47 || Mabuk✨

27 8 1
                                    

Selamat malam, siang dan sore bestriiii❤️❤️

.
.
.
.
.

Malam hari Atlas sedang berada di Klub malam, bahkan dia sudah meminum sangat banyak. Dia melakukan ini semua untuk mengurangi emosinya yang disebabkan oleh Larissa, dia sangatlah marah saat mengetahui jika Larissa lah dalang dari kematian Titania.

Atlas mencengkeram kuat gelas itu. Kenapa!! Kenapa dia harus menerima takdir seperti ini. Dulu saat kecil dia sudah kehilangan sosok orang tua, dan sekarang dia harus kehilangan kedua kembarannya.

Apalagi sosok ibu yang melahirkannya sudah tiada, pergi untuk selamanya meninggalkannya didunia yang kejam ini.

Atlas menaruh gelas kecil yang ada ditangannya, perlahan ia bangkit ingin pergi dari sini, tetapi pandangan nya mulai samar-samar, dia memaksa untuk berjalan walaupun terkadang oleng.

Sedangkan para wanita-wanita penggoda yang melihat wajah Atlas langsung terpesona, bahkan ada yang terang-terangan menggoda Atlas untuk malam ini menemaninya, tetapi mereka hanya mendapatkan penolakan yang kasar.

Tapi ada satu wanita yang masih saja mencoba menggoda Atlas. Leher, tengkuk, dan perut bagian atas Atlas di raba wanita itu. Atlas memejamkan matanya menikmati sensasi sentuhan yang membuatnya mati-matian menahan nafsunya yang bergejolak, tetapi ia menggeleng untuk menyadarkan dirinya. Saat tangan wanita tadi ingin meraba bagian sensitifnya, ia langsung mendorong tubuh wanita itu hingga hampir terjatuh.

Tangan Atlas sudah bersiap ingin memukul wanita itu, sedangkan yang didepannya sudah menutup mata dengan kedua lengannya.

Sebelum itu terjadi ada seorang remaja cantik yang hentikan Atlas, sedangkan wanita tadi menghela nafasnya lega.

"Pergi Lo sana!!"

Sontak sang wanita yang dengan lancangnya menggoda Atlas tadi langsung pergi dari sana dengan perasaan kesal bercampur lega. Hampir saja ia dipukul, dan untungnya ada remaja cantik tadi.

Remaja tadi merangkul Atlas untuk keluar dari sana, saat sampai diluar dia membawanya ke mobil Atlas.

Mereka sudah berada didalam mobil, sedangkan sanga remaja tadi baru duduk di tempat pengemudi.

"Berat banget sih Lo!"

Atlas memejamkan matanya, jujur matanya sangat berat. Lain dengan remaja itu, dia langsung menjalankan mobil milik Atlas.

Disepanjang jalan Atlas menatap wajah remaja itu walau samar-samar, senyum manisnya terlihat.

"Lo cantik, Jesika!!"

Jesika yang mendengar itu langsung mengerem mobil karena terkejut dan untung saja mereka memakai sabuk pengaman kalau enggak pasti dahi mereka sudah sakit.

Dia menoleh kearah Atlas sekilas dan mengalihkan pandangannya.

"Lo mulai ngelantur, mungkin efek dari Lo minum terlalu banyak tadi deh."

Ia menggeleng seraya terkekeh, setelah itu ia menjalankan mobil kembali.

Atlas tertawa tak jelas. "Apa? Nelayan!! Gue bukan nelayan kok, gue itu cintaaaaa bangett sama Lo."

Jesika mengerutkan keningnya tanda ia bingung sekarang, apa maksud dari kalimat Atlas tadi.

"Nelayan? Maksutnya?? Ohh gue tau. Eh, tapi jauh banget melesetnya!! Ngelantur jadi nelayan." batin Jesika seraya menggeleng

"Hahaha gue terbang." kata Atlas tertawa dengan lengan disatukannya di depan dada dan di ayunkan keatas bawah berulang kali

"Astgaaa Atlas!! Kok Lo jadi stres gini sih." kata Jesika dengan mengusap kasar wajahnya dengan tangan kiri

quadruplets (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang