja, gak usah capek nangis gitu, dia juga gak bisa kembali lagi kan." kata Larissa tertawa kecil

"Yang pergi itu kembaran Lo, bukan orang lain Lar. Dia pergi untuk selamanya, sadar! Lo jangan di butakan oleh cinta." ujar Vion menahan amarahnya dengan mencengkeram kuat setir mobil

Larissa mengedikan bahu acuh. "Iya gue tau dia kembaran gue, tapi gue gak ngerasa kehilangan. Kemarin itu cuma drama doang, yakali gue harus alay gitu."

"Lo butuh kerumah sakit jiwa Lar, sumpah." kesal Vion

Larissa tersenyum. "Jangan kerumah sakit jiwa, bawa gue aja kerumah Lo. Terus kenalin ke keluarga Lo deh, gimana bagus kan ide gue?!"

Yang Vion rasakan sekarang marah, kesal, greget. Ingin sekali dia memukul orang disampingnya ini yang sudah menguji kesabarannya, tetapi ia tak ingin main kasar dengan perempuan.

"Gue pengen jalan-jalan sama Lo Aska, dan tugas Lo nurutin apa saja yang gue mau. Itu sesuai perjanjian kan!" kata Larissa tersenyum

Vion tak menjawab, tapi dia tak bisa juga menolak keinginan Larissa, ini sudah menjadi kesepakatan mereka berdua.

Seharian mereka terus berkeliling Jakarta. Taman, Cafe, Mall, Danau dan banyak lagi....

***

Flashback dikamar Larissa

Larissa sedang kesal karena Agra selalu membujuknya untuk keluar dari kamar, dia mencari cara supaya keinginannya tetap terpenuhi, yaitu mendapatkan Vion. Saat dia menemukan cara, ia langsung berucap...

"Gue pengen Vion!! Gue mau keluar kalau Vion yang kesini, gue gak mau sama yang lain. Termasuk Lo!"

Agra yang tadinya sedang membujuk Larissa untuk keluar sekarang ia bungkam dengan perasaan sesak didada.

"Tapi Lar, kenapa harus Vion?!" kata Agra dari luar

"Gue mau Vion, Agra. Lo ngerti gak sih, katanya Lo sayang sama gue, tapi kenapa gue minta ini aja gak dituruti." sinis Larissa

Agra memejamkan matanya untuk mengurangi dadanya yang seperti di tusuk ribuan jarum." Gue sayang sama Lo Lar, bahkan gue cinta sama Lo."

"Lo yang gak ngertiin perasaan gue!!" batin Agra

"Yaudahlah turutin kemauan gue, Lo pengen gue keluar 'kan?" ucap Larissa

Agra tak menjawab, ia sekarang sedang berfikir. Tak lama ia sudah memutuskan pilihannya, ia akan memanggil Vion untuk larissa.

"Oke-oke, gue panggil Vion. Tapi Lo beneran mau keluar?" ujar Agra

"Iyaaa, makanya sana Lo panggil dia dulu." perintah Larissa

Agra menatap pintu yang tertutup di depannya sedih, sungguh sesak didada belum menghilang secara perlahan, apalagi malah bertambah.  Agra pergi dari sana dan menuju ketempat Vion dan Titania berada.

Larissa yang tau jika Agra sudah pergi langsung tersenyum sinis. Ternyata sosok lelaki yang menyukainya ini tak sepintar yang orang-orang lihat.

"Agra, Agra! Lo segitu sayangnya ya sama gue, gue salut. Tapi jangan harap gue balas perasaan Lo itu, gak bakal pernah!" batin Larissa

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang